Simak Etika dalam Bermedia Sosial!

Smart Viewers, rasanya kini kita sudah tidak asing lagi dengan vlog dan berbagai aktivitas media sosial lainnya ya! Dengan segala kemudahan teknologi masa kini, siapapun dapat terkenal hanya dengan aktif bermedia sosial, namun apakah kamu menyadari bahwa kemudahan itu membuat kita terhipnosis, dan melupakan batasan-batasan yang seharusnya diterapkan dalam bermedia sosial?

Dalam media sosial, banyak sekali konten kreator yang aktif dalam membuat konten yang beragam jenisnya. Salah satunya yang masih digemari sampai saat ini adalah prank. Sayang nya, konten tersebut merupakan jenis konten yang tidak etis dan dapat menyebarkan pengaruh buruk. Bahkan dalam beberapa kasus, konten prank dapat membawa kita pada permasalahan hukum, karenanya kita harus memahami etika-etika apa saja yang diperlukan dalam membuat konten. Simak informasinya dibawah ini ya, Smart Viewers!

  1. Originalitas

Konten identik dengan ide dan ciri khas, dalam membuatnya originalitas sangatlah diperlukan. Secara umum originalitas erat kaitannya dengan peniruan identitas, sedangkan identitas merupakan personal branding yang dibangun seseorang dalam media sosial. Selain personal branding, dalam membuat dan menyampaikan informasi pun sebaiknya menyertakan sumber dari didapat nya informasi tersebut. Dengan begitu, seorang konten kreator berarti sudah menghargai hak cipta suatu karya.

  1. Hindari Hoax dan Penipuan

Penting bagi seorang konten kreator untuk menyampaikan informasi yang valid dalam kontennya. Dalam hal ini, prank termasuk sebagai salah satu tindakan yang mengandung unsur hoax dan penipuan. Sebab pada umumnya, konten prank yang dibuat untuk mengerjai seseorang, menjahili, memperdaya, mengolok-olok, lucu-lucuan, dan membuat seseorang menjadi kaget. Jika tidak dipikirkan dengan baik, ide prank akan tak terkendali dan berdampak dalam memancing amarah publik, membuat sebagian pihak tersinggung, yang mana tidak jarang konten kreator berurusan dengan hukum.

  1. Menjaga Sopan dan Santun

Sebagai seorang konten kreator atau saat bermain sosial media, penting bagi kita untuk selalu menjaga sopan santun. Sebab, beberapa hal yang dapat menimbulkan ujaran kebencian dan diskriminasi, umunya bermula dari konten-konten yang tersaji dalam media sosial. Karena itu, sebagai seorang konten kreator, dalam membuat konten sebaiknya melakukan riset agar tahu betul dampak dari konten yang di buatnya agar tidak mencoreng citranya dengan membuat konten yang tidak mengandung unsur SARA dan menghindari pembuatan konten yang dapat menyinggung sebuah pihak dan mampu memicu suatu konflik.

  1. Kejelasan Identitas Konten Kreator

Konten merupakan suatu aktivitas dalam membuat dan menyebarkan sebuah informasi. Dalam hal ini, setiap konten yang dibuat sebaiknya disertakan pula identitas dari seorang konten kreator. Sebab dengan begitu, ketika ditemukan adanya berita hoax dan mengganggu privasi atau hal lainnya yang tidak menyenangkan, seseorang dapat mengetahui dengan jelas siapa pembuatnya, bahkan dengan kejelasan identitas tersebut seseorang dapat melaporkannya ke polisi jika hal itu sangat mengganggu dan merugikannya.

  1. Menjaga Privasi

Seorang konten kreator tidak dapat melibatkan orang lain dalam konten yang dibuatnya tanpa persetujuan dari yang bersangkutan, karena setiap orang tentu memiliki privasinya sendiri. Namun dalam membuat konten, seorang konten kreator harus dapat menentukan tindakannya dengan memilah informasi mana yang sekiranya bersifat privasi, dan mana yang dapat disampaikan ke publik, agar tidak membawanya pada permasalahan hukum.

  1. Mencantumkan Disclaimer

Disclaimer ditujukan agar penonton atau penikmat konten tidak menirukan atau melakukan sesuatu hal yang berbahaya atau hal yang hanya dapat dilakukan oleh profesional. Dalam hal ini, seorang konten kreator harus cermat dalam menjangkau viewers, dan siapa target audiens yang dijangkaunya. Hal itu berguna agar konten yang disajikan sesuai dengan minat, usia, dan hal yang pantas ditonton oleh pengikutnya.

Cukup menarik ya Smart Viewers pembahasan kita kali ini! Itulah tadi beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menerapkan batasan-batasan sebagai seseorang yang aktif dalam bermedia sosial, khususnya seorang konten kreator.

Selain itu, dalam media sosial banyak juga ditemukan karakter kepribadian yang beragam. Salah satunya adalah kepribadian histrionic personality disorder, yaitu seorang dengan kepribadian yang senang menjadi pusat perhatian dengan berperilaku dramatis untuk mendapatkan perhatian dari pengguna media sosial lainnya.

Lalu seperti apa ciri-ciri dan dampak perilaku histrionic personality disorder? Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyaksikan program W.O.W (Worthy Obvious Wonder) dalam episode “Bahasa Ilmiah Untuk Si “Paling Caper!”“ pada link di bawah ini.

Dapatkan juga info-info mengenai fenomena, peristiwa, dan hal-hal unik lainnya hanya di program BINUS TV W.O.W (Worthy Obvious Wonder) yang tayang setiap hari Selasa, pukul 14.00 WIB hanya di YouTube Channel BINUS TV.

Erlingga Jelita