6083 Penonton, 312 Film, 59 Negara: MFW11 Berakhir, Membawa Harapan Baru untuk Film Pendek

Suasana hangat di Dharma Negara Alaya, Denpasar, menandai berakhirnya Minikino Film Week (MFW) 11. Selama delapan hari, 12–19 September 2025, festival film pendek internasional ini menayangkan 312 film dari 59 negara dan disaksikan oleh total 6.083 penonton. Penutupan MFW11 bukan hanya mengumumkan pemenang, tetapi juga membawa harapan untuk kembali bertemu pada tahun depan.

Pembuka yang Intim dari Glasgow

Alih-alih karpet merah, MFW11 dibuka dengan karya audiovisual intim “Desktop Compositions” dari Holly Márie Parnell (Glasgow). Karya ini merajut suara, gambar, arsip pribadi, dan denyut emosional zaman, lahir dari program Bali Glasgow Filmmaker Exchange yang didukung British Council. Kehadiran karya ini menegaskan identitas MFW sebagai ruang festival lintas disiplin, batas, dan generasi.

Shorts Up: Bibit Sineas Baru

Program Shorts Up kembali menunjukkan bahwa ide sederhana bisa melahirkan lompatan besar jika diberi ruang. Gentle Hands Project menerima MTN Award Goes to JAFF Market, tiket emas untuk mengamati ekosistem pasar film di Yogyakarta. Ready, Set, Go memperoleh dukungan pribadi dari sutradara-produser Hong Kong, Eric Tsang, menandakan bahwa ruang pitching festival juga jadi lahan peluang nyata.

Film Pendek Sebagai Media Belajar

Sepanjang seminggu, sekolah dan komunitas di Bali datang bergantian menonton dan berdiskusi. Dari ruang kelas hingga ruang publik, film pendek terbukti tajam sekaligus ramah, menjangkau anak-anak hingga orang tua.

MTN IkonInspirasi: Dialog Lintas Dunia

Hari terakhir festival diwarnai MTN IkonInspirasi at MFW11. Beng Rahadian, Amar Haikal, dan Made Suarbawa berbagi inspirasi tentang pentingnya jejaring lintas disiplin, menjaga api kreativitas, dan membangun ekosistem film pendek. Dialog ini dibuka oleh Irini Dewi Wanti dari Kementerian Kebudayaan RI, yang menegaskan bahwa MTN IkonInspirasi adalah bagian dari strategi nasional pengembangan talenta seni-budaya Indonesia.

Jaringan Asia Tenggara dan Diskusi Kritis

MFW11 memperkuat posisi Bali sebagai titik temu jaringan film pendek Asia Tenggara melalui program South East Asia Network dan S-Express. Panel “South East Asia Connections” menghadirkan nama-nama penting seperti Ben Thompson (Tribeca Film Festival), King Catoy (EngageMedia), dan Prima Sirivasuntra (Purin Film Fund) membahas peran kolaborasi, dukungan finansial, dan jaringan kuratorial dalam membangun ekosistem film pendek kawasan.

Sementara itu, di Short Film Market, diskusi “Circulation Ethics – Power & Representation” mengupas etika peredaran film pendek Global South di sirkuit global yang didominasi Utara. Forum ini menegaskan peran Short Film Market sebagai ruang industri sekaligus forum kritis masa depan sirkulasi film pendek.

Di Balik Angka Ada Wajah

Festival ini mencatat 6.083 penonton dan 1.435 penonton pra-festival melalui program edukasi, dengan 187 tamu terakreditasi (55 internasional dari 21 negara). Namun, di balik angka ada wajah-wajah: penonton yang terhanyut, relawan yang berlarian, dan pembuat film yang menemukan penontonnya untuk pertama kali di Bali. Direktur Festival Edo Wulia menyampaikan rasa syukur atas kerja kolektif semua pihak, sementara Fransiska Prihadi menegaskan setiap film adalah jendela kecil melihat dunia, menumbuhkan empati. Ketua Yayasan Kino Media, Made Suarbawa, menambahkan bahwa MFW bukan sekadar festival tahunan, melainkan bagian dari perjalanan panjang membangun ekosistem film pendek Indonesia.

Para Pemenang MFW11

Beberapa pemenang yang diumumkan antara lain:

  • Best Short Film of the Year 2025: Montsouris Park – Guil Sela (Prancis)

  • Best Fiction Short: Blue Heart – Samuel Suffren (Haiti/Prancis)

  • Best National Competition 2025: When the Blues Goes Marching In (Pengais Mimpi) – Beny Kristia

  • Begadang Filmmaking Competition 2025: Imam and His 9 Friends – Deru Ibnu Ghifari (Lampung)

Menatap ke Depan

Festival ditutup dengan pemutaran film pemenang utama dan pengumuman tanggal Minikino Film Week 12: 11–18 September 2026. Pendaftaran film dibuka 1 Desember 2025 hingga 28 April 2026, undangan bagi pembuat film dari seluruh dunia untuk kembali membawa karyanya ke Bali.