ABC

1000 Orang Kenang Kakek Nick dan 3 Cucunya Korban MH17

Acara kebaktian untuk mengenang 3 bocah asal Perth dan kakek mereka, Nick Norris, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 menarik perhatian 1000 pengunjung.

Masa-masa hidup Mo (12 tahun), Otis (8 tahun), Evie (10 tahun) dan kakek mereka, Nick Norris, dikenang dalam sebuah acara kebaktian di Perth.
Mo, Evie, dan Otis Maslin masing-masing berusia 12, 10, dan 8 tahun serta kakek mereka, Nick Norris, berada di dalam pesawat nahas MH17 ketika akhirnya ditembak Jatuh di Ukraina, Juli lalu.

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, terbang dari Ukraina ke Perth untuk menghadiri kebaktian hari minggu yang digelar di ‘Scotch College’, tempat di mana Mo terdaftar sebagai siswa sekolah dasar dan kakeknya juga mantan siswa di situ.

Ibu dari 3 anak tersebut, yakni Rin Norris, mengungkapkan testimoni mengenai betapa beruntung dan terkesannya ia dikarunia ketiga anak itu dan pelajaran apa yang ia dapat dari ketiganya.

“Saya bisa bayangkan memori tubuh mereka berada di dekat saya dan cinta dalam hati saya akan selalu terbuka untuk mereka. Lengan saya akan terus meraih mereka,” kenang Rin.

Sementara ayah ketiga anak itu, Anthony Maslin, mengatakan, anak-anaknya telah berkelana ke beberapa negara di dunia, belajar lebih banyak semasa hidup mereka yang singkat dibanding kebanyakan orang di 3 masa hidup.

“Seseorang mengatakan mereka berempat sangat dekat, mereka ditakdirkan bersama. Dan memiliki Nick, orang terbijak yang pernah saya kenal, sebagai pemandu abadi mereka, memberi kami rasa nyaman pula,” ujar Anthony.

Mereka yang menghadiri kebaktian tampak tersenyum dan menyunggingkan tawa saat cerita dan anekdot mengenai tiap-tiap dari 3 bocah itu dibacakan.

Anthony menggambarkan sosok Evie sebagai ‘ibu kedua’ dan merupakan jantung keluarga.

“Kami tahu Evie mengupayakan segalanya bagi Mo, Otis dan Nick. Kami berharap ia dapat membuat kami tenang juga,” ratapnya.

‘Tak berdosa, lugu, memiliki jiwa yang sempurna’
.
Anthony menggambarkan ketiga anaknya sebagai sosok yang ‘tak berdosa, lugu, dan memiliki jiwa yang sempurna’.

"Ini mungkin memberikan anda semua beberapa perspektif untuk mengingat bahwa satu-satunya hal yang lebih buruk bagi kita daripada neraka di luar neraka, yang kita alami sekarang, adalah pikiran mengerikan bahwa keluarga kami tidak pernah ada," katanya.

Brack Norris, putra dari Nick, membacakan penghormatan untuk ayahnya atas nama keluarga.

“Ia mengajarkan kami tentang kehidupan dengan menjadi guru, panutan, sahabat yang bisa dipercaya dan tempat curahan hati,” urai Brack.

Ia mengatakan, sebagai seorang kepala sekolah dan pekerja yang berada dalam lingkungan komunitas suku asli ia telah mengalami kesuksesan besar, namun “Pada dasarnya Nic adalah orang yang sayang keluarga.”

“Ayah saya adalah laki-laki yang hebat,” pujinya bangga.

Menlu Bishop berada di Ukraina sebagai bagian dari upaya negosiasi untuk memastikan akses ke lokasi kejadian bagi para anggota tim pencarian dan pemulihan asal Australia, dan juga tim investigator internasional.

Sekitar 70 ahli telah bekerja di lokasi kejadian menyusul adanya perjanjian gencatan senjata lokal antara tentara Ukraina dan para pemberontak pro-Rusia.

Media diijinkan untuk menghadiri kebaktian di Perth ini namun ruang peliputannya benar-benar diawasi ketat.