ABC

Donasi Mantel untuk Tunawisma di Musim Dingin

Ratusan orang yang tidur di luar ruangan di Canberra akan menjadi lebih hangat di musim dingin ini berkat aksi sepasang mahasiswa yang menggunakan media sosial untuk mengumpulkan mantel bagi tunawisma.

ACT memiliki tingkat tunawisma tertinggi kedua di Australia dan juga suhu terdingin selama musim dingin bisa mencapai -4 derajat Celsius selama akhir pekan.

Berharap dapat memperbaiki kehidupan warga yang kekurangan selama musim dingin, mahasiswa Universitas Nasional Australia (ANU) Lauren Dreyar dan Jenna Allen telah memulai sebuah inisiatif di Canberra yang disebut ‘Take One, Leave One: The Winter Coat Project.

Kegiatan ini melibatkan aksi meminta, menyortir, membersihkan dan mendistribusikan mantel ke komunitas tunawisma.

“Tunawisma sangat jelas terlihat. Berada di Canberra, terutama di sekitar Garema Place Anda melihat orang-orang sangat kedinginan dan Anda hanya ingin melakukan sesuatu,” kata Dreyer.

Para siswa telah menyiapkan keranjang donasi untuk menampung mantel-mantel, yang kemudian akan mereka sortir, bersihkan dan perbaiki.

Sebuah rak pakaian di Adelaide, di bagian depan Uniting Church di Kota Canberra, didirikan dimana orang-orang yang membutuhkan mantel dapat melihat-lihat.

Para siswa ini meminjam ide dari proyek serupa di Inggris.

“Saya mendapati gagasan ini saat secara acak berselancar di media sosial sebagaimana yang kita semua bisa lakukan, dan memutuskan proyek seperti itu tampaknya merupakan proyek yang benar-benar sesuai dengan masyarakat Canberra,” kata Allen.

Take One, Leave One
Lauren Dreyar mengatakan mereka sekarang membutuhkan sweaters, jumpers, kaus kaki, beanies dan sarung tangan.

ABC: Jake Evans

Sejak melakukan seruan di media sosial minggu lalu, mereka telah mendapat respon yang luar biasa, dimana ratusan orang menawarkan diri mendonasikan mantel mereka.

Para mahasiwa ini bahkan harus bergegas mengalihkan aliran donasi mantel yang masuk ke Gereja Uniting di Canberra City, yang tidak dapat lagi menampung sumbangan.

Mereka bahkan terpaksa pergi ke rumah sejumlah pedonor yang bersemangan untuk menyumbangkan mantel.

Take One, Leave One
Perempuan menyortir, membersihkan dan memperbaiki barang-barang yang didonasikan kepada mereka.

ABC: Jake Evans

Namun Nicole Wiggins, Direktur Pusat Pelayanan Pagi Hari di Gereja Uniting, mengatakan bahwa usaha mereka patut dilakukan.

“Orang-orang itu menjadi benar-benar terbungkus oleh mantel dan mengenakannya … memamerkan mantel-mantel itu seberapa bagus penampilan mereka dan betapa hangatnya mereka,” katanya.

Allen mengatakan dirinya berharap mantel-mantel itu akan memberi semangat kepada para pemiliknya yang baru.

“Saya berharap apa yang masyarakat dapatkan dari kegiatan ini bukan hanya perasaan bahwa mereka bisa memilih dan memiliki sesuatu yang bangga mereka kenakan, tapi mereka juga dapat merasa kalau mereka dirangkul,” katanya.

Sumbangan dapat dilakukan di beberapa lokasi di kampus ANU dan di Food Co-Op di Civic.

Orang-orang juga didorong untuk menyumbangkan sweater hangat, jumper, kaus kaki, beanies, kantung tidur, sarung tangan dan selimut.

Diterjemahkan pada pukul 10:00 WIb, 6/6/2017 oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.