ABC

19 negara pelajari sistem pemilu Australia

Sebanyak 19 negara, kebanyakan dari Asia, berada di Australia untuk mengamati dan belajar sistem pemilu di benua kanguru.

Selama pemilu Australia yang dilaksanakan 7 September lalu, para komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari 19 negara itu mengamati seluruh proses pemilu federal, termasuk meninjau TPS-TPS.

Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah ketentuan bahwa memilih itu wajib di Australia. Namun, menurut catatan KPU Australia, sekitar 20 persen pemilih tidak datang memberikan suara dalam pemilu lalu. Pihak KPU melakukan berbagai program untuk mendorong kaum muda memberikan suara.

Salah satu negara yang datang belajar ke Australia adalah India. Dalam pemilu mendatang, terdapat 800 juta pemilih di negara itu, banyak di antaranya kaum muda.

Negara lainnya adalah Bhutan, salah-satu negara demokrasi terbaru di dunia. Bhutan, yang menyelenggarakan pemilu pertamanya di tahun 2008, beralih dari mornarki absolut ke monarki konstitusional.

Komisioner KPU Bhutan, Kunzang Wangdi, mengatakan, menarik sekali mengamati bagaimana sistem preferensi dijalankan di Australia.

Tidak semua unsur dari sistem pemungutan suara Australia dapat diterapkan di negara-negara lain. Namun bagi para peninjau internasional, analisis tentang sistem Australia tetap berguna.