ABC

Pemindahan Pengungsi Pulau Manus dan Nauru Ke AS Tak Bisa Cepat

Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia mengkonfirmasi, butuh berbulan-bulan sebelum para pengungsi yang diterima Amerika Serikat, di bawah kesepakatan pemukiman baru, bisa mendarat di negeri Paman Sam itu.

Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, mengumumkan kesepakatan pemukiman pengungsi satu kali bagi penghuni rumah detensi Pulau Manus dan Nauru itu pada akhir pekan lalu.

PM Turnbull mengatakan, proses itu tak akan terburu-buru, dan pada Selasa (15/11), pejabat imigrasi mengkonfirmasi bahwa pemindahan itu akan membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Wakil sekretaris Departemen Imigrasi Australia, Rachel Noble, mengatakan di depan rapat komite Senat bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan –‘atau mungkin lebih lama bagi beberapa orang’ -sebelum para pengungsi tiba di AS.

Sekretaris Departemen Imigrasi Australia, Michael Pezzullo, tak menutup kemungkinan bahwa beberapa pengungsi bisa dimukimkan sebelum Presiden terpilih Donald Trump menjabat pada bulan Januari.

"Tak semua pengungsi akan dimukimkan kembali sebelum 20 Januari 2017. Kami bisa memastikan hal itu," sebut Michael Pezzullo.

Komentar itu muncul untuk menanggapi pertanyaan dari Senator Partai Buruh, Murray Watt, yang menyuarakan keprihatinannya atas nasib perjanjian tersebut di bawah pemerintahan Trump.

Michael mengatakan, pemukiman pengungsi dengan pendekatan yang berbeda merupakan hak pemerintahan AS yang baru , tetapi ia juga menambahkan bahwa “Australia memiliki kesepakatan dengan Pemerintah AS”.

“Kami terus lanjut dengan dasar Pemerintah AS menghormati kewajibannya,” utaranya.

Michael juga menegaskan jumlah akhir pengungsi yang dipindahkan akan diputuskan oleh pihak AS.

Ia mengatakan kepada para senator bahwa tidak ada batasan.

“Semua orang yang memenuhi syarat bisa mendaftar dan kemudian Pemerintah Amerika memutuskan, setelah mereka mengkaji pengajuan para pengungsi, berapa banyak pengungsi yang akan mereka ambil,” jelasnya.

“Ini adalah pengaturan yang didasarkan pada proses, bukan pengaturan jumlah,” imbuhnya.

Informasi kunci:

• Pemerintah AS akan memutuskan jumlah akhir pengungsi yang akan dimukimkan

• Pengungsi bisa mendaftar, AS akan meninjau pengajuan mereka

• Pemerintah Australia melanjutkan kesepakatan ini atas dasar bahwa AS "menghormati kewajibannya"

Perubahan UU menarget orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan

Michael juga ditanya tentang perubahan yang diajukan terhadap Undang-Undang Migrasi, mengesampingkan keterkaitan apapun dengan kesepakatan AS dalam tanggapannya.

Ia mengatakan, AS tak menyatakan kekhawatiran mereka terhadap perubahan tersebut, tak seperti Pemerintah Selandia Baru.

Sejumlah pejabat Departemen Imigrasi Australia juga memberi rincian tentang kebijakan menteri yang dimasukkan ke dalam perubahan tersebut. Mereka mengatakan bahwa ketika aturan itu ditindaklanjuti, ada langkah-langkah peninjauan kembali.

Tapi pengacara HAM, David Manne, menyuarakan keprihatinannya atas apa yang ia sebut sebagai “kekuasaan pribadi yang sepenuhnya tanpa batas”.

David berbicara di hadapan Komite Senat dan berpendapat, perubahan undang-undang itu secara sengaja menghukum orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan.

Anna Talbot, penasehat hukum dan kebijakan di Aliansi Pengacara Australia, juga menyuarakan keprihatinannya akan kepraktisan perubahan undang-undang itu.

Ia mengatakan, orang-orang bernama mirip dengan mereka yang terikat di bawah aturan itu bisa terpengaruh.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan: 17:50 WIB 15/11/2016 oleh Nurina Savitri.