ABC

Jadi Lollypop Lady Populer Bagi Pemegang Visa Working Holiday Perempuan di Darwin

Dulu bekerja di perkebunan sebagai pemetik buah merupakan pilihan bagi pemegang working holiday visa (WHV) perempuan yang ingin berada dua tahun di Australia.

Sekarang bekerja di bidang pembangunan jalan sebagai lollypop lady semakin populer dan banyak dilakukan di Darwin, Northern Territory, dan bayaran untuk pekerjaan tersebut pun tinggi.

Lollypop lady adalah istilah yang digunakan untuk mereka yang bekerja mengatur lalu lintas yang mengenakan tongkat untuk membiarkan mobil berhenti atau berjalan.

Pengatur lalu lintas ini diperlukan di berbagai proyek perbaikan jalan yang ada di seluruh Australia dan kebanyakan yang bekerja adalah perempuan.

Mereka bukan polisi namun bekerja khusus sebagai bagian dari proyek untuk memastikan keselamatan pekerja maupun pengguna jalan umum lainnya.

Mereka yan datang ke Australia menggunakan WHV (Visa 417) diwajibkan bekerja selama 88 hari di kawasan regional sebagai syarat untuk visa tahun kedua.

Darwin dan negara bagian Northern Territory dianggap sebagai kawasan regional secara keseluruhan di Australia.

Chris Boyer, pemilik perusahaan bernama Trafficwerx NT, mengatakan 18 dari 25 karyawannya adalah perempuan yang sebagian besar adalah pemegang visa WHV.

“Kami masuk dalam kategori industri konstruksi modern, dan itu artinya staf perempuan dibayar $28 per jam (sekitar Rp 280 ribu), dan di akhir pekan, mereka bisa berpenghasilan $50 (sekitar Rp 500 ribu) per jam.” katanya.
“Kadang memang yang datang, hanya untuk menjadi syarat agar visanya bisa diperpanjang, namun beberapa lainnya ada yang bekerja sampai enam bulan.” kata Boyer lagi.

Woman in high vis gear playing with dogs surrounded by yellow road signs.
Louise Crothers asal Irlandia mengatakan industri konstruksi dan pengatur jalan membuka kesempatan pekerjaan di seluruh Australia.

ABC News: Gabrielle Lyons

Mengapa begitu banyak perempuan bekerja sebagai lollypop lady?

Boyer mengatakan bahwa perempuan bisa membuat banyak pengendara jadi kalem, ketika pengendara marah karena begitu banyaknya perbaikan jalan di Darwin di musim kering.

“Saya kira para pengendara lebih hormat terhadap perempuan di jalan.” katanya.

“Peremmpuan cenderung lebih berkepala dingin menghadapi masalah, pengendara kadang marah harus antri, dan perempuan bisa bereaksi kalem.”

“Juga, saya kira pengendara yang frustrasi akan kecil kemungkinan marah melihat pekerja perempuan yang mengatur lalu lintas.”

Two young women with stop and slow traffic signs smiling at camera.
Meski banyak WHV bekerja untuk memenuhi persyaratan 88 hari dan kemudian pindah, banyak juga yang kemudian bertahan di Darwin.

ABC News: Gabrielle Lyons

Rebecca, 26 tahun dari Skotlandia mengatakan pekerjaan sebagai lollypop lady lebih enak dibandingkan bekerja sebagai pemetik buah di perkebunan.

“Saya belum melihat banyak Australia sejak saya tiba di sini, namun saya suka pekerjaan ini, dan saya lebih tertarik untuk mengetahui NT lebih jauh lagi.”

Manajer operasi Louise Crothers, yang berasal dari Irlandia mengatakan pada awalnya bekerja sebagai pengatur lalu lintas itu adalah untuk memperpanjang visanya namun sekarang karena suka dengan pekerjaan itu, dia sudah menjadi warga negara Australia.

“Semakin banyak backpacker yang menyebarkan informasi bahwa pemetik buah bukan satu-satunya opsi untuk bisa mendapat visa untuk tahun kedua. Bidang konstruksi juga terbuka dan banyak lowongan untuk itu.”

Tiff 33 tahun asal Prancis mengatakan pengatur lalu lintas perempuan ini menunjukkan adanya kesetaraan di industri konstruksi.

“Saya melihat memang lebih banyak perempuan yang bekerja di bidang ini dibandingkan laki-laki. Ini kerjaan berat sehingga menarik untuk dilihat.”

“Namun melihat banyaknya pekerja yang melakukan kerja membangun dan memperbaiki jalan adalah pria, saya kira mereka bereaksi positif terhadap pengatur lalu lintas perempuan. Jadi ada keseimbangan.” kata Tiff.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini