Siap-Siap, 2050 Penerbangan Sipil harus Bebas Emisi Karbon, Tetapi China Keberatan

Badan Penerbangan dunia di bawah PBB, ICAO sepakat pada 2050 dunia penerbangan capai emisi nol karbon.
Badan Penerbangan dunia di bawah PBB, ICAO sepakat pada 2050 dunia penerbangan capai emisi nol karbon.

BINUS TV– Ada kabar baru tentang bebas emisi karbon dalam dunia penerbangan sipil di dunia.

Badan penerbangan PBB atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang beranggotakan 193 negara sepakat menetapkan tahun 2050 menjadi target untuk mencapai nol emisi karbon untuk perjalanan udara.

Kesepakatan tahun 2050 sebagai target waktu untuk mencapai nol emisi karbon untuk perjalanan udara terjadi dalam pertemuan ICAO di Monteral, Kanada, Jumat (7/10/2022).

ICAO dalam akun Twitternya pada Jumat (7/10/2022) menulis bahwa yang terjadi di Montreal adalah sebuah kesepakatan bersejarah tentang tujuan aspirasi jangka panjang kolektif nol emisi karbon pada tahun 2050.

“#ICAOA41 reaches historic agreement on a collective long-term aspirational goal (LTAG) of net-zero carbon emissions by 2050! #NetZero #ReconnectingTheWorld,”tulis akun Twitter ICAO

ICAO lebih lanjut menulis, pihaknya terus mengadvokasi agar terdapat lebih banyak ambisi dan investasi berbagai negara untuk memastikan agar industri penerbangan benar-benar bebas karbon pada tahun 2050 atau lebih awal lagi.

“Hasilnya sempurna,” kata seorang sumber diplomatic kepada AFP seperti dilaporkan VOA Indonesia. Ia mengungkap bahwa hanya terdapat empat negara – termasuk China, pendorong utama pertumbuhan global perjalanan udara – “yang menyatakan keberatan.”

Respon LSM
Meskipun sudah ada kesepakatan nol emisi karbon dalam dunia penerbangan pada 20250, tetapi kesepakatan itu sama sekali tidak memuaskan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Aktivis LSM menilai, target yang dicanangkan ICAO tidak cukup ambisius dan tidak mengikat secara hukum bagi anggotnya.

Industri transportasi udara telah menghadapi tekanan untuk mengatasi perannya yang besar dalam memperparah krisis iklim.

Sektor yang saat ini menghasilkan 2,5 – 3 persen emisi karbon dioksida di dunia itu kesulitan beralih ke bahan bakar terbarukan, meskipun industri penerbangan dan perusahaan energi sendiri berupaya membuat kemajuan.

Menurut maskapai-maskapai penerbangan, dibutuhkan investasi besar-besaran untuk mendekarbonisasi penerbangan, yaitu $1,55 triliun (sekitar Rp23.700 triliun) dalam rentang 2021 hingga 2050.**

editor; Moese

Sumber: VOA Indonesia, Twitter @ICAO