Fenomena Job Hugging: Antara Rasa Aman dan Ancaman Burnout
Fenomena job hugging kini tengah menjadi sorotan di dunia kerja global, terutama di tengah maraknya gelombang PHK massal yang melanda berbagai perusahaan besar dunia. Istilah ini menggambarkan kondisi ketika karyawan memilih bertahan pada pekerjaannya semata-mata karena rasa takut kehilangan stabilitas, bukan karena kepuasan atau semangat terhadap pekerjaan itu sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai sektor industri mulai dari teknologi, startup, hingga korporasi multinasional menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan. Situasi ini memaksa banyak perusahaan melakukan efisiensi besar-besaran, termasuk pemangkasan tenaga kerja dalam jumlah besar. Akibatnya, ribuan karyawan di seluruh dunia kehilangan pekerjaan hanya dalam hitungan bulan.
Di sisi lain, para pekerja yang masih bertahan pun hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian. Banyak dari mereka enggan mencari peluang baru karena khawatir menghadapi risiko serupa di tempat lain. Fenomena job hugging ini pun menjadi cerminan nyata dari kecemasan profesional masa kiniĀ antara keinginan untuk berkembang dan kebutuhan untuk bertahan di tengah perubahan cepat dunia industri.
Job Hugging Dampak terhadap Kesehatan Mental
Menurut Dr. Ratna Sari, S.Kom., M.Si., Binus Career Manager, melalui program Jurnal Binusian, fenomena job hugging yang marak terjadi saat ini tidak terlepas dari kondisi ketidakstabilan ekonomi dan mentalitas pekerja modern. Ia menjelaskan bahwa banyak karyawan, khususnya dari generasi muda, cenderung memilih bertahan di satu pekerjaan karena rasa takut terhadap perubahan atau kehilangan keamanan finansial.
Dr. Ratna juga menyoroti bahwa generasi Z saat ini memiliki kecenderungan untuk tidak menyukai ketidakstabilan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk karier. Dalam situasi ekonomi yang fluktuatif dan persaingan kerja yang semakin ketat, mereka lebih memilih bertahan di zona aman meskipun pekerjaan yang dijalani tidak sepenuhnya memberikan kepuasan.
Namun, kondisi ini justru dapat menimbulkan berbagai permasalahan psikologis, salah satunya burnout. Banyak pekerja muda merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton dan tekanan kerja yang tinggi, tetapi enggan mengambil risiko untuk berpindah ke lingkungan baru. Akibatnya, muncul rasa lelah secara emosional, mental, dan fisik yang berpengaruh pada produktivitas serta kesejahteraan mereka. Akan tetapi, Dr. Ratna menekankan bahwa penting untuk melihat karakteristik setiap individu dalam memahami alasan di balik fenomena job hugging.
Mau tahu ciri utama dari fenomena job hugging dan bagaimana mengenalinya? Tonton selengkapnya di YouTube BINUS TV