ABC

Petani Queensland Rugi Rp 1,5 Triliun Akibat Topan Debbie

Kerugian total yang dialami pertanian di timur laut Queensland mulai terhitung di saat komunikasi dan akses ke para petani dipulihkan secara bertahap.

Badai Tropis Debbie menerjang wilayah Bowen, Proserpine dan Mackay dengan tingkat destruktif kategori empat pada Selasa (28/03/2017), disertai angin kencang dan hujan deras.

Petani tebu di sekitar Prosperpine dan Mackay, dan industri hortikultura di Bowen – termasuk produsen tomat, paprika dan terong -menjadi pihak yang paling terpukul.

Federasi Petani Queensland (QFF) mengatakan, data awal menunjukkan, kerusakan tanaman yang sebenarnya pada industri sayuran di Bowen mencapai sekitar $ 100 juta (atau setara Rp 1 triliun), atau sekitar 20 persen dari panen musim ini.

Harga produk pertanian di swalayan diperkirakan meningkat pada bulan Mei atau Juni, mengingat wilayah itu memasok sebagian besar tomat dan paprika Australia selama musim dingin.

“Saya pikir, mungkin aman untuk mengatakan bahwa harga akan meningkat karena pasokan dan permintaan, ini tak akan berlangsung jangka panjang seperti yang kita lihat di masa lalu pada tanaman seperti pisang, tapi pastinya akan ada lonjakan karena tak akan ada cukup pasokan di pasaran,” kata manajer proyek QFF, Ross Henry.

Lahan Tebu
Kelompok industri ‘Canegrowers’ mengatakan, perkiraan awal dari kerugian tanaman tebu mencapai 150 juta dolar (atau setara Rp 1,5 triliun).

ABC News: Dominique Schwartz

Kelompok industri petani tebu mengatakan, perkiraan awal menunjukkan, nilai kerugian dari tanaman tebu adalah sekitar $ 150 juta (atau setara Rp 1,5 triliun).

“Meski hal itu merupakan pukulan besar bagi anggota kami, dan topan telah menghancurkan beberapa rumah warga dan meninggalkan kerusakan yang signifikan terhadap gudang dan infrastruktur serta mesin pertanian lainnya, kami tak mendengar ada laporan cedera serius,” kata CEO lembaga ‘Canegrowers’, Dan Galligan.

Sekitar 90 persen dari tebu di Mackay dan Plane Creek, dan 100 persen tebu di Proserpine, rusak.

Para petani mengatakan, beberapa tanaman ini bisa dipulihkan.

Bantuan pemerintah, dalam bentuk pinjaman lunak dan subsidi, juga telah diumumkan.

Carl Walker
Gudang milik Carl Walker rusak parah akibat Topan Debbie.

ABC News: Dominique Schwartz

Petani terisolasi berhari-hari akibat banjir

Banyak petani sayur di distrik Bowen telah terisolasi selama berhari-hari sejak Topan Debbie menerjang pada hari Selasa (28/03/2017).

Petani paprika, Carl Walker, dari Asosiasi Petani Gumlu Bown, terkena banjir selama tiga hari di peternakan Bowen-nya.

Jurnalis ABC terbang menemuinya dengan helikopter pada hari Kamis (30/03/3017) dan memotret kehancuran pada tanaman paprika dan gudang yang dimilikinya.

Walker mengatakan, ia pertama kali tahu bahwa gudangnya telah rusak ketika ia mendengar ledakan besar.

“Kami mendengar semacam ledakan besar dari dinding belakang … memicu reaksi berantai yang menghancurkannya (gudang),” tutur Walker.

Lahan Paprika
Semua bibit paprika di lahan pertanian Carl Walker rusak.

ABC News: Dominique Schwartz

Semua bibit paprika di pertanian-nya telah hancur. Walker mengatakan, ia memperkirakan kerugian yang dialaminya mencapai $ 1 juta (atau setara Rp 10 miliar).

“Dan saya hanya seorang petani kecil, kami punya industri senilai $ 450 juta (atau setara Rp 4,5 triliun) di sini,” sebutnya.

"Ini adalah ladang sayur musim dingin terbesar di Australia, jadi ketika kami terpengaruh – semua wilayah Australia terpengaruh," ujar Walker.

Leanne Born, yang menanam tomat di Bowen, kehilangan sekitar 16 hektar panen pertamanya pada musim ini.

Lahan seluas 19 hektar lainnya di dekat Sungai Don, yang belum ditanami, juga benar-benar digenangi banjir.

Ia mengatakan, perbaikan di tepi sungai sangat dibutuhkan.

“Dari peristiwa ini, air masuk ke rumah-rumah dan gudang di mana belum pernah terjadi sebelumnya,” jelas Leanne.

“Perlu ada bantuan dari tingkat negara bagian dan federal untuk memperbaiki tepi Sungai Don benar [dan] membangun dinding batu, dan lebih banyak pekerjaan perlu dilakukan di sungai itu untuk memungkinkannya mengalir demi mencegah kerusakan berlanjut terhadap lahan pertanian yang berharga,” utaranya.

Ben Martin
Sekitar 80-90 persen tanaman mangga milik Ben Martin rusak oleh Topan Debbie.

ABC News: Josh Bavas

"Kecuali wilayah tepi sungai direhabilitasi dengan benar, peristiwa banjir lebih lanjut akan menyebabkan masalah lebih banyak untuk lingkungan di sekitarnya," kata Leanne.

Di sisi barat Bowen, petani kebun manga bernama Ben Martin meratapi sekitar 80-90 persen dari 12.500 pohon mangganya

Ben Martin menanam mangga di sisi barat Bowen dan sekitar 80-90 persen dari 12.500 pohonnya rusak.

Ia mengatakan, setidaknya setengah dari mereka rusak berat akibat angin kencang.

“Mangga sedikit berbeda dari tanaman kecil lainnya … tanaman ini akan memakan waktu tiga sampai lima tahun untuk kembali ke kondisi semula dan biayanya jutaan dolar,” jelasnya.

Ben mengatakan, belum jelas seberapa parah petani lokal lainnya terdampak badai karena adanya kesulitan komunikasi, tapi setidaknya dua petani lainnya berada dalam kondisi yang lebih baik ketimbang dirinya.

Bibit Paprika
Semua bibit paprika yang ditanam rusak akibat Topan Debbie.

ABC News: Dominique Schwartz

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 17:45 WIB 31/03/2017 oleh Nurina Savitri.