Membangun Jembatan Antar Ilmuwan Australia-Indonesia
Saat ini, para peneliti tak bisa lagi bekerja dalam isolasi, atau hanya dengan rekan-rekan satu disiplin. Tapi bagaimana Anda membangun jembatan yang menghubungkan orang dari berbagai bidang dan negara? Program Jaringan Antar-Disiplin Penelitian Pasca Sarjana (GRIN) mengumpulkan para peneliti awal karir dari Australia dan Indonesia selama sembilan hari baru-baru ini di Canberra dengan tujuan melakukan hal itu.
Dua dari peserta program perdana (atau dikenal dengan sebutan GRINnovators) ini yakni Yona Zenia dari Indonesia dan Kieran Sullivan dari Australia berbicara kepada Australia Plus.
Bisakah anda memperkenalkan diri dan jelaskan tentang penelitian doktoral anda?
Yona: “Saya lulus dengan gelar Master Manajemen Strategis dari Universitas Indonesia di pertengahan 2016. Sekarang, saya ingin menjalani studi PhD (doktoral) saya. Area penelitian saya adalah manajemen pelabuhan: membandingkan perbedaan antara pelabuhan Indonesia dan Australia, untuk mendapatkan layanan yang paling efisien di pelabuhan dan menciptakan peluang yang paling berharga di pasar dan ekonomi.”
Kieran:. “Saya lahir dan dibesarkan di Bundaberg, Queensland, sekitar 400 km di utara Brisbane. Saya memiliki gelar Sarjana Teknik Kimia dan Master Studi Energi dari Universitas Queensland, dan telah bekerja sebagai seorang insinyur di negara bagian Queensland, Victoria dan Wilayah Ibukota Australia.
Pada bulan April 2016, saya pindah ke Melbourne untuk memulai studi PhD saya dengan topik praktek terbaik dalam program keberlanjutan masyarakat, dan bagaimana menumbuh mereka secara skala dan dampak, di Universitas Melbourne.”
Apa yang memotivasi anda untuk mengikuti program GRIN?
Yona: “Saya ingin melakukan penelitian antar-disiplin apapun, dan program ini memberi saya kesempatan untuk melakukannya. GRIN melibatkan empat kelompok: Air Perkotaan, Infrastruktur, Kesehatan dan Energi. Dengan bergabung dalam kelompok infrastruktur dari program ini, saya ingin untuk memperluas pengetahuan saya tentang penelitian yang dilakukan di daerah-daerah maritim, dan dalam manajemen pelabuhan khususnya.”
Kieran: “Dalam bidang penelitian ilmu keberlanjutan yang saya lakukan, hal yang penting untuk bekerja antar disiplin ilmu dan berkolaborasi antar budaya.
"Tak ada disiplin, kelompok penelitian, atau universitas tunggal yang memiliki semua jawaban."
– Kieran Sullivan
Ketika saya mendengar ada program percontohan yang dikembangkan oleh ‘Australia-Indonesia Centre’ (AIC) bagi para peneliti lulusan Australia dan Indonesia, saya mengambil kesempatan untuk menjadi bagian dari program itu demi meningkatkan keterampilan dan jaringan penelitian saya.
Saya dinominasikan untuk program GRIN oleh pengawas PhD saya, Dr Sebastian Thomas, yang juga memfasilitasi hari terakhir program di Universitas Melbourne ini. Lewat ngobrol dengannya, saya tahu program ini menarik, sangat relevan, dan merupakan kesempatan besar bagi saya. “
Apa saja cakupan program ini?
Kieran:.. “Program ini melibatkan sejumlah lokakarya, kunjungan ke organisasi yang berbeda dan dialog. Ini semua bertujuan untuk mengembangkan keterampilan profesional dan akademis kami. Kami berpartisipasi dalam lokakarya tentang menggunakan ‘data besar’ dalam penelitian, memfasilitasi kolaborasi antar-disiplin, bagaimana mendapatkan karir penelitian (dan bagaimana untuk menghindarinya!), mengubah inovasi menjadi kebijakan, dan jalur untuk membuat penelitian kami agar memiliki dampak di luar bidang akademis.
Kami juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan para ilmuwan kelas atas di Simposium Sains Australia Indonesia, Konferesi Penelitian Tenaga Surya Asia-Pasifik, saat makan malam bersama dengan rekan-rekan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Australia dan Indonesia (termasuk Presiden dari kedua akademi), dan selama kunjungan ke Taman Alam Tidbinbilla dan ke Kompleks Komunikasi Antariksa Canberra.
Program ini dirancang untuk menjadi cukup intens dan mendorong kami berada di luar zona nyaman, tapi masih memungkinkan kami memiliki cukup waktu untuk mengenal para peneliti lain dan mengidentifikasi peluang bagi kami untuk berkolaborasi dan mengembangkan proposal penelitian bersama yang bisa terus kami kerjakan dan kembangkan.”
Yona: “Itu sangat menarik. Kami bisa mengenal satu sama lain, tentang apa yang kami masing-masing teliti dan khawatirkan. Kami juga belajar tentang banyak bidang penelitian yang belum pernah kami geluti sebelumnya.
"Ini memberi saya banyak tantangan dan peluang untuk mempertimbangkan studi antar-disiplin. Khususnya bagi para peserta Indonesia, menurut saya, ini adalah kesempatan yang baik untuk memperluas pengetahuan penelitian kami dan minat lainnya."
– Yona Zenia
Apa yang anda dapatkan dengan berpartisipasi, khususnya dengan mengenal sesama peneliti awal karir dari Indonesia dan Australia?
Yona: “Tentu saja, hal yang paling penting adalah jaringan. Saya ingin melakukan PhD saya di Australia, mudah-mudahan di salah satu program bisnis dan manajemen yang bagus di universitas Australia. Saya punya kesempatan untuk melakukan itu, dan saya juga telah mendapatkan jaringan untuk melakukan kolaborasi penelitian bidang energi dan infrastruktur di masa depan.”
Kieran: “Dulunya saya hanya punya paparan yang cukup terbatas ke Indonesia, ke masyarakat dan budayanya. Meskipun ada beberapa perbedaan besar antara Australia dan Indonesia, program ini sungguh membuka mata dalam hal bahwa kami menghadapi banyak tantangan dan peluang yang sama.
"Kita berdua (Australia dan Indonesia) menghadapi lapangan kerja yang semakin kompetitif, dorongan untuk melakukan penelitian berdampak tinggi dengan aplikasi nyata, dan dorongan untuk berinovasi dalam dunia yang semakin dinamis dan terhubung."
– Kieran Sullivan
Terlepas dari pengembangan keterampilan profesional yang jelas, hal terbesar yang saya dapat dari program ini adalah kesempatan untuk berkolaborasi dengan peneliti awal karir lainnya dari berbagai disiplin ilmu, mendapat tantangan atas beberapa ide saya, dan memungkinkan saya untuk melihat ide-ide dari perspektif yang berbeda. “
Yona Zenia dan Kieran Sullivan adalah peserta program Graduate Research Interdisipliner Jaringan perdana, yang diselenggarakan oleh The Australia-Indonesia Center.