ABC

Michelle Payne, Joki Perempuan Pertama yang Berhasil Menangi Melbourne Cup

Michelle Payne telah menjadi joki perempuan pertama yang memenangi Piala Melbourne (Melbourne Cup) setelah memacu kuda kemenangan ‘Prince Of Penzance’ di lapangan Flemington.

Kuda yang dilatih oleh Darren Weir itu menyerbu garis finish mengalahkan kuda pacuan asal Inggris, Max Dynamiteby, di tempat kedua, dan kuda Australia ‘Criterion’ di tempat ketiga.

Kuda Prince Of Penzance- yang dilatih di Ballarat- adalah salah satu pemenang terpanjang  dalam sejarah 155 tahun Melbourne Cup.

Michelle Payne menunggangi Prince of Penzance dan memenangi Melbourne Cup 2015. (Foto: Getty Images, Robert Cianflone)
Michelle Payne menunggangi Prince of Penzance dan memenangi Melbourne Cup 2015. (Foto: Getty Images, Robert Cianflone)

Michelle Payne, yang telah memiliki hubungan panjang dengan kuda berusia enam tahun itu, mengatakan, sehari sebelum pacuan ia bermimpi memenangi Melbourne Cup.

"Ini seperti mimpi yang jadi nyata, kuda ini mengagumkan. Apa yang telah ia lalui, pelatihan luar biasa untuk membuat ia di sini seperti hari ini,” ujarnya setelah pacuan.

"Ini adalah mimpi semua joki di Australia dan sekarang mungkin dunia," sambungnya.

Melbourne Cup yang digelar di lapangan Flemington memperebutkan  hadiah senilai 6 juta dolar (atau setara Rp 60 miliar).

Kuda veteran ‘Red Cadeaux’, yang berlari di urutan kedua tiga kali dalam pacuan ini, gagal menyelesaikan lomba dan berhenti karena cedera.

Komite lomba ‘Racing Victoria’ mengindikasikan kuda pacuan berusia 10 tahun itu menderita cedera engkel dan telah dipindahkan ke Klinik Hewan Universitas Melbourne di Werribee untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kuda Jepang ‘Fame Game’ awalnya difavoritkan dalam lomba, namun ia bergerak lambat dan akhirnya ‘finish’ di urutan ke-13.

Sang pelatih ‘Prince’, Darren Weir, memuji Michelle dan mengatakan hal yang sulit dipercayai bahwa perempuan ini telah memenangi balapan terbesar di Australia.

"Saya katakan kepada pemilik kuda, cukup sulit untuk masuk ke perlombaan ini, apalagi memenanginya dan nikmati saja lombanya dan berharap kami masuk sepuluh besar," ujarnya.

Bukanlah jalan yang mudah bagi Michelle Payne untuk memenangi Melbourne Cup.

Joki berusia 30-tahun ini telah mengukir karir yang solid, dan telah berlomba dalam pacuan besar seperti Caulfield Cup dan Melbourne Cup.

Tapi sebagai seorang perempuan di dalam olahraga yang didominasi para pria, Michelle masih harus berjuang untuk diterima dan diakui keterampilannya.

"Berpikir bahwa (pelatih) Darren Weir telah memberi saya kesempatan dan (pacuan) ini seperti olahraga chauvinistik, saya tahu beberapa pemilik ingin menendang saya, dan nyatanya John Richards dan Darren (para pemilik) bertahan dengan saya, " ungkap Michelle.

Ia mengatakan, "Saya tak bisa katakan betapa saya berterima kasih kepada mereka. Saya ingin menyampaikan kepada lainnya, kejarlah prestasi, karena perempuan bisa melakukan apapun dan kita bisa mengalahkan dunia."

Ia telah memacu ‘Prince Of Penzance’ sejak awal karirnya, sempat absen sekali untuk Hugh Bowman di ‘Spring Carnival’ tahun lalu.

Untuk para joki perempuan. Michelle Payne memeluk piala Melbourne Cup. (Foto: AAP, Julian Smith)
Untuk para joki perempuan. Michelle Payne memeluk piala Melbourne Cup. (Foto: AAP, Julian Smith)

Michelle dan keluarganya tahu banyak tentang betapa sulitnya hidup di dunia pacuan.

Keluarganya yang berasal dari Ballarat, negara bagian Victoria, sangat lekat dengan pacuan kuda, mulai dari ayahnya, pelatih Paddy Payne, delapan dari 10 anak-anaknya dan menantu laki-lakinya, Brett Prebble serta Kerrin McEvoy.

Sulung tertua dari anak perempuan Paddy, yakni Brigid, meninggal karena serangan jantung pada tahun 2007, enam bulan setelah jatuh di lintasan yang membuatnya koma.

Michelle sendiri pernah mengalami dua cedera parah, satu terjadi pada tahun 2004 yang membuat tengkoraknya retak dan mengalami pendarahan pada otak. Hal ini sempat membuat keluarganya mencoba meyakinkan ia untuk menyerah pada olahraga yang dicintainya ini.

Tapi Michelle memilih untuk melanjutkan karirnya, dan ternyata ia kembali mengalami cedera lain pada tahun 2012, ketika ia terlempar di atas kepala kuda El Devine.

Kecelakaan itu meninggalkannya dengan empat patah tulang dan tulang rusuk yang retak, dan pada bulan September tahun itu – satu bulan setelah kembali melanjutkan pacuan – ia jatuh lagi di Ararat.

Hanya tiga tahun kemudian, Michelle Payne berada di peringkat atas dunia pacuan kuda, bergabung dengan saudara iparnya Prebble (Green Moon, 2012) dan McEvoy (Brew, 2000) sebagai pemenang Melbourne Cup, menjadi joki perempuan pertama yang memenangi Melbourne Cup.

Ia mengikuti jejak Maree Lyndon, joki perempuan pertama di Melbourne Cup pada tahun 1987, dan Clare Lindop serta Lisa Cropp, yang menjadi joki di Melbourne Cup tahun 2007.