Generasi Tua Dominasi Kelompok Petani Australia
Barangkali tak mengejutkan bagi siapa saja yang bekerja di sektor agrikultur, namun data statistik memang menyebut dan mengkonfirmasi bahwa para petani Australia sebagian besar tak lagi berusia muda.
Neil Barr adalah peneliti sosial dari Departemen Lingkungan dan Industri Primer di negara bagian Victoria, dan penulis laporan tersebut.
Ia menganalisa data sensus dari tahun 1976-2011 dan menyebut bahwa selama periode itu, jumlah petani yang berusia di bawah 35 tahun turun sekitar 75%.
Dr. Neil mengatakan, ada beberapa alasan di balik fenomena itu.
“Alasan pertama dan yang terpenting adalah lahan pertanian yang semakin sedikit. Orang-orang kini lebih memungkinkan untuk menempuh pendidikan tinggi ketimbang satu generasi yang lalu, dan tentu saja mereka menjadi terdidik lebih lama, celah tahun menjadi semakin lebar, dan peluang pekerjaan lain juga semakin lebar sebelum mereka memutuskan kembali ke lahan pertanian,” jelasnya.
Namun dibanding negara lain di dunia, Dr. Neil mengatakan, para petani Australia masih tergolong muda.
“Saya memiliki data dari 29 negara, termasuk Australia dan ada beberapa masalah terkait perbandingan data ini. Namun sejauh yang saya bisa informasikan, salah satu profil yang bisa saya bandingkan adalah proporsi petani di bawah 35 tahun, dan Australia termasuk kedua yang
Matthew Weidemann, 23 tahun, adalah peternak domba dan petani biji-bijian dari Rupanyup, negara bagian Victoria.
Ia kembali ke lahan pertanian keluarga setelah ia menyelesaikan pendidikan di sebuah kampus agrikultur di dekat tempat tinggalnya.
“Di sana ada kemungkinan sekitar 10 hingga 15 petani bagus yang telah kembali ke lahan mereka masing-masing dalam 5 hingga 8 tahun terakhir. Mereka mendapat insentif yang bagus untuk kembali pulang, hanya karena mereka kembali ke lahan keluarga dan menunjukkan hal itu bisa terjadi,” tutur Matthew.