ABC

12 Pencari Suaka yang Kabur di Adelaide Terus Dicari

Sudah hampir dua minggu pencarian terhadap 12 pencari suaka yang kabur dari tempat tahanan masyarakat di Adelaide, namun petugas Imigrasi Australia belum dapat menemukan mereka. 

Para aktivis mengatakan bahwa kelompok tersebut melarikan diri setelah ijin tinggal dua teman mereka dicabut oleh pemerintah lokal dan dikembalikan ke kompleks tahanan. 

Kelompok pendukung pengungsi juga menuduh pihak berwajib berusaha menutup-nutupi kasus tersebut.

Seorang psikolog anak dari Adelaide University, Jon Jureidini, memberikan kritik terhadap perlakuan pemerintah kepada para pencari suaka. 

"Pesannya jelas sekali. Jika ada kesempatan untuk memperlakukan anak secara kejam, maka pemerintah akan melakukannya karena mereka percaya bahwa tindakan pencegahan lebih penting dibanding masalah kesejahteraan pengungsi anak," ujarnya.

Pemerintah Australia telah mengatakan bahwa kelompok yang melarikan diri adalah kelompok remaja yang berusia antara 14 dan 18 tahun. 

Mereka telah tinggal di tahanan masyarakat tapi kabur setelah dua teman mereka, dua pencari suaka dari Vietnam dibawa oleh petugas Imigrasi untuk ditaruh di tempat tahanan masyarakat antar negara bagian. 

Jureidini mengatakan bahwa tak heran jika kelompok tersebut melarikan diri. 

"Ini adalah bentuk serangan terhadap hak otonomi anak. Kalian telah menempatkan mereka di sebuah tahanan komunitas tapi kalian menempatkan mereka ke dalam situasi yang membuat mereka takut, jika mereka melakukan kesalahan mereka akan dikurung lagi," ujarnya.

Hamid, bukan nama sebenarnya, mengakui dirinya takut jika harus kembali ke tahanan lagi. Saat ini, dia memiliki visa sementara dan berada di Pulau Christmas setelah meninggalkan Pakistan.

"Tahanan adalah sesuatu yang ditakuti. Tahanan bukan tempat untuk manusia, bukan tempat untuk binatang," ujarnya.

"Tentu saja, saya akan ketakutan. Adalah hal yang mengerikan jika harus berada di tahanan," tambahnya.

David Winderlich dari badan sosial Uniting Communities mengatakan ini saatnya Pemerintah Australia Selatan untuk turut campur mengatasi masalah ini.

"Situasi hukum yang ada cukup kompleks, di satu sisi ada masalah perpindahan penduduk, yang merupakan wewenang pemerintahan pusat, tapi disisi lain ini merupakan masalah perlindungan anak, yang merupakan wewenang negara bagian," ujarnya. 

Baik kepolisian lokal maupun Menteri Imigrasi Scott Morrisan tidak bisa dihubungi untuk memberikan tanggapan atas kasus ini. Dalam sebuah pernyataan tertulis, pihak kepolisian Australia Selatan mengatakan bahwa kasus tersebut tetap di bawah tanggung jawab Departemen Imigrasi.