ABC

Buku Harian Tua Ini Ungkap Keterkaitan Australia dengan Perang Sipil Amerika

Ketika tentara Konfederasi, Letnan Debney Scales, menulis buku hariannya di atas kapal ‘CSS Shenandoah’ selama perang sipil Amerika, ia hampir tak bisa membayangkan bahwa lebih dari 150 tahun kemudian kata-katanya begitu dicari oleh belahan lain dunia.

Buku harian Letnan Debney mendokumentasikan kegiatan kapal Shenandoah di belahan bumi Selatan selama tahun 1864 dan 1865, khususnya berminggu-minggu saat kapal itu singgah di Melbourne karena sedang diperbaiki dan diisi kembali dengan pasokan.

"Buku harian ini luar biasa," kata sejarawan Melbourne, Dr Angus Curry.

Karena kurangnya kertas pada saat itu, buku harian Letnan Debney sebenarnya ditulis dalam buku catatan milik salah satu dari 38 kapal yang diserang oleh Shenandoah.

Ada juga banyak kalimat yang ditulis dalam bahasa Perancis.

"Ini benar-benar mengisi cerita dan narasi kapal CSS Shenandoah dari orang-orang yang berada di kapal," sebut Dr Angus.

Perpustakaan Negara Bagian Victoria kini tengah mencari dukungan publik untuk membeli buku harian, yang muncul dalam lelang baru-baru ini di Tennessee, negara bagian di AS tempat di mana Letnan Debney lahir.

"Shenandoah tiba-tiba saja muncul pada suatu pagi dan cukup mengejutkan warga untuk menyadari bahwa perang saudara datang ke pelabuhan mereka, ke kota mereka," ujar Dr Kevin Molloy.

Ia mengepalai departemen naskah di perpustakaan Victoria.

"Itu adalah pertama kalinya dan satu-satunya waktu ketika Australia memiliki hubungan langsung dengan peristiwa perang saudara," jelasnya.

Pengunjung terpukau dengan sambutan Melbourne

Kapal CSS Shenandoah tiba pada 25 Januari 1865. Pada hari berikutnya, warga Melbourne meminta-minta untuk diajak masuk ke kapal.

"Para petugas benar-benar kagum dengan ukuran dan skala dari kota ini dan arsitekturnya yang indah, jalan-jalan dan sambutan yang cukup tak mereka perkirakan," kata Dr Angus.

Ia menambahkan, "Mereka benar-benar terpesona ketika mereka datang ke Melbourne dan melihat respon publik atas kunjungan mereka."

Selama tiga minggu masa tinggal, petugas diundang ke banyak acara, termasuk makan malam di Ballarat.

Ada warga Amerika yang tinggal di Victoria pada saat itu – yang datang ke sini karena tambang emas -dan mereka sungguh terpisah-pisah seperti bangsa mereka.

Pemerintah kolonial pada saat itu sangat sadar akan adanya pembagian kelompok-kelompok.

"Pemerintah waktu itu sangat terlibat dalam mana yang benar dan mana yang salah dari kehadiran Shenandoah di pelabuhan – itu diperdebatkan di Parlemen," jelas Dr Kevin.

"Konsul Amerika pada saat itu sangat terlibat dalam mencoba membujuk pemerintah untuk menyita kapal karena sedang melakukan praktik ilegal di Pasifik," sambungnya.

Penumpang gelap dibutuhkan untuk tenaga kerja

Ketika kapal berangkat pada 18 Februari, ada beberapa penumpang yang tak terduga.

"Pilot tak cepat meninggalkan kapal, kemudian penumpang gelap mulai muncul… 40 wajah pemalu dan polos tampak melangkah ke bak minuman beralkohol," tulis Letnan Debney di buku hariannya

"Mereka penumpang gelap dalam arti yang sangat longgar," sebut Dr Angus.

"Para petugas tak mau mengakui keberadaan mereka, tetapi mereka sangat ingin kerja," imbuhnya.

Banyak isi dari buku harian itu tercermin dalam operasional sehari-hari kapal, dengan penjelasan tentang garis bujur dan garis lintang dan sejumlah tugas yang biasa dilakukan oleh awak kapal.

Tapi Letnan Debney, yang berusia 20-an pada saat itu, juga mengungkapkan beberapa pengalaman pribadi.

"Ini adalah seorang pria muda, di laut, tengah berperang, cukup sadar akan aturan perang, aturan keterlibatan dan buku hariannya memiliki banyak momen yang sangat menyentuh," ungkap Dr Kevin.

Ia menuturkan, "Ketika mereka berada di Selat Bering, ulang tahunnya dirayakan dan ia mencatat bahwa ini adalah pertama kalinya orang lain merayakan ulang tahunnya."

Shenandoah adalah kapal perompak yang sangat sukses bagi Konfederasi dan terus menyerang kapal serikat selama berbulan-bulan setelah penghentian permusuhan antara Utara dan Selatan Amerika, terutama karena para kru tak percaya ketika diberitahu bahwa perang telah usai.

Ia memiliki keistimewaan ketika menembakkan tembakan terakhir dalam konflik utara-selatan tersebut.

Kapal ini menyerah di Liverpool, Inggris – rumah tak resmi bagi armada luar negeri milik Konfederasi.