ABC

Suu Kyi : Tangani Pencari Suaka Butuh Belas Kasihan

Pemimpin Oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi menawarkan pandangannya mengenai perdebatan seputar pencari suaka. Suu Kyi mengatakan keadilan harus diredam dengan belas kasihan.

Warga Rohingya dari Myanmar merupakan bagian dari kelompok  pencari suaka yang datang ke Australia menggunakan kapal.

Dalam jumpa pers bersama dengan PM Tony Abbott di Canbera Kamis sore (28/11/2013) Suu Kyi ditanya wartawan apakah Australia berutang budi soal perlindungan Rohingya.

"Jika ada aturan hukum di Australia maka Anda harus bekerja dalam kerangka hukum," kata Suu Kyi

"Tapi saya percaya keadilan harus selalu diredam dengan belas kasihan."

Suu Kyi  menggunakan kunjungan pertamanya ke Australia untuk mengkampanyekan upaya memerangi HIV/AIDS dan upaya Myanmar menuju demokrasi.

Abbott menggambarkan Suu Kyi sebagai ikon demokrasi dan merupakan kehormatan besar bertemu dengannya.

"Saya sendiri pernah menjadi pemimpin oposisi selama 4 tahun, saya tahu posisi itu ada kalanya bahagia tapi ada kalanya juga membuat frustasi," katanya.

“Mari kita berharap seiring berjalannya waktu semoga bahagia itu lebih banyak dan frustrasi lebih sedikit. "
Suu Kyi juga menekankan kalau Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, baru memulai jalannya menuju demokrasi.

"Kami belum ada di sana karena beberapa orang tampaknya menganggap kami sudah menjadi negara demokrasi," katanya.

"Ada banyak yang masih perlu dilakukan, tidak sedikit yang harus ditempuh melalui amandemen konstitusi."

Sebelumnya dalam pidatonya di Lowy Institute, Suu Kyi meminta dukungan Australia dalam upaya dia untuk menjadi presiden dan reformasi di Myanmar,.