ABC

Tasmania Memanfaatkan Plastik Laut Jadi Bahan Bangunan

Sebuah perusahaan di negara bagian Tasmania (Australia) yang selama ini mendaur ulang bahan plastik buangan dari industri perikanan dan pertanian sedang berusaha memperbesar operasi mereka ke negara bagian lain.

Envorinex yang terletak di George Town, sekitar 247 km dari ibukota Tasmania Hobart, sudah berhasil mendaur ulang ribuan ton bahan plastik yang sebelumnya digunakan sebagai pipa irigasi, jaring bagi peternakan salmon dan yang lainnya menjadi serangkaian bahan bangunan.

Direktur pelaksana perusahaan tersebut Jenny Brown mengatakan perusahaannya sudah menghabiskan jutaan dolar untuk memperbaiki fasilitas namun permintaan untuk mendirikan usaha serupa muncul di tempat-tempat lain.

“Kami sudah dihubungi oleh pihak di Selandia Baru, namun industrinya masih kecil di sana.” kata Brown.

“Kami juga sudah dihubungi oleh pihak di Port Lincoln (Australia Selatan) untuk industri tuna di sana.”

“Hampir sama dengan industri salmon di sini, mereka juga menggunakan pen plastik, juga jaring, jadi mereka juga memiliki masalah buangan yang sama, mereka juga memiliki industri kerang-kerangan.”

“Jadi semua kantong kerang dan juga bahan plastik untuk mengapungkan kerang-kerangan tersebut. Kami sekarang sedang mencoba melakukan studi kelayakan di sana.”

Plastik diubah menjadi berbagai produk

Envorinex baru-baru ini menandatangani kontrak dengan perusahaan penghasil ikan salmon di Tasmania, Tassal untuk mendaur ulang jaring ikan.

Bahan untuk pengairan ini dibuat dari bahan plastik yang sebelumnya digunakan oleh industri lain
Bahan untuk pengairan ini dibuat dari bahan plastik yang sebelumnya digunakan oleh industri lain.

ABC Rural: Laurissa Smith

Bahan plastik dari jaring ikan tersebut dijadikan berbagai produk termasuk sistem pengairan berbentuk segi empat yang bisa menggantikan semen atau aspal.

Perusahaan itu juga membuat sejenis karpet yang dikriim ke Skotlandia untuk digunakan bagi kilang minyak lepas pantai di sana, dan juga digunakan untuk kapal penangkap ikan dan di dalam kilang pemerah susu.

Bahan lain dibuat menjadi bahan yang bisa digunakan untuk sistem pembuangan limbah dan dikirm ke Papua Nugini dan Fiji, dan juga digunakan sebagai bahan pelapis koper di Vietnam.

Bahan-bahan plastik daur ulang yang tersisa kemudian dijual ke negara bagian lain sebagai polyethylene dengan kepadatan tinggi.

“Bila seseorang datang ke kami, dan mengatakan ‘apakah kami bisa mendaur ulang’ maka kami harus mencari pasar untuk produk tersebut.” kata Brown.

Perusahaan tersebut juga mengumpulkan kantong pupuk besar dan bahan pembungkus lain dari para petani, yang akan didaur ulang di kilang baru bernilai $1,6 juta yang akan dipasang 12 bulan mendatang.

Byan Baxter dari peternakan Piper River adalah salah satu petani yang mengirimkan bahan-bahan yang sudah mereka gunakan untuk didaur ulang.

“Kami tidak mau membakar semua atau membuang ke tempat sampah.” katanya.

“Dan di sini mereka melakukan hal yang bagus sekali. Sekarang semua bahan ini akan digunakan, di daur ulang, setelah kilang yang baru jadi.”

Perusahaan ini juga sedang mempertimbangkan untuk membangun kilang di negara bagian Victoria tenggara guna mendaur ulang bahan-bahan dari industri peternakan susu di sana.

Farmers stand next to a large pile of silage wrap
Bahan-bahan plastik yang tidak digunakan lagi di berbagai pertanian di Tasmania.

ABC Rural: Laurissa Smith

Diterjemahkan pukul 14:37 AEST 6/2/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini