Hemat Biaya Listrik, Pencabutan Pajak Karbon Disambut Antusias
Kelompok peternak, selama 3 tahun belakangan ini, adalah para penentang yang vokal terhadap pajak karbon. Mereka beralasan, pajak karbon akan menyebabkan suasana kompetisi pada sektor agrikultur terancam.
Gary Sansom adalah peternak ayam di Stockleigh, barat daya Brisbane. Ia menuturkan, pajak karbon mengisi 10% porsi tagihan listrik tahunannya yang sebesar 37.907 dolar.
Ia berharap, jumlah yang sama akan kembali ia dapatkan setelah pencabutan pajak karbon terlaksana, walau ia sendiri membenarkan bahwa tagihan listrik adalah sesuatu yang rumit dan bisa saja morat-marit.
“Jumlah 10% itu memang tidak banyak tapi dengan keuntungan yang ketat, sedikit tambahan pemasukan bisa membantu. Inilah perbedaan antara melakukan dan tidak melakukan-nya,” ujar Gary.
Jeff Perry adalah Manajer Umum dari distrik irigasi swasta ‘West Corugan’ di selatan negara bagian New South Wales. Ia mewakili 200 pengguna irigasi dengan listrik untuk memompa air dari sungai Murray.
Ia menjelaskan, kelompoknya menghabiskan 600.000 dolar per tahun untuk biaya listrik dan berharap bisa menghemat sekitar 50.000-60.000 dolar selama 3 tahun ke depan.
“Itu sedikit bergantung pada kesepakatan apa yang dinegosiasikan makelar listrik kami dengan para perusahaan listrik,” tuturnya.
John Hamparsum adalah petani kapas dan biji-bijian di dekat Gunnedah, barat laut New South Wales. Ia mengeluarkan biaya listrik sebesar 250 juta dolar pada musim panas lalu, guna menjaga agar pompa terus mengirigasi tanamannya.
Ia mengatakan, ironi yang melekat pada pajak karbon adalah bahwa pajak ini berlaku bagi pompa listrik yang diduga ramah karbon bukannya pompa diesel yang sarat polusi.
John menambahkan, ia dari awal tak pernah menentang pajak karbon namun ia berubah pikiran ketika dana yang didapat dari pajak ini tidak digunakan untuk mendanai proyek pengurangan karbon dan pengembangan sumber energi terbarukan.