ABC

Industri Fesyen Mencemarkan Lingkungan dan Alam

Di sejumlah kawasan di Cina dan India, petani bisa memprediksi trend warna berikutnya dari warna sungai mereka, karena pencemaran industri tekstil.

Dampak dari industri fesyen bisa dilihat dari angka lainnya. Di Australia, misalnya, lebih dari 500 ribu ton tekstil dan bahan kulit berakhir di tempat pembuangan sampah akhir (TPA), setiap tahunnya.

Pakaian yang murah dengan kualitas rendah berarti kita lebih sering membeli dan membuang pakaian dari sebelumnya.

Lembaga penelitian Roy Morgan menemukan 1,7 juta warga Australia membeli setidaknya satu celana jins setiap empat minggu.

Seberapa cepat fesyen kita?

Pekerja asal China di pabrik pakaian di kawasan Shanghai, tahun 2005
Pekerja asal China di pabrik pakaian di kawasan Shanghai, tahun 2005.

Foto: Reuters, Aly Song.

Clara Vuletich adalah seorang desainer, peneliti dan salah satu yang terlibat dalam metode desain berkelanjutan yang digunakan oleh sejumlah merek fesyen, termasuk H&M dan Gucci.

Kepada program ABC Lateline, ia mengatakan desain dan proses manufaktur sekarang ini bisa memakan waktu kurang dari seminggu.

“Tidak pernah terdengar sebelumnya,” ujar Clara.

“Jadi desainer dapat menentukan bahannya, dibuat, diproduksi di luar negeri, dan kemudian tersedia di toko dalam seminggu.”

Rata-rata dipakai tujuh kali

Clare Press adalah jurnalis fashion dan penulis buku Wardrobe Crisis. Buku ini mengeksplorasi dampak fast fashion dalam industri tenaga kerja.

Ia mengatakan kepada ABC Lateline bahwa perempuan mengenakan pakaian rata-rata tujuh kali sebelum ‘dibuang’.

“Saya juga membaca statistik bahwa rata-rata wanita hanya memakai 40 persen dari apa yang ada di lemari pakaiannya. Berarti bahwa 60 persen siap didonasikan atau dibuang ke TPA,” katanya.

Dari jumlah yang disumbangkan, diperkirakan hanya sekitar 15 persen yang dijual kembali di Australia.

Sisanya dijual sebagai kain industri, dikirim ke TPA, atau dikirim ke negara-negara berkembang.

Australia adalah konsumen terbesar kedua di dunia tekstil, dengan rata-rata membeli 27 kilogram pakaian baru dan tekstil setiap tahunnya.

Sungai menjadi biru

A behind the scenes shot from River Blue
Foto dari pembuatan film dokumenter River Blue.

Facebook: River Blue

Clare mengatakan sebuah film baru, River Blue, menggambarkan bagaimana sungai dan saluran air di seluruh dunia diracuni industri tekstil.

Tapi desainer dan produsen menghadapi banyak tekanan lebih untuk mengatasi masalah ini dan Clare mengatakan upaya sudah mulai terlihat.

“Ada banyak inisiatif yang dilakukan industri. Saya rasa mereka benar-benar menyadari perlu adanya perbaikan dan tanggung jawab,” katanya.

“Ada inisiatif agar tidak mencemari yang dilakukan banyak merk, sehingga perlu menekan pemasok di China soal limbah kimia berbahaya yang dibuang ke air.”

Cuplikan film River Blue

200 tahun untuk bisa terurai

Pakaian yang terbuat dari polyester, pada dasarnya adalah plastik, membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk bisa terurai di TPA.

Clara mengatakan serat alami, seperti wol dan katun, tidak dirancang untuk dibuang ke TPA.

“Sebuah serat alami seperti katun atau wol dapat terurai dan dibuat kompos, tetapi sebenarnya kondisi TPA tidaklah tepat untuk kompos. Wol mengeluarkan kandungan amonia di TPA,” katanya.

Cleaner sits outside retail giant H&M store in China
H&M dari Swedia mengaku upah buruh yang meningkat di China, Kamboja, dan Bangladesh telah pengaruhi profit mereka.

Foto: Reuters, Alex Lee

Harga jeans yang murah

Clare menjelaskan fast fashion berdasarkan dari ide barang usang, dimana perusahaan ingin agar konsumen membeli lebih banyak pakaian setiap saat.

“Muncul kembali pada ide nilai. Nilai yang digunakan bukan hanya harga, tapi kualitas,” katanya.

“Sekarang saya pikir nilai ini identik dengan ide tawar-menawar.

“Saya melihat harga sepasang skinny jeans dengan pinggang yang tinggi di Kmart. Harganya $15 [sekitar Rp 150 ribu]. Harga yang sama dengan makan siang di pusat kota.”

“Apakah Anda benar-benar mau bahan itu atau apakah tidak mau memilikinya?”

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 29/03/2017 pukul 12:00 AEST dari artikel aslinya dalam bahasa Inggris, yang bisa dibaca disini.