Mengapa Ketupat Identik dengan Lebaran?

Hari raya Idul Fitri atau yang biasa disebut dengan ‘Lebaran’ menjadi hari besar yang sangat dinantikan oleh seluruh umat muslim setelah menjalankan sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan. Seluruh umat muslim mempersiapkan diri untuk menyambut Lebaran dengan mendekorasi rumah, ada yang membeli baju lebaran, menyetok kue lebaran, dan memasak dalam jumlah besar untuk dihindangkan saat hari-H. Masakan yang biasanya dimasak berupa lauk pendamping ketupat, seperti opor ayam, rendang, sambal goreng ati, semur, dan masih banyak lagi.

Lebaran dan Ketupat!

Jika mendengar kata ‘Lebaran’, kira-kira apa sih yang ada dipikiran Smart Viewers? Mungkin salah satunya adalah ‘Ketupat’. Ketupat merupakan salah satu makanan yang identik dengan hari raya Idul Fitri atau Lebaran, karena jika dijelaskan secara singkat, ketupat merupakan salah satu tradisi yang berawal dari penyebaran agama Islam di pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga.

Sejarah Ketupat: 

Bakda Kupat adalah budaya yang dimulai seminggu setelah lebaran. Pada saat itu, banyak masyarakat yang menganyam dan mempersiapkan hidangan ketupat. Biasanya, ketupat diantarkan kepada kerabat yang lebih tua sebagai simbol kebersamaan.

Pada masa itu, Sunan Kalijaga mejadikan ketupat sebagai sarana berdakwah menyebarkan agama Islam dengan membagi-bagikan ketupat. Hal ini menjadi pendekatan budaya oleh Sunan Kalijaga untuk mengajak orang Jawa untuk memeluk agama Islam. Secara perlahan, tradisi ketupat ini semakin melekat di Indonesia sebagai hidangan lebaran, sejak itu lah ketupat menjadi salah satu hal yang identik dengan lebaran.

Setelah mengetahui sejarah asal-usul ketupat, sepertinya kurang afdol jika Smart Viewers belum mengetahui fakta-fakta ketupat saat lebaran. Berikut fakta menarik mengenai ketupat saat lebaran!

Fakta-fakta Ketupat saat Lebaran:

  1. Makna Ganda

Ketupat memiliki makna ganda yaitu ‘ngaku lepat’ yang artinya mengakui kesalahan, dan ‘laku papat’ yang artinya empat tindakan. Maksud dari empat tindakan adalah ‘luberan’ yang artinya melimpah, ‘leburan’ yang artinya melebur dosa, ‘lebaran’ yang artinya pintu ampunan terbuka lebar, dan ‘laburan’ yang artinya menyucikan diri.

  1. Simbolisasi

Smart Viewers tau ngga, kalau isian beras pada ketupat dilambangkan sebagai hawa nafsu. Sementara itu, daun kelapa muda atau janur merupakan singkatan dari ‘jatining nur’ atau cahaya sejati, maksudnya adalah hati nurani. Jika digabung, ketupat berarti ‘manusia yang menahan nafsu dengan mengikuti hati nurani’

  1. Kesempurnaan

Idul Fitri dianggap sebagai hari kemenangan, setelah berpuasa sebulan penuh. Pada zaman dahulu, masyarakat muslim membuat dan membagikan ketupat kepada tetangga sebagai penanda bahwa keislamannya telah sempurna.

  1. Media Penolak Bala

Ternyata ada beberapa daerah di Indonesia yang percaya bahwa ketupat dapat menjadi media penolak bala. Oleh karena itu, sampai sekarang masih ada yang menggantungkannya di daun pintu untuk menghindar dari hal-hal yang buruk.

  1. Banyak Nama

Indonesia memang terkenal dengan kekayaan dan keberagamannya. Salah satu kekayaan di Indonesia adalah luasnya yang membentang, sehingga Indonesia memiliki banyak daerah. Saking luasnya, setiap daerah memiliki bahasa masing-masing, termasuk dalam penyebutan ‘ketupat’. Misalnya, suku Jawa dan Sunda menyebut dengan sebutan ‘kupat’, Bali menyebutnya dengan ‘tipat’’, dan ‘ketupek’ dari Gorontalo.

  1. Simbol Minta Maaf

Jika ketupat tercampur dengan lauk dan santan, mereka yang merupakan orang Jawa menyebutnya dengan ‘kupa santen’. Uniknya, ‘kupa santen’ merupakan singkatan dari ‘kulo lepat nyuwun nganpunten’, kalimat tersebut berarti “saya salah, mohon maaf”.

Gimana Smart Viewers? Menarik kan, informasi, sejarah, sekaligus fakta-fakta mengenai ketupat saat lebaran? Semoga di hari raya Idul Fitri kita semua selalu diberikan keberkahaan ya, Smart Viewers!

Nazli Humaira