ABC

Prajurit Australia Miliki Pusat Layanan Pasca Bertugas di Daerah Konflik

Prajurit Australia yang terluka dalam bertugas di medan perang atau daerah konflik sekarang memiliki lembaga khusus yang bisa membantu mereka untuk menyesuaikan diri dan berbaur kembali dengan masyarakat. Pusat layanan yang berlokasi di Canberra Australia ini merupakan yang pertama tersedia di negara tersebut.

Pusat layanan yang didirikan oleh organisasi nirlaba Soldier On itu diberi nama Robert Poate Center.  Nama itu diambil dari nama Robert Poate, prajurit Australia berusia 23 tahun asal Canberra yang tewas ketika bertugas di Afghanistan pada tahun 2012.

Pusat layanan yang sepenuhnya didanai dari hasil donasi itu bertujuan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi prajurit Australia yang terluka di masa transisi antara dari bertugas di medan perang dengan kehidupan sebagai warga sipil.

Orang tua prajurit, Robert Poate, Janny dan Hugh Poate mengaku sangat terharu dan bangga pusat itu didirikan sebagai penghormatan untuk jasa anaknya.

"Itu sangat berarti buat kami, “ kata Poate.

Dia mengatakan jika saja anaknya berhasil kembali dari bertugas dengan selamat, anaknya pasti akan senang terlibat dalam projek menjalankan pusat tersebut.  Poate juga mengapresiasi inisiatif untuk mengadakan program reintegrasi dan pemulihan bagi para prajurit yang terluka.

"Setelah sering bertemu dengan prajurit yang baik fisik maupun mental terluka akibat tugas berperang, saya pikir organisasi seperti ini akan sangat membantu mereka,” kata Poate.

"Kita perlu memahami kesedihan dan penderitaan yang mereka alami juga kesakitannya,  dengan dibantu oleh sesama prajurit lain, orang yang pernah juga bertugas ke medan perang/konflik, itu sangat tepat,” tuturnya.

Sementara itu Direktur lembaga Soldier On yang juga mantan Panglima AD Australia,  Peter Leahy mengatakan pusat layanan itu didesain sebagai tempat yang hening bagi prajurit Australia yang baru kembali dari bertugas agar bisa menenangkan diri.

"Mereka telah berjasa melayani negara, dan sekarang waktunya kita mendukung dan membantu mereka melalui program dan kegiatan yang dapat membantu mereka berintergasi kembali dengan masyarakat,” katanya.

"Kami menyadari kalau ini merupakan masalah keluarga. Kadang para prajurit yang kembali dari bertugas tidak bisa menjelaskan sepenuhnya perasaan mereka dan itu berdampak pada pasangannya, dan kemudian berdampak pada anak-anaknya juga dan ujungnya ikut berdampak pada masyarakat,”  papar Leahy.

Ini merupakan pusat layanan pertama di ACT dan Soldier On berharap pusat layanan sejenis bisa juga didirikan di kota-kota lain di Australia.

“Kami ingin menjadi lembaga yang bisa memberikan pelayanan penuh tidak hanya bagi prajurit, tapi juga bagi keluarga mereka. dan kami akan bekerjasama dengan organisasi lain untuk memastikan para prajurit dan keluarganya mendapatkan perawatan dan pelayanan yang terbaik yang bisa kami sediakan,” kata Direktur Soldier On, John Bale

Bale mengatakan dengan meningkatnya permintaan dan pendanaan,  pusat juga berencana menawarkan konseling karir, lokakarya pelatihan dan program lain untuk mendorong masa depan yang positif dan sukses bagi tentara yang kembali dari tugas.