ABC

Sejumlah Bank Besar di Australia Tolak Pialang Bitcoin

Puluhan penjual bitcoin di Australia menuding sejumlah bank terbesar di Australia menolak berbisnis dengan mereka karena hendak menghentikan industri mata uang digital tersebut.

Commonwealth Bank, Westpac, ANZ dan Bank Nasional Australia merupakan sejumlah institusi keuangan yang disebut dan dikecam para penjual bitcoin.  
Ini pertama kalinya para pialang mata uang digital ini mengungkapkan pengalaman mereka ini.
 
Michaela Juric, 22, telah berjualan mata uang virtual Bitcoin sejak dua setengah tahun terakhir.
 
Belakangan ini bisnis penjualan bitcoin miliknya di situs bitcoin-babe.com terancam gulung tikar karena sejumlah bank besar di Australia menolak memiliki hubungan bisnis dengannya.
 
"Nama saya telah masuk daftar hitam Commonwealth Bank, National Australia Bank, Westpac, St George, Bank of Melbourne, Bank SA, Bank of Queensland, Rams and BT Superfund.
 
"Saya tidak bisa lagi membuka atau mempertahankan rekening bank saya pada bank-bank tersebut karena saya bertransaksi dengan Bitcoin," katanya.
Juric meyakini bank-bank yang menolaknya melihat Bitcoin sebagai ancaman, dan dia mengklaim mengetahui setidaknya ada 50 orang penjual Bitcoin lain yang juga mengalami hal yang sama.
 
Daniel Wilczynski, 28, merupakan mantan penjual Bitcoin yang sekarang gulung tikar karena rekening banknya ditutup oleh 6 bank berbeda.
 
"Semua awalnya berjalan lancer, tapi kemudian bank pertama yakni NAB menutup rekening saya, dan kemudian diikuti ANZ, Westpac dan dua bulan lalu
Commonwealth Bank juga menutup rekening saya,” katanya.
 
Wilczynski mengatakan tidak hanya rekening bisnisnya yang ditutup tapi rekening pribadinya juga. Akibatnya dia mengalami kerugian financial yang cukup signifikan.
 
"Awalnya Saya berniat mempekerjakan seseorang dan juga seorang pengembang situs, tapi sebaliknya saya malah kehilangan pekerjaan dan juga sumber pendapatan saya dan hingga kini masih mempertimbangkan harus berbuat apa?
 
Seorang pria lainnya kepada ABC juga mengaku dia mengalami diskriminasi yang sama oleh bank terbesar di Australia.
 
Pialang Bitcoin yang berusia 30 tahun ini mengatakan dia takut mengungkapkan identitasnya karena khawatir satu-satunya bank yang masih membolehkan dirinya memiliki rekening di bank mereka juga akan ikut menutup rekeningnya jika tahu kalau dia berurusan dengan Bitcoin.
 
"Saya sangat khawatir,” katanya.
 
"Biasanya di tingkat kantor cabang hal ini tidak menjadi masalah, tapi kemudian kantor pusat bank itu mengetahui masalah ini dan saat itulah maka aksi penutupan rekening ini akan dilakukan,”
 
Senator dari Partai Buruh, Sam Dastyari, yang memimpin Komite Referensi Ekonomi untuk Mata Uang Digital mentatakan mereka geram dengan aksi penutupan rekening oleh sejumlah bank utama di Australia ini.
 
"Saya kita ini tindakan yang berlebihan, mengingat terjadi situasi dimana sekelompok lembaga keuangan besar bergabung mencegah tumbuhnya industri baru – ini merupakan hal yang sangat memprihatinkan.”
 
"Apa yang saya khawatirkan dari sudut pandang industri adalah Bitcoin merupakan industri yang seharusnya kita promosikan, dan harus menjadi industru yang tumbuh dan berkembang namun kita justru menghadapi sikap yang bertentangan dimana institusi perbankan justru secara terang-terangan melihat Bitcoin sebagai ancaman,”
 
Sejumlah bank yang disebutkan dalam isu ini menolak memberikan penjelasan kepada ABC.
 
Namun Tony Pearson, Pelaksana CEO dari Asosiasi Perbankan Australia mengatakan anggotanya memiliki hak untuk memilih dengan siapa mereka hendak melakukan hubungan bisnis.
 
"Mata uang digital tidak diatur dalam UU maupun pertimbangan kami,”
 
"Kurangnya transparansi dan pengaturan atau ketentuan hukum memunculkan sejumlah resiko bagi pengguna dan juga menyisakan peluang resiko bagi sistem pembayaran, sistem integrasi keuang dan juga menggerogoti pajak,”
 
"Mengingat resiko ini, ada kebutuhan mendesar untuk segera memperjelas dan menetapkan aturan hukum dan kerangka  regulasi bagi mata uang digital ini,”
 
Tanggapan ini dibantah oleh pialang Bitcoin, Michaela Juric. Ia menilai pendapat pihak bank ini omong kosong karena Bitcoin memiliki aturan yang jelas dan para pialang juga dibebani ketentuan membayar pajak GST.
 
"Jika seseorang membeli Bitcoin dari saya dan sesuatu tidak berjalan benar, maka mereka memiliki hak penuh untuk mengajukan keluhan kepada komisi keadilan usaha,” katanya.
 
"Sekarang jika kita tidak diatur bagaimana hal itu bisa terjadi, dan mengapa kami ikut ditagih membayar pajak Bitcoin,jadi menurut saya mereka hanya tidak mau berusuan dengan Bitcoin saja,” katanya.
 
Senator Sam Dastyari mendorong bank-bank di Australia mencari solusi agar dapat bekerjasama dengan para pialang Bitcoin kembali.