Pasangan Gay Tasmania ini Menikah di Selandia Baru atas Biaya Saweran Warga
Pernikahan pasangan sesama jenis masih dilarang di Australia, karenanya pasangan sesama jenis asal Tasmania terpaksa harus terbang ke Selandia Baru untuk menikah atas biaya hasil sumbangan warga yang digalang di internet demi mewujudkan permintaan terakhir kekasihnya yang sedang sakit keras.

Pasangan sesama jenis yang baru menikah ini tidak akan diakui pernikahannya ketika mereka kembali ke Australia.
Sandra Yates dan pasangannya yang sedang sakit keras, Lee Bransden, menikah di Pusat Kebudayaan Rotorua, Selandia Baru didepan sekitar 20 staf dan teman baru.
Pasangan asal Devonpor, Tasmania ini pergi ke Selandia Baru atas bantuan pendanaan massa di internet yang membantu membayarkan biaya keberangakatan mereka.
Brandsen menderita sakit paru-paru dan divonis hanya akan bertahan hidup beberapa pekan lagi saja.
Pernikahan ini merupakan salah satu keinginan terakhirnya.
Pasangan yang baru menikah ini, Sandra Yates mengatakan pernikahannya dilangsungkan dengan upacara tradisional masyarakat Maori.
Pasangan ini bertukar sumpah di rawa yang dikelilingi oleh pakis besar di dekat mata air dan prajurit Maori prajurit tiba dengan perahu.
"Para prajurit turun di perahu mereka, itu sangat emosional, mereka menyanyikan lagu yang sangat indah dengan membawa api di kano, sangat indah sekali,” katanya.
Pasangan ini sudah berteman selama 30 tahun, dan memutuskan menjadi pasangan sejak 8 tahun lalu dan mereka ingin menikah di depan keluarga mereka.
Tapi karena tidak dapat menikah di Australia, pasangan ini meluncurkan kampanye di internet guna membantu keduanya mencapai tujuan mereka menikah di luar negeri.
Meski mereka sangat bahagia telah berhasil menjadi pasangan suami isteri, namun Sandra Yates dan Brensan Lee mengaku kebahagiaan mereka akan lebih sempurna jika pernikahan mereka turut dihadiri sanak keluarga dan kerabat mereka.
"Jika saja Australia membolehkan pernikahan sesama jenis akan sangat membahagiakan sekali jika pernikahan kami juga bisa diakui di Australia."

Pasangan Gay Tasmania (kanan) berdiri disamping perahu Maori sebelum melangsungkan pernikahan di Selandia Baru.
Direktur Kesetaraan Pernikahan Australia, Rodney Croome mengucapkan selamat untuk kedua pasangan yang baru menikah tersebut.
"Pernikahan mereka merupakan peringatan untuk kita kalau kesetaraan pernikahan sudah sangat mendesak untuk di terapkan karena banyak pasangan seperti
Lee dan Sandra, tidak bisa lagi menunggu,” katanya.
"Pernikahan itu sangat penting, sampai-sampai mereka harus pergi ke luar negeri jauh dari keluarga dan teman-teman mereka hanya agar mereka bisa menikah dengan legal,” tambahnya.
Pernikahan Yates dan Bransden tidak akan diakui jika mereka kembali ke Australia.
"Itu juga menekankan kejamnya kebijakan pemerintah Australia mengenai masalah ini,” kata Croome.
Setelah menikah kedua pasangan ini masih berada di Selandia Baru untuk menghabiskan masa bulan madu mereka sebelum kembali ke Tasmania.