Iwan Sunito Pengusaha Yang Mau Berbagi Kisah Keberhasilannya
Di Australia, Iwan Sunito sekarang dikenal lewat perusahaan properti Crown, sebagai pengembang terbesar. Namun di tengah kesibukannya untuk ekspansi ke kota dan negara lain, Iwan Sunito juga terlibat dalam kegiatan sosial berbagi cerita mengenai kisah hidupnya untuk memberikan insiprasi kepada orang lain lewat salah satu program bernama Supermentor.
Program Supermentor adalah gagasan mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal. Program yang menampilkan para pembicara yang telah berhasil dalam hidup mereka untuk menyampaikan cerita yang diharapkan memberikan insiprasi kepada mereka yang datang untuk mendengarkan.
Sejauh ini acara Supermentor sudah diselenggarakan 17 kali di berbagai kota di Indonesia dan Australia, dan hari Minggu (9/4/2017), di acara Supermentor 18, Iwan Sunito menjadi salah seorang pembicara bersama dengan Dino Patti Djalal, dan CEO Telkom Teslta Erik Meijer asal Belanda yang sudah lama tingga di Indonesia.
Lahir di Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah), menghabiskan remaja di Surabaya, dan melanjutkan pendidikan universitas di bidang arsitektur di University of New South Wales (UNSW), Iwan Sunito sekarang lebih dikenal sebagai CEO Crown Property Group yang berbasis di Sydney.
Memulai perusahaannya di tahun 1994, dan sempat tersendat=sendat selama beberapa tahun, perusahaannya sekarang menjadi salah satu perusahaan property terbesar di Australia, dengan proyek bernilai miliaran dollar.
Namun di sela-sela kesibukan bisnis, dalam beberapa tahun terakhir Iwan Sunito juga aktif menjadi pembicara publik seperti yang dilakukannya di depan sekitar 250 mahasiswa dan warga Indonesia lain di RMIT University di Melbourne.
Selama satu jam, Iwan Sunito tidak saja membeberkan bagaimana keberhasilannya dalam bisnis selama ini, namun juga menghibur peserta yang hadir dengan gaya bicaranya yang penuh humor.
Berikut pembicaraan Iwan Sunito dengan wartawan ABC Australia Plus Indonesia, Sastra Wijaya setelah acara Supermentor selesai.
Apakah ketika mulai membangun perusahaan anda di tahun 1994, anda membayangkan akan sebesar sekarang ini?
Iwan Sunito: Tidak sama sekali. Saya memang pernah membayangkan akan menjadi arsitek , yang akan dikenal dunia dan mendesain gedung-gedung besar. Namun tidak pernah membayangkan perusahaan akan berkembang seperti sekarang, dan terus berkembang.
Sebenarnya semuanya lewat perjalanan lambat, dan pernah di satu saat, perusahaan ini sulit untuk tumbuh, namun kami terus melakukan hal-hal yang kami anggap bagus dan benar, dan kemudian tumbuh menjadi besar. Saya tidak membayangkan akan sebesar sekarang.
Sekarang anda sudah menjadi perusahaan pengembang terbesar di Australia, apakah anda melihat masih akan lebih besar lagi?
IW: Kami baru saja mulai, perusahaan ini baru berjalan 20 tahunan. Kami sekarang menangani proyek besar bernilai $ 5 miliar. Setiap proyek baru adalah proyek besar bagi kami sekarang ini. Indonesia akan menjadi pasar besar bagii kami. Karena setiap proyek di sana nilainya paling kurang $ 500 juta.
Jadi membuat perusahaan ini lebih besar ada dalam jangkauan kami. Juga di kota seperti Melbourne, kami bisa memperbesar pasar, demikian juga dengan Brisbane. Kami juga membuka pasar di Amerika Serikat. Tidak saja kami ingin membuat perusahaan lebih besar dalam skalanya, namun juga lebih besar dalam wilayah dimana kami bisa membangun proyek.
Jadi apakah ini merupakan keputusan alami untuk keluar dari Sydney dimana anda memulai bisnis?
Tidak. Sydney masih menjadi ladang bisnis yang bagus bagi kami. Masih bamyak kesempatan bertumbuh di sana. Kami masih mempunyai banyak desain, banyak produk seperti apartemen, yang banyak dicari orang. Kami bahkan belum bisa membangun hal tersebut di Sydney. Dan kami melihat adanya kebutuhan di Melbourne, juga di Brisbane, di Indonesia. Kami melihat ini sebagai perkembangan alami dari perusahaan.
Banyak orang lain yang lulus dari Australia kembali ke Indonesia untuk memulai usaha mereka dan mungkin kemudian memperluas ke Australia, anda sebaliknya. Mengapa melakukan hal tersebut?
Saya tahu memang berbeda. Kebanyakan orang Indonesia akan memulai dari Indonesia, dan mereka tidak benar-benar bisa keluar karena mereka sudah nyaman di Indonesia. Indonesia adalah pasar yang besar. Bagi saya, saya ingin membawa ketrampilan saya ke Indonesia. Saya ingin membawa investasi. Saya ingin menciptakan lapangan kerja, menyumbangkan kembali ke negeri dimana saya sebelumnya dibesarkan.
Anda pengusaha, punya perusahaan besar, namun masih memiliki waktu untuk menjadi pembicara, tampil di acara seperti Supermentor di depan ratusan mahasiswa di Melbourne. Mengapa anda terlibat dalam kegiatan seperti ini?
Saya selalu senang berbicara dengan orang lain. Sejak kecil saya berjuang, dan akhirnya berhasil mencapai sesuai. Dan saya mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya kemudian ingin berbicara dengan generasi lebih muda, dengan mereka yang harus berjuang dalam hidup mereka. Sehingga saya kemudian terlibat dalam kegiatan gereja, dan juga di forum profesional. Saya belajar bagaimana berbicara di depan publik. Tetapi ini bukan sekedar karena saya suka berbicara tetapi saya punya hati untuk mengajar dan berbagi apa yang saya pelajari ke sebanyak mungkin orang.
Apa pesan anda kepada warga Indonesia sekarang berada di Australia, kepada anak-anak muda yang akan kembali ke Indonesia?
Saya rasa bagus bagi mereka untuk kembali ke Indonesia, namun mereka juga harus bersiap menjadi pemain global. Indonesia adalah pasar yang besar, kawasan yang besar. Namun sekarang di jaman internet, sekarang tidak ada batas-batas lagi. Sebuah perusahaan global dapat didirikan dengan mudah, dan jangan remehkan pasar lain di dunia ini yang jauh lebih besar dari Indonesia. Indonesia memiliki pasar sekitar 1 triliun dolar, Australia juga sama besarnya 1 triliun dolar. Namun pesan saya adalah bahwa kita harus melihat pertumbuhan di Asia, di sinilah sekarang pertumbuhan sedang terjadi.
Beberapa kalangan mengatakan bahwa orang Indonesia pada umumnya tidak memiliki kepercayaan diri, kurang PD? Bagaimana anda melihat hal ini?
Saya kira banyak orang Indonesia yang penuh percaya diri dimanapun di dunia in. Saya kira ini hal yang alami, ada yang memiliki percaya diri, dan ada juga yang tidak. Pada dasarnya orang Indonesia itu penuh sopan santun, tidak suka menonjolkan diri, itu adalah hal yang bagus, budaya yang bagus. Kita tidak perlu mengubah hal tersebut. Namun kita juga tidak mau seperi orang Barat yang kadang dalam ukuran Indonesia tampak terlalu percaya diri, hal yang juga tidak bagus. Saya kira memiliki kerendahan hati di satu sisi, dan juga dalam waktu yang bersamaan tidak takut menunjukkan kepada dunia apa yang kita kerjakan, merupakan kombinasi yang bagus.