ABC

Buruh asing di pabrik ayam Australia dibayar rendah

Sebuah perusahaan pemasok tenaga kerja asing bagi salah satu produsen ayam terbesar di Australia dituduh menggaji di bawah upah legal dan memperkerjakan buruh sampai 16 jam sehari.

Orang-orang yang pernah atau saat ini bekerja di pabrik ayam Baiada dekat Newcastle mengatakan, mereka dibayar separuh upah minimum legal dalam uang tunai dan tidak disertai bukti pembayaran gaji.
 
Mereka adalah buruh asing yang dipasok perusahaan rekrut buruh, Pham Poultry.
 
Steve dan Kelly adalah dua orang warga China yang berada di Australia dengan visa liburan sambil kerja. Mereka direkrut Pham Poultry untuk bekerja di bagian pengemasan di pabrik Baiada di Beresfield.
 
Upah minimum legal untuk pemrosesan ayam bagi pekerja honorer adalah sekitar $20 per jam. Tapi mereka dibayar $12,50 per jam untuk pria dan $11,50 per jam untuk perempuan.
 
Kekurangan uang yang diterima Kelly untuk upah selama 11 minggu bekerja adalah $7.000.
 
Kepada ABC, Steve dan Kelly bercerita bahwa mereka bekerja enam hari seminggu, kadang-kadang sampai 16 jam sehari.
 
Mereka juga mengatakan para buruh harus membayar uang sewa $100 seminggu untuk tinggal di rumah yang masing-masing menampung sampai 30 orang. 
 
Ruangan di rumah-rumah itu diubah menjadi kamar-kamar asarama dan dapur darurat. Kelly bercerita kamarnya berisi enam tempat tidur susun untuk 12 orang buruh perempuan. "Rumahnya kotor sekali. Ada tikus, ada semut," katanya.
 
Para buruh itu diperingatkan agar memanggil polisi kalau melihat ada orang luar di properti itu.
 
Sebelumnya tahun ini, Serikat Buruh Industri Daging Australia (AMIEU) mengadukan Pham Poultry kepada Baiada.
 
Serikat itu mewakili 700 buruh di pabrik di Beresfield dan memperkirakan terdapat sekitar 300 lagi tenaga kerja asing sementara.
 
Sekretaris AMIEU cabang wilayah itu, Grant Courtney, mengadukan kepada Baiada bahwa kekurangan upah yang diterima para buruh asing itu boleh jadi besarnya $160.000 sebulannya.
 
Sementara itu, direktur Pham Poultry, Binh Nguyen, mengatakan tuduhan penyunatan upah dan jam kerja yang kelewat lama itu "omong kosong".
 
Menurut dia, para pegawainya sendiri dibayar sesuai dengan peraturan upah yang ditentukan industri.
 
Baiada mengatakan, para kontraktornya harus mematuhi hukum perburuhan dan pihaknya melakukan pemeriksaan untuk menegakkan kewajibannya.
 
Managing director Baiada, Simon Camilleri, tidak bersedia diwawancarai.
 
Baiada telah menjadi salah satu perusahaan ayam paling terkemuka di Australia, dengan pemasukan $1,3 milyar AUD setahunnya.
 
Riwayat perburuhan perusahaan itu di masa lalu diwarnai tuduhan pelanggaran, aksi mogok dan kematian di tempat kerja.
 
Di tahun 2010, badan pengawas keadilan di tempat kerja mengharuskan dibayarkannya rapel gaji sebesar $5.000 kepada sejumlah buruh China yang direkrut sebuah perusahaan pemasok tenaga kerja untuk bekerja di Baiada Beresfield.