ABC

Pemanasan global melambat karena pendinginan di Pasifik

Peneliti Amerika Serikat mengungkapkan perlambatan pemanasan global kemungkinan akibat pendinginan alami di bagian Samudera Pasifik.

Scripps Institution of Oceanography mengatakan area perairan dingin di Pasifik telah menetralkan  efek dari peningkatan karbon dioksida.

Menurut para peneliti, suhu akan kembali naik jika pendinginan di Pasifik berakhir.

Audio: Shang-Ping Xie speaks to Pacific Beat (ABC News)

Seorang peneliti Shang-Ping Xie kepada program Pasific Beat Radio Australia menyampaikan siklus air laut pacifik yang memenuhi sekitar delapan persen bumi sangat signifikan pengaruhnya terhadap suhu global.

“Samudera Pasifik di sekitar garis khatulistiwa mendingin, karena air bersuhu dingin dari bawah samudera terpompa secara konstan oleh pertukaran angin,” katanya.

“Kami mengetahuinya dari mempelajari variabilitas iklim jangka pendek, bahwa level air dinin terpompa ke permukaan itu bervariasi dari tiap tahun yang meng-osilasi antara El Nino dan La Nina,” sambungnya.

Osilasi adalah variasi periodik dari suatu hasil pengukuran.

Para peneliti dan pengamat iklim yang skeptis telah saling beradu argumen sejak 1998 soal belum ada pemanasan global yang signifikan kendati terdapat peningkatan jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan.

Profesor Xie menjelaskan karena osilasi terkini dari suku Samudera Pasifik malah menurun, itu merupakan modulasi rata rata peningkatan suhu global.

"Osilasi telah berlangsung sejak dulu dan akan tetap begitu untuk waktu yang lama – kita tidak bisa berbuat apa-apa,” tukasnya.

“Namun kita bisa melakukan sesuatu terkait buatan manusia, tren jangka panjang -Itu akan berdampak pada konsekuensi serius terhadap lingkungan global,” lanjut Xie.

Shang-Ping Xie menyatakan ilmu pengetahuan saat ini tidak bisa memprediksikan kapan osilasi suhu di Pasifik akan naik.