ABC

Univeristas ANU Diingatkan Soal Donasi Terkait Partai Komunis China

Australian National University atau ANU di Canberra menolak donasi jutaan dolar dari seorang milyuner pengembang properti tahun lalu. Pasalnya, Rektor ANU mendapat peringatan dari badan intelijen ASIO bahwa donator tersebut memiliki hubungan dengan Partai Komunis China (PKC).

Berita ini terungkap saat partai oposisi mendesak adanya penyelidikan terhadap campur tangan asing di Australia, yang dilakukan oleh komite bersama intelijen dan keamanan parlemen.

Wakil ketua komite tersebut, Anthony Byrne dari Partai Buruh, mengatakan sangat mendesak untuk dilakukan penyelidikan.

Komite intelijen memiliki wewenang memanggil semua lembaga untuk memberikan bukti secara pribadi. Dia bersedia menginterogasi politisi dari semua partai secara terbuka.

“Seberapa buruk?” tanya Byrne.

"Seberapa buruk ketika badan intelijen mulai bicara mengenai ancaman para donor dan apa yang bisa mereka lakukan untuk merusak sistem politik? Ini kritikal dalam periode sekarang."

Investigasi Program Four Corners ABC bersama kelompok media Fairfax menyebutkan dua milyuner yang diidentifikasi ASIO memiliki kaitan dengan PKC. Mereka adalah Chau Chak Wing dan Huang Xiangmo.

Keduanya diketahui telah menyumbang donasi senilai $ 6,7 juta kepada partai politik utama di Australia.

Satu juta dolar di antara donasi itu diterima setelah Dirjen ASIO Duncan Lewis memperingatkan Partai Buruh, Partai Liberal dan Partai Nasional bahwa uang itu diberikan bukan tanpa embel-embel.

Kedua pria tersebut juga merupakan pendonor besar untuk institusi akademis, khususnya University of Technology di Sydney (UTS).

Dr Chau menyumbangkan $ 20 juta untuk membangun Sekolah Bisnis yang dirancang Frank Gehry di UTS sementara Huang memberikan hadiah $ 1,8 juta untuk membantu mendirikan Australia-China Relations Institute. Dia juga mengklaim telah memilih sendiri direktur lembaga ini, yaitu mantan Menteri Luar Negeri Bob Carr.

ASIO jelas memiliki kekhawatiran juga mengenai pengaruh kedua pria ini di dunia akademis Australia.

ABC telah mengkonfirmasi bahwa salah satu dari dua milyuner tersebut menawarkan sumbangan jutaan dolar buat ANU.

Namun tawaran itu ditolak tahun lalu setelah Rektornya, Brian Schmidt, diperingatkan oleh badan intelijen ASIO.

Dalam sebuah pernyataan ANU mengatakan bahwa pihaknya “tidak mengomentari briefing pribadi apapun kepada rektor”.

Desakan Partai Buruh

Byrne mengatakan bahwa undang-undang di Australia mengenai negara asing dan aktor negara asing tidak memadai dan proses politik dirusak.

“Ini sudah berlangsung terlalu lama. Sudah cukup saling menyalahkan,” kata Byrne.

“Rakyat Australia memerlukan UU yang kuat yang melindungi kepentingan nasional. Rakyat tidak memiliki UU seperti itu di bidang donasi asing saat ini. Rakyat membutuhkannya dan saya akan berupaya keras memastikan agar rakyat mendapatkannya,” ujarnya.

Sejauh ini, pemerintah menolak mendukung permintaan Pemimpin Oposisi Bill Shorten mengenai penyelidikan parlemen terkait intelijen.

Sebagai gantinya, Perdana Menteri Malcolm Turnbull telah meminta Jaksa Agung George Brandis untuk mereview UU spionase dan campur-tangan asing.

Setelah itu komite ini akan bertugas meninjau hasil temuan dan bisa mengadakan dengar pendapat publik.

Kedua partai politik utama sekarang juga mendukung larangan donasi dari luar negeri dan tanggapan Pemerintah akan disampaikan pada paruh kedua tahun ini.

Bill Shorten melangkah lebih jauh, menjanjikan bahwa Partai Buruh tidak akan lagi menerima sumbangan dari salah satu dari dua orang yang disebutkan dalam investigasi Four Corners-Fairfax.

Diterbitkan Rabu 14 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita ABC News.