Upah Kerja Akhir Pekan di Australia Dikurangi
Fair Work Commission di Australia memutuskan bahwa upah para pekerja yang bekerja pada hari Minggu dan hari libur diturunkan khusus untuk bidang retail, industri makanan cepat saji dan hospitality.
Fair Work adalah badan yang menengahi masalah-masalah dalam urusan pekerjaan di Australia.
Dalam reaksinya, Serikat Pekerja Australia, The Australian Council of Trade Unions (ACTU) mengatakan sekitar 500 ribu orang termasuk mereka yang berpenghasilan terendah, akan mengalami penurunan pendapatan sekitar $ 6 ribu (sekitar Rp 60 juta) setahun.
Fair Work mengatakan penurunan upah ini akan meningkatkan layanan dan jam buka lebih lama selama hari libur dan hari Minggu.
Namun mengakui bahwa penurunan itu akan mempengaruhi sebagian pekerja.
(Dalam sistem pemberian upah di Australia, mereka yang bekerja di hari Sabtu dan Minggu mendapat upah lebih tinggi, karena mereka bekerja di saat banyak orang lain beristirahat.
Hal ini disebut sebagai penalty rates, artinya bisnis yang mempekerjakan mereka di akhir pekan dikenai ‘hukuman’ untuk membayar lebih tinggi, dengan bayaran sampai dua kali lebih tinggi dari kerja di hari biasa).
Sekarang Fair Work memutuskan upah di hari Minggu bagi pekerja penuh waktu dan paruh waktu di bidang hospitality yang sebelumnya 175 dari upah standar diturunkan menjadi 150 persen.
Di bidang retil, upah hari Minggu diturunkan dari 200 persen dari upah standar menjadi 150 persen bagi pekerja penuh waktu dan paruh waktu.
Bagi pekerja restoran makanan cepat saji, bayaran hari Minggu akan diturunkan dari 150 persen menjadi 125 persen.
“Penerapan segera penurunan bayaran di hari Minggu ini pasti memberikan kesulitan bagi para pekerja, terutama mereka yang bekerja di hari Minggu.” kata Iain Ross.
“Kami menyimpulkan bahwa perlu adanya pengaturan transisi guna mengurangi beban para pekerja yang bekerja hari Minggu.”
“Namun kami belum bisa menyimpulkan bentuk pengaturan apa yang bisa dilakukan.”
Pemberlakuan aturan berkenaan dengan hari libur akan dimulai 1 Juli 2017.
Fair Work Commission belum memutuskan kapan peraturan pengurangan upah hari Minggu ini diberlakukan namun diperkirakan dalam waktu satu tahun.
‘Akan lebih banyak bisnis yang buka’
Russell Zimmerman dari Asosiasi Retil Australia mengatakan dia ‘sangat senang’ dengan keputusan tersebut, dan bisnis akan bisa mempekerjakan orang di akhir pekan.
“Banyak ritel saat ini tidak buka di akhir pekan, dan ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk buka.”
“Mereka yang terpengaruh karena ini, saya kira, akan melihat bahwa jam kerja mereka akan diperpanjang.”
Presiden ACTU Ged Kearney mendesak Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk campur tangan, bila tidak, dia ‘akan diingat sebagai Perdana Menteri yang memimpin penyerangan terhadap upah para pekerja terendah dalam perekonomian kira.”
“Apa cukup realistis untuk meminta pekerja memotong upah mereka sebesar $ 6 ribu dolar dalam setahun.” kata Kearney.
“Ini berarti mereka yang mengalami penurunan upah, harus bekerja lebih lama. Ini tidak masuk akal sama sekali.”
Dalam reaksinya, Ketua Partai Oposisi Bill Shorten mengatakan akan meminta Fair Work Commission untuk tidak menerapkan keputusan tersebut.
Menteri Tenaga Kerja Michaelia Cash mengatakan keputusan itu membuat mereka sekarang menganggur bisa mendapatkan pekerjaan.
Sementara itu anggota parlemen dari Partai Hijau Adam Bandt mengatakan keputusan ini adalah pukulan berat bagi mereka yang menggantungkan hidup dari bayaran upah dengan beekerja di akhir pekan.
Diterjemahkan pukul 14: 50 AEST 23/2/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini