Pertolongan Pertama Pada Korban KDRT, Apa Saja Yang Dapat Kita Lakukan?

Smart Viewers, akhir-akhir ini Kekerasan dalam Rumah Tangga atau KDRT menjadi topik yang sedang ramai dibicarakan. Pada umumnya KDRT dapat terjadi karena adanya perbedaan status atau kekuasaan yang tidak seimbang, dimana pihak berkuasa berhak memegang kendali penuh terhadap pihak yang dianggapnya lemah.

Walaupun laki-laki juga dapat menjadi korban KDRT, namun Komisioner Komnas Perempuan mengatakan bahwa “KDRT tercatat sebagai kekerasan yang selalu menempati urutan pertama dari seluruh kasus kekerasan terhadap perempuan yang diadukan ke Komnas Perempuan”. Diterangkannya kembali bahwa kekerasan terhadap istri selalu berada diatas angka 70 persen. Meskipun demikian, ketika seorang perempuan mengalami KDRT, terkadang masih banyak pihak yang meragukban dan mempertanyakannya, mengapa korban tidak segera menyudahi hubungannya atau mengapa korban tidak segera melaporkannya.

Alasan sulitnya seseorang untuk menyudahi hubungan dan melaporkan bahwa dirinya merupakan korban KDRT diantaranya, karena korban masih memiliki harapan dan kepercayaan terhadap pasangan, adanya ancaman dari pelaku, terisolasi dan tidak memiliki tempat tujuan atau seseorang untuk di percaya. Dalam hal ini, tindakan kita berperan penting dan akan sangat berarti bagi korban KDRT, hal apa saja yang dapat kita lakukan untuk membantu korban KDRT? Simak informasinya di bawah ini!

  1. Meluangkan Waktu

Umumnya korban sulit percaya dengan orang lain, sebab hal itu berkaitan dengan situasi dan kondisinya. Karenanya, saat korban merasa percaya dan mampu untuk terbuka pada kita, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah meluangkan waktu, dengan begitu korban merasa memiliki sedikit kepercayaan dan harapan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

  1. Membuka Percakapan

KDRT merupakan tindak kekerasan yang tidak selalu menyerang fisik, tetapi juga dapat menyerang psikis. Pada tahap tersebut seorang korban terkadang sulit membuka percakapan karena kekerasan yang dihadapinya begitu menyakitkan. Karenanya kita perlu membuka percakapan, misalnya dengan menanyakan kabarnya. Dengan begitu korban akan merasa bahwa masih ada seseorang yang peduli akan dirinya.

  1. Dengarkan tanpa Menghakimi

Saat korban menceritakan situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya, sebagai pendengar yang dipercayanya, hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah mendengarkan ceritanya secara keseluruhan. Sehingga dengan begitu, kita dapat memahami kronologi kejadian yang sedang dihadapi korban dan kemudian kita dapat berpihak pada korban guna membuat korban merasa aman dan dimengerti.

  1. Perhatikan Tanda Kekerasan

Beberapa tanda kekerasan fisik akan mudah untuk dikenali tetapi tak jarang para korban menutupinya, karena mereka merasa hal tersebut memalukan untuk diketahui dan belum siap untuk menerima banyaknya pertanyaan karena pada situasi seperti itu umumnya korban akan merasa berada pada posisi disudutkan atau disalahkan atas kekerasan yang diterimanya, terlebih lagi jika kekerasan yang dilakukan menyerang psikis korban, pada posisi itu korban akan merasa sulit untuk percaya pada orang lain.

  1. Validasi Perasaan Korban

Pada akhir sebuah cerita meskipun tidak selalu, namun terkadang beberapa orang memerlukan feedback, baik saran atau masukan atas ceritanya, pendapat kita sebagai pendengar, atau bahkan sebuah dukungan. Dengan demikian, korban kekerasan pada umumnya membutuhkan semuanya, seperti langkah-langkah yang telah kita lakukan sebelumnya, selanjutnya langkah yang perlu kita lakukan adalah memvalidasi segala perasaan dan situasi serta kondisi yang sedang dialaminya. Hal ini dapat dilakukandengan meyakinkannya bahwa ia sudah berada pada hal yang benar dan seharusnya dengan mau bercerita dan membuka diri untuk segera mendapatkan pertolongan baik pertolongan secara fisik, psikis dan hukum.

  1. Menawarkan Dukungan Khusus

Hal terakhir yang dapat kita lakukan adalah dengan menawarkan dukungan khusus seperti selalu ada untuk korban saat korban ingin bercerita, kemudian kita juga dapat menawarkan dukungan khusus lainnya seperti memberikan penawaran bantuan hukum dan membantunya membuat strategi untuk mendapatkan bukti kebenaran dari adanya KDRT.

Smart Viewers, menarik sekali pembahasan kita kali ini, dengan beberapa langkah diatas, kita dapat membantu orang terdekat atau seseorang disekitar kita yang mungkin sedang mengalami KDRT. Semoga dengan pembahasan kita kali ini, kita dapat lebih menghargai diri sendiri karena setiap orang tentu berhak menentukan dan mendapatkan kebahagiaannya sendiri..

Erlingga Jelita