VIDEO: Manfaat Anjing Bagi Anak Autis
Pergi ke supermarket dengan anak-anak atau ke kebun binatang awalnya menjadi hal yang tidak mungkin bagi Teresa Brown dan keluarganya. Tapi kehidupan mereka berubah setelah memiliki anjing bernama Jason.
Anak laki-laki Teresa, Reilly yang berusia lima tahun, memiliki autisme. Ia bisa kewalahan dengan suara dan gerakan dari lingkungan yang sibuk, seperti di pusat perbelanjaan. Saat Reilly gelisah, ia bisa berlarian.
Teresa mengatakan jalan-jalan ke taman bersama Reilly, waktu ia masih berusia tiga tahun, bisa berakhir menjadi sebuah tragedi.
“Kami berada di sebuah taman bermain. Kemudian saya membelakanginya selama lima detik untuk berbicara dengan teman,” kata Teresa.
“Di waktu yang sama, Reilly tiba-tiba pergi, berjalan menuju ke sungai.”
“Ia tidak memiliki rasa takut. Ia tidak tahu jika akan ada yang membahayakan.”
Untungnya, Reilly segera ditarik dari sungai oleh orang lain. Sejak saat itu, Teresa tahu ia harus berbuat lebih banyak untuk menjaga anaknya.
Setahun kemudian, setelah banyak penelitian dan mengumpulkan hingga $ 20.000, sekitar Rp 200 juta untuk biaya melatih anjing bantuan, Teresa memperkenalkan Jason kepadanya.
Banyak hal yang kemudian mulai membaik.
“Jason adalah anjing labrador hitam, yang saat bertugas menjadi raksasa yang cantik, lembut dan membantu kami sebagai sebuah keluarga,” kata Teresa.
Menjadi keluarga yang mandiri
Ketika mereka keluar, Jason menggunakan tanda khusus yang artinya sedang bertugas, dan Reilly memakai sabuk dikaitkan pada Jason.
Jika Reilly mencoba lari, Jason akan duduk dan menahannya, layaknya sebagai ‘jangkar’.
Dengan bantuan Jason, keluarga Brown mulai bisa mengikuti acara komunitas.
Sekarang mereka dapat dengan mudah mengunjungi pusat perbelanjaan, tanpa kekhawatiran kehilangan Reilly.
“Ini artinya kita bisa melakukan keseharian normal yang dianggap sebagai hal biasa bagi keluarga lain,” kata Teresa.
Jason berikan dukungan emosional
Di dalam atau di luar rumah, Jason membantu saat Reilly sedang gelisah, baik dengan membaca suasana hati Reilly atau dengan menanggapi perintah dari orang tuanya.
“Jika Reilly sedang gelisah di rumah, saya berkata, ‘Jason, sentuh’ lalu ia akan menyentuh tangan Reilly dan kemudian menunggu,” kata Teresa.
“Kemudian rumah-rumah langsung menjadi tenang.”
Reilly selalu sulit tidur di malam hari, tapi setelah ada Jason, tidurnya membaik.
“Reilly akan bangun pukul 1:30 di pagi hari dan tidak bisa kembali tidur selama berjam-jam,” katanya.
“Kemudian karena Reilly sangat lelah dan letih, ia akan lebih gelisah dan menjadikan semuanya jadi semakin lebih sulit untuk dilakukan.”
Jason sekarang berbaring di sebelah Reilly selama dibacakan cerita, Jason mengistirahatkan kepalanya di pangkuan Reilly dan memberi tekanan pada perutnya.
Dalam waktu 10 menit, Reilly kemudian tertidur, yang sebelumnya membutuhkan waktu dua jam.
Tonton saat Jason sedang menjadi anjing asisten bagi Reilly.
Anjing bagi Anak Penyandang Cacat
Katie Hunter, pendiri Dogs for Kids with Disabilities atau yayasan penyedia anjing bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik, telah melatih Jason bersama dengan anjing-anjing terapi lainnya di Victoria.
Katie mengatakan labrador dan golden retriever adalah jenis anjing yang paling banyak digunakan, dan sudah diakui sebagai anjing yang memberikan bantuan.
Dibutuhkan dua tahun untuk melatih anjing seperti Jason, dengan memakan biaya bagi organisasi sekitar $40.000, atau sekitar Rp 400 juta.
Katie mengatakan anjing-anjing bisa memberikan perubahan bagi anak-anak autis.
“Selalu ada reaksi kimia dalam tubuh, saat Anda merasa gelisah atau stres dan anjing dapat mencium perubahan itu, jauh sebelum kita bisa melihatnya.”
Untuk keluarga Brown, ini telah membawa perubahan yang dramatis.
Dua tahun setelah Jason tiba di rumah mereka, Teresa mengatakan Jason telah memberi kebebasan bagi keluarganya, waktu istirahat, dan yang paling penting jadi bisa terlibat dalam kehidupan bermasyarakat.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 1/02/2017 pukul 17:00 AEST dari artikel aslinya berbahasa Inggris, yang bisa dibaca disini.