ABC

Banyak Warga Australia Tertipu Jual Beli Lewat Iklan Baris

Penipuan dalam bisnis jual beli merugikan konsumen Australia hingga 90 juta dolar (sekitar Rp 900 milyar) tahun lalu. Modus penipuan umumnya dilakukan melalui iklan baris di media cetak.

Salah seorang korbannya adalah pria asal Tasmania mengalami kerugian sebesar 5000 dolar (sekitar Rp 51 juta) setelah menjadi korban penipuan jual beli traktor bekas.

Pria yang tak disebutkan namanya ini adalah ahli teknologi informasi berpengalaman dan seorang petani paruh-waktu. Menurut pengakuannya,ia sudah waspada dengan resiko transaksi online, tapi ia tetap saja melakukannya.

Setelah tertipu, korban mengatakan orang lain mungkin saja tertipu oleh iklan baris palsu yang ada di koran setempat, Harian Mercury.

"Semua terlihat baik-baik saja," ucapnya. "Saya menelpon nomor kontak yang merupakan nomor Tasmania. Ia mengirimkan beberapa informasi melalui email."

"Traktornya terlihat sangat bagus dan harganya cocok. Saya kontak beberapa kali melalui telepon dan email untuk menegoisasikan harga," jelasnya.

Ia juga mengaku sudah memverifikasi alamat di Negara Bagian Queensland yang tercantum dalam iklan itu. "Saya juga sudah mengecek nama perusahaan," katanya.

"Kemudian, ketika kami merundingkan harga, saya mendapat tagihan penjualan dengan nama perusahaan yang tepat di atasnya dan alamat yang benar untuk traktor ini, dan faktur, yang dalam hal ini adalah sebesar $ 20.000 dengan deposit sebesar $ 5.000," kata pria itu lagi.

Dia menceritakan, "Itu tampak seperti semuanya sudah diperiksa, dan kemudian saya mendapat email yang mengatakan saya harus mengirimkan deposit ke Inggris."
 

"Saya memverifikasi alamat di Inggris melalui web, dan karena mudah untuk menggunakan Western Union [pengiriman uang] online, maka semua dilakukan dalam waktu 10 menit," katanya.

Pemeriksaan lebih lanjut secara online mengungkapkan tempat di Inggris itu  tidak ada, dan surat kabar mengkonfirmasi orang yang seharusnya menjual traktor, ternyata bukan orang yang memasang iklan.

Korban mengatakan ia kemudian menemukan bisnis yang sah di Queensland yang nama dan alamat yang digunakan pernah dipakai untuk melakukan penipuan.

"Mereka katanya sudah mengira-ngira identitas orang ini. Seharusnya saya lebih berhati-hati dengan menghabiskan waktu lebih lama untuk memeriksanya. Akan sangat sulit bagi petani tua pada khususnya yang tidak mengikuti perkembangan teknologi untuk memahami mengapa ini terjadi dan betapa liciknya orang-orang ini."

Komisi Pengawas Kompetisi dan Konsumen, ACCC, mengatakan korban penipuan dilaporkan mengalami kerugian hingga 90 juta dolar tahun lalu, dengan modus utama melalui iklan baris.