Otoritas Pajak Selidiki Warga Australia yang Masuk Dokumen Panama Papers
Kantor pajak Australia menyatakan akan menginvestigasi 800 warga Australia yang namanya masuk dalam dokumen Panama Papers, yakni sebuah bocoran masif berisi jutaan dokumen finansial dan pajak yang melibatkan banyak tokoh dunia yang membuat geger dunia.
Australian Tax Office (ATO) menyatakan investigasi ini menindaklanjuti dampak tidak terduga dari bocornya dokumen keuangan dan pajak setebal lebih dari 11 juta halaman milik firma hukum Mossack Fonseca di Panama.
Bocoran dokumen ini didapatkan oleh International Consortium of Investigative Journalists dan kemudian dibagi ke organisasi media di seluruh dunia termasuk program Four Corner, ABC.
ABC mengidentifikasi ada lebih dari 1000 warga Australia yang namanya tercantum dalam data tersebut, yang meliputi personal data termasuk salinan passport dari ribuan warga Australia.
Wakil Komisioner Pajak, Michael Cranston mengatakan informasi itu meliputi data sejumlah pembayar pajak yang sebelumnya telah diselidiki oleh ATO.
"Tapi banyak dan pada umumnya nama didalam daftar itu baru muncul dan karenanya kami akan menelitinya karena daftar itu meliputi nama-nama orang kaya dan kami akan menindaklanjuti kasus-kasus tersebut," katanya.
Cranston mengatakan ATO perlu waktu cukup lama untuk menelusuri data tersebut tapi penyelidikan yang dilakukan sudah berhasil mengungkap lebih dari 130 warga Australia yang menggunakan lembaga perantara di Hong Kong.
"Anda mungkin memiliki beberapa penasihat domestik di Australia yang terhubung dengan penyedia layanan di Hong Kong yang kemudian terhubung ke sebuah perusahaan hukum Panama," kata Cranston.
Analisis yang dilakukan ABC mendapati 418 paspor individu warga Australia masuk dalam dokumen itu yang memiliki kaitan dengan ratusan perusahaan di luar negeri melalui puluhan perusahaan penyedia layanan di lepas pantai.
Mossack Fonseca menggunakan jasa penyedia layanan lepas pantai yang juga dikenal sebagai "perantara' atau 'klien' ini untuk membantu tokoh atau perusahaan menyimpan uang mereka di berbagai perusahaan "perantara" di luar negeri demi menghindari pajak.
Lembaga itu bisa berbentuk bank, firma hukum dan firma akuntan bahkan individu.
Mossack Fonseca mengatakan 'perantara' ini merupakan pihak yang bertanggung jawab memastikan perusahaan mematuhi hukum.
ABC menemukan banyak dari klien yang paling populer digunakan oleh warga Australia untuk menggabungkan perusahaan mereka melalui Mossack Fonseca yang berbasis di Hong Kong.
Menurut analisa ABC, perusahaan perantaran Mossack Fonseca umumnya dikenal warga Australia sebagai "Popular Corporate Service Limited", dan hanya sedikit yang tahu kalau itu adalah firma di Hong Kong.