Fakta Menarik Tahun Baru! Ternyata Dahulunya dirayakan pada Bulan Maret.

Smart Viewers, dari banyaknya hari perayaan di dunia, salah satu yang paling ditunggu-tunggu adalah perayaan Tahun Baru. Meskipun tak selalu dirayakan, setiap orang bersuka cita menyambut Tahun Baru dengan caranya masing-masing. Hal unik lainnya, dimana saat menjelang pergantian tahun, setiap orang akan berkumpul di suatu tempat untuk melihat kembang api dan menghitung mundur pergantian tahun. 

Bahkan, pada tahun 2015 dan 2018 lalu dalam buku rekor Guinness World Records, Dubai tercatat sebagai negara yang merayakan perayaan malam Tahun Baru termegah di dunia. Menyambut Tahun Baru, sepertinya cukup menarik jika kali ini BINUS TV akan membahas seputar fakta-fakta menarik serta sejarah dari perayaan Tahun Baru. Simak informasinya di bawah ini, yuk!

1. Sudah Ada Sejak 4000 Tahun Lalu

Dikutip dari berbagai sumber, perayaan Tahun Baru tertua dan pertama yang tercatat dalam sejarah, yaitu perayaan tahun baru di Babilonia pada 4.000 tahun yang lalu atau dikenal sebagai festival Akitu. Festival itu dilakukan selama 12 hari, dengan menggunakan kostum tradisional, kemudian dimulai dengan melakukan kegiatan ritual seperti memotong jelai, sembahyang, menyembelih kurban, dan menyerahkan rampasan perang kepada dewa mereka. Hal itu dilakukan sebagai upaya penyucian diri, memohon pengampunan, serta memohon perlindungan kepada Dewa Matahari untuk kesejahteraan kota. Kemudian, mereka berkumpul dan berbaris di pusat Wilayah Kurdistan sebagai bentuk perayaan menyambut Tahun Baru. (sumber: CNN Indonesia, IDNTIMES, Kompas, detik.inet, HISTORYasia)

2. Sejarah Kembang Api

Dikutip dari laman detikedu dan Kompas, pada abad ke-7 dalam kalender Masehi, kembang api pertama kali di temukan oleh bangsa China yang digunakan sebagai ritual mengusir roh jahat. Kemudian setiap tahunnya berkembang hingga ke Eropa, hingga Eropa memiliki kembang api dan petasan versinya yang dibuat dengan bahan baku bubuk mesiu. 

Bukan hanya bahan baku, kembang api versi China dan Eropa memiliki kegunaan yang berbeda. Dalam tahun baru China, kembang api digunakan untuk mengusir roh jahat. Namun di Eropa, kembang api digunakan untuk memperingati kemenangan militer, serta untuk meningkatkan perayaan publik dan upacara keagamaan.  Pada era Renaissance, kembang api semakin berkembang dengan dimasukkannya sejumlah logam dan zat tambahan lainnya, sehingga menciptakan percikan api terang dan beraneka warna yang kita kenal sekarang ini. 

Selanjutnya, kembang api juga turut menghiasi langit malam Amerika Serikat  tepat pada saat negara tersebut pertama kali dibentuk pada tahun 1776. Yang mana kemudian, AS juga mengadopsi tradisi ini untuk digunakan dalam menandai acara-acara nasional lainnya, seperti pelantikan Presiden dan malam Tahun Baru. Yang mana hal ini membuat makna kembang api juga beralih, bukan hanya sekedar untuk pengusiran roh jahat atau memperingati acara kenegaraan saja, namun sebagai pelengkap pada acara-acara besar lainnya di dunia, termasuk perayaan Tahun Baru.

3. Terdapat 39 Perayaan Tahun Baru di Dunia

Di dunia terdapat 39 zona waktu yang berbeda, sehingga ada sebanyak 39 perayaan malam tahun baru. Diketahui, Pulau Natal yang merupakan negara pulau yang terletak di Pasifik Tengah merayakan tahun baru pertama di dunia. Sementara itu, negara kedua terakhir yang merayakan tahun baru berlangsung di Samoa Amerika. Pulau Baker dan Pulau Howland sebetulnya merupakan tempat perayaan terakhir berdasarkan zona waktu, namun kedua pulau tersebut merupakan tempat tidak berpenghuni.

4. Tahun Baru Tidak Dirayakan Pada 1 Januari 

Awalnya, perayaan tahun baru dilakukan pada pertengahan Maret oleh masyarakat Babilonia. Hal itu karena di setiap bangsa memiliki kalender yang berbeda-beda. Selama masa pemerintahan Raja Romawi Numa Pompilius (715-673 SM), ia merevisi kalender Romawi sehingga Januari menggantikan Maret sebagai bulan pertama. Mulanya, kalender Romawi berjumlah 10 bulan dan 304 hari, namun setelah direvisi dalam satu tahun menjadi 12 bulan, dengan ditambahkannya bulan Januarius dan Februarius. Seiring berjalannya waktu, pada 46 SM, kaisar Roma, Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari pertama dalam tahun yang baru, berdasarkan kalender Julian. Menurut tradisi Romawi, Januari dinamai Janus, yakni Dewa Romawi dari segala permulaan. Selain itu, Julius Caesar juga orang pertama yang menyatakan 1 Januari sebagai hari libur. 

Namun, kalender yang saat ini kita gunakan bukan merupakan kalender dari penanggalan Julius Caesar. Berdasarkan persetujuan resmi Paus Gregorius XIII, Dr. Aloysius Lilius menggagas kalender Gregorian, yang patokan dan penamaan waktu dalam penanggalannya didasarkan pada kelahiran Yesus Kristus, yaitu Masehi (Anno Domini) dan Sebelum Masehi (Before Christ). Lalu di era yang lebih modern, diberikan penamaan yang lebih netral, yaitu Masehi (Common Era) dan Sebelum Masehi (Before Common Era). Hingga saat ini, kalender Gregorian dipakai oleh dunia. 

5. Membuat Resolusi Sudah Ada Sejak Zaman Mesopotamia Kuno

Hal lainnya yang juga menjadi ciri khas dalam merayakan Tahun Baru selain pesta kembang api, yaitu membuat resolusi. Menjelang Tahun Baru, umumnya setiap orang akan membuat resolusi atau tujuan yang ingin dicapai, doa, dan harapan yang diharapkan dapat direalisasikan pada tahun yang baru. 

Dikutip dari laman detikedu, ternyata hal ini sudah berlangsung sejak zaman Mesopotamia Kuno. Namun pada zaman dahulu, di Babilonia resolusi tidak diambil hanya untuk perbaikan diri, tetapi warga membuat resolusi lisan kepada raja. Hal itu dianggap penting untuk menjaga kerajaan agar tetap disukai para dewa. Dikutip dari laman nationalgeographics, Profesor Richard Alston dari Department of Classic di Royal Holloway University, mengatakan bahwa pada zaman dahulu pejabat tinggi Romawi membuat resolusi agar tetap setia kepada republiknya dan bersumpah di hadapan Kaisar pada tanggal 1 Januari. Pada tradisi Romawi Kuno, semua warganya diberikan kesempatan untuk merenungkan diri atas segala hal yang terjadi dimasa lalu dan memandang tahun baru sebagai tahun yang mendatangkan kebajikan. Dalam tradisi tersebut orang-orang juga mendoakan satu sama lain, serta saling bertukar buah-buahan dan madu sebagai bentuk penyambutan tahun baru yang baik dengan berbagi kasih.

Nah, itulah tadi beberapa fakta menarik serta seputar Tahun Baru.  Menjelang Tahun baru di Indonesia, selain membuat resolusi dan pesta kembang api, masyarakat juga cenderung memilih berkumpul bersama keluarga untuk quality time dan sebagian lainnya memilih pesta  barbeque sebagai kegiatan malam akhir tahun. Namun, apapun kegiatan di perayaan Tahun Baru, semoga segala harapan yang tertuang dalam resolusi di tahun-tahun mendatang dapat terealisasikan dan berjalan dengan lancar ya, Smart Viewers!

Erlingga Jelita