ABC

Pertempuran berakhir, kondisi Zamboanga belum normal

Militer Filipina menyatakan pertempuran melawan gerilya separatis Moro di Zamboanga telah berakhir, tapi situasi masih belum normal kembali.

Militer menyerahkan wewenang atas kota pelabuhan dan perdagangan itu kepada polisi pada akhir pekan, menandakan berakhirnya pendudukan selama tiga minggu oleh gerilya Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF).

Lebih dari 200 orang tewas dalam bentrokan, sebagian besar laskar pemberontak.

Meskipun krisis keamanan di Filipina selatan dinyatakan telah berakhir, namun kehidupan warga Zamboanga belum kembali normal.

Hampir 10 ribu  keluarga di kota itu belum kembali ke rumah mereka sementara militer memburu sisa-sisa pemberontak MNLF di desa-desa di pinggiran Zamboanga.

Meskipun sejumlah toko dan kantor sudah mulai beroperasi lagi, namun dampak kerusuhan terhadap bisnis dan ekonomi lokal cukup signifikan.

Victor Liozo dari Palang Merah setempat mengatakan kepada ABC bahwa beberapa daerah di luar zona terlarang perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Namun, banyak orang masih berada di pusat-pusat evakuasi.

Pemerintah, kata Liozo, kini dalam tahap akhir persiapan untuk memindahkan mereka.

Kesulitan ekonomi

Kesulitan ekonomi juga dirasakan di daerah-daerah sekitar Zamboanga.

Pemimpin redaksi koran Mindanao Examiner, Al Jacinto, mengatakan kepada ABC, sektor bisnis masih dalam posisi menunggu.

"Semua perjalanan laut dan udara telah dihentikan selama tiga minggu, dan masyarakat di pulau-pulau Basilan, Sulu, yang merupakan bagian dari kawasan otonomi khusus, kehabisan persediaan daging sapi, ayam dan beras, " katanya.

Jacinto mengatakan, pemimpin kelompok pemberontak yang dicari militer tampaknya sudah lari.

Untuk saat ini, operasi militer membuat hidup penduduk Zamboanga semakin sulit.