ABC

100 Calon Mahasiswa Asing Jadi Korban Penipuan Agen Pendidikan di Brisbane

ekitar 100 orang remaja asing diduga telah kehilangan uang hingga total $1 juta atau Rp10 miliar yang sudah mereka setorkan ke sebuah agen pendidikan intenasional berbasis di Brisbane.

Para calon mahasiswa itu membayar melalui agen pendidikan ‘Tu Futuro en Australia Pty Ltd’ untuk mengatur biaya kuliah dan akomodasi, tapi tampaknya baik uang dan agen itu telah menghilang.

Berbicara dari Brasil, Gabrielle Pinha, seorang guru Bahasa Inggris di Brazil berusia 23 tahun, mengatakan dia telah membayar $4.000 kepada ‘Tu Futuro’ tahun lalu untuk biaya akomodasi dan kuliah di Shafston International College.

Tapi Pinha mengatakan pihak Shafston Internasional College mengaku tidak pernah menerima uang pembayaran tersebut, dana agen yang mengoperasikan ‘Tu Futuro’ telah menghilang bersama dengan seluruh uangnya.

“Saya tinggal bersama dengan orang tua saya, karena saya menabung untuk perjalanan ini tapi saya bisa saja menyimpang uang tersebut sebagai simpanan untuk membeli apartemen agar saya bisa tinggal sendiri.”

Sumber di bidang agen pendidikan internasional mengatakan kepada ABC sekitar 100 orang siswa Amerika Selatan yang berurusan dengan agen ‘Tu Futuro’ telah kehilangan uang antara $500.000 hingga $1 juta.
TapI mereka tidak mau berbicara ke publik karena takut merusak reputasi.

Thiago Deoti
Mantan karyawan agen pendidikan internasional 'Tu Futuro', Thiago Deoti, mengatakan pemilik agen mengatakan kepadanya kalau mereka sudah tidak punya uang lagi.

ABC News: Katherine Gregory

Seorang mantan karyawan Tu Futuro, Thiago Deoti, mengatakan dirinya memutuskan mengundurkan diri pada Desember lalu karena khawatir mengenai pelayanan yang dilakukan agen tersebut dan sekarang terlibat dengan agen pendidikan internasional lainnya.

Namun demikian, dia mengaku telah menghubungi Tu Futuro atas nama rekan satu negaranya yang kecewa.

“Jadi kabari para siswa itu kalau kami meminta maaf dan itu saja, jangan menghubungi saya dan menanyakan uang mereka, saya tidak punya uang, jadi berhenti menghubungi saya.”

Savita Azevedo, 31, baru-baru ini tiba di Australia dari Brazil dan mengatakan dirinya sudah membayar ke Tu Futuro hampir $8.000 untuk mengikuti Kursus Bahasa Inggris, akomodasi dan asuransi kesehatan.
Tapi dia mengatakan dia segera mengetahui kalau tidak ada satu pun penyedia jasa tersebut yang menerima pembayaran dari agensi Tu Futuro.

“Saya merasa malu dan sedih karena saya sudah tiba disini dan saya tinggal selama dua pekan dan membayar untuk 5 pekan dan sekarang orang-orang penyewa akomodasi mengatakan kepada saya kalau agen Tu Futuro tidak membayarkan uang sewa … ‘anda harus meninggalkan rumah ini’,” katanya.

Azevedo mengaku dirinya tidak tahu dimana dia akan tinggal dan sudah tidak bisa menghubungi agen Tu Futuro.

“Saya mengirimkan email tapi saya tidak mendapat jawaban, saya juga sudah menelepon, tapi tidak dijawab,” katanya.

“Kami berusaha untuk datang ke Australia dan belajar disini agar hidup kami lebih baik…tapi kami malah dikecewakan.”

“Harus ada regulasi’

Lembaga Ombudsman Mahasiswa Luar Negeri Australia mengatakan lembaganya menerima lebih dari 40 keluhan yang melibatkan agen pendidikan internasional Tu Futuro dan saat ini lembaganya tengah bekerjasama dengan pemerintah untuk memastikan para siswa dibantu sebisa mungkin.
Valmor Morais, Konsul Kehormatan Brazil di Brisbane, mendesak dilakukannya investigasi dan kompensasi bagi para korban.

“Siswa-siswa ini tidak tahu bagaimana berbicara Bahasa Inggris dan mereka tidak tahu mana sekolah terbaik di Australia,” katanya.

Phil Honeywood, Direktur Eksekutif Asosiasi Pendidikan Internasional Australia (IEAA) mengatakan pendidikan tinggi berkontribusi pada skema asuransi, tapi tidak meliputi korban dari luar negeri.

“Jika mereka berbasis di luar negeri maka mereka harus benar-benar membawa masalah ini ke otoritas setempat karena Australia tidak memiliki kewenangan hukum atau yurisdiksi di negara lain,” katanya.

“Namun demikian, kedutaan besar kami telah bertindak sebagaimana mestinya untuk memperingatkan para pelajar mengenai agen pendidikan yang satu ini dan tidak berhubungan dengan mereka,”

“Jika mereka benar-benar sudah berada di daratan Australia, maka mereka dilindungi oleh skema perlindungan resmi kami.”

Provider akan diwajibkan teken kode etik

Honeywood mengatakan industri pendidikan internasional Australia senilai $20 miliar, setiap tahun menerima setengah juta pendaftaran dari siswa di luar negeri, dan setiap tahun terdapat 2 atau 3 masalah berkaitan dengan agen.

“Industri ini telah sangat terlibat dalam kerangka jaminan kualitas, yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Simon Birmingham akhir tahun lalu.”

“Dan kami pada tahun ini menerbitkan [kebijakan] setiap penyedia jasa pendidikan yang mengambil uang dan mengajarkan murid internasional akan diharuskan dan diharapkan mau menandatangani kode etik kelas dunia Australia.

Senator Birmingham menolak permohonan wawancara, tapi kementeriannya mengatakan pemerintah sudah berkerja untuk menyediakan dukungan bagi mereka yang terdampak dari apa yang disebutkan contoh kasus dugaan penipuan yang jarang terjadi.

ABC berhasil mendapatkan surat dari Kementerian Pendidikan kepada sekolah Bahasa yang terlibat dalam masalah ini dan mendorong mereka membantu siswa-siswa [korban agen ‘Tu Futuro] berkaitan dengan aturan atau sebatas kemampuan terbaik yang dapat mereka upayakan, untuk menghindari rusaknya reputasi internasional Australia.

Perusahaan ini telah menerbitkan pemberitahuan di situs mereka yang mengatakan kalau lembaganya sedang dalam masa libur hingga 16 Januari 2017, tapi sejak tanggal itu agen ini tidak dapat dihubungi.

ABC juga telah menghubungi Tu Futuro untuk mendapatkan komentar mereka tapi perusahaan ini menolak telepon dari ABC dan kantor mereka di Brisbane juga sudah ditutup.

Kepolisian Queensland menolak diwawancarai tapi mengatakan pihaknya tengah mempelajari masalah ini bersama dengan lembaga pemerintah lainnya.

Diterjemahkan pukul 20:00 WIB, 19/1/2017 oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.