ABC

Jaksa Agung Federal akan Revisi Komisi HAM Australia

Jaksa Agung Federal, George Brandis berencana mereformasi undang-undang yang mengatur Komisi HAM Australia lantaran lembaga itu dianggap terlalu fokus pada isu-isu anti diskriminasi.

Senator Brandis sebelumnya memang banyak mengkritik komisi HAM yang dianggap pandangannya mengenai HAM terlalu fokus dan selektif.

Brandis juga mengatakan Kejaksaan Agung hendak  memperkenalkan revisi undang-undang Komisi HAM itu ke parlemen tahun ini untuk memastikan lembaga itu bisa menjalankan perannya sesuai dengan yang diamanatkan.

"Pertama-tama, Komisi HAM harus bisa memastikan para komisioner dalam menjalankan tugasnya harus melayani berbagai macam  isu HAM, tidak cuma fokus pada isu anti diskriminasi saja,” tegas Brandis.

"Revisi UU ini juga akan memberlakukan perubahan struktural seperti yang pernah diusulkan oleh Presiden Komisi HAM Australia sendiri yaitu Profesor Gillian Triggs.

Tahun lalu, mantan Direktur Institut Urusan Kebijakan Publik sekaligus anggota Partai Liberal, Tim Wilson diangkat sebagai komisaris hak asasi manusia.
 
Setelah pengangkatannya, Wilson terus mendorong perubahan Pasal 18C dalam UU Federal yang  mengatur soal Diskriminasi Rasial.

Bagian ini mengatur kalau semua tindakan yang "cukup mungkin, dalam segala situasi, menyinggung, menghina, mempermalukan atau mengintimidasi orang lain atau sekelompok orang" atas dasar ras atau etnis termasuk sebagai perbuatan melanggar hukum.

Pasal inilah yang digunakan untuk menuntut Kolumnis News Corp Australia, Andrew Bolt ketika menerbitkan materi yang menipu dan menyinggung orang-orang Pribumi.
 
Pada bulan Desember, Senator Brandis mengatakan pemerintah belum satu suara mengenai pasal  18C dan tidak selalu mendukung pandangan koleganya Tim Wilson.

Wilson sendiri mengklaim kalau isu perubahan pasal diskriminasi sosial lebih besar daripada kasus Andrew Bolt.

"Saya tegaskan kalau isu ini bukan Cuma soal Andrew Bolt, tapi ini menyangkut prinsip yang kita yakini secara universal,” katanya.

"Kita perlu perlu sebuah kontes ide yang terbuka, kita butuh kebebasan berbicara!” tambahnya.

"Satu-satunya cara untuk menantang dan menangani pernyataan yang bersifat menyerang itu adalah dengan lebih membebaskan orang berbicara dan memberikan ruang bagi orang untuk secara terbuka mengejek dan memperolok hal-hal yang dianggap ofensif oleh sebagian orang,”  kata Wilson.