Inilah Alasan Indonesia Tawarkan Teknologi Pangan Ke Anggota G20

Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 menawarkan teknologi pangan dan produk pertanian kepada anggota G20.  Sumber foto: InfoPublik.id
Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 menawarkan teknologi pangan dan produk pertanian kepada anggota G20. Sumber foto: InfoPublik.id

BINUS TV– Indonesia sebagai sebagai pemegang Presidensi G20 2022 menawarkan teknologi pangan karya putra putri Indonesia kepada negara-negara anggota G20.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjry Djufry menyatakan, alasan Indonesia memberikan tawaran teknologi pangan untuk mengatasi ancaman krisis pangan sebagai dampak perubahan iklim dan konflik Rusia-Ukraina.

Fadjry Djufry mengatakan, Indonesia telah memiliki teknologi pangan yang produktif untuk menghasilkan varietas pangan, di antaranya padi, jagung, kopi dan lain-lain untuk menghadapi ancaman krisis pangan global.

Dalam keterangan pers usai pembukaan technical workshop G20 di IICC Bogor, Rabu (3/8/2022), Kepala Balitbangtan itu menyatakan, selain teknologi pangan, Indonesia juga siap menawarkan teknologi dan produk pangan dari berbagai varietas padi dan jenis tumbuhan lain kepada negara-negara G20.

“Sekarang kita sedang mengembangkan pertanian organik, kita sudah punya varietasnya, teknologinya dan itu dibutuhkan pasar luar negeri dan beberapa komoditi yang lain, kopi, kakao, organik dan kita juga akan membuat standar terkait semua komoditi produk kita,” kata Fadjry seperti dilaporkan InfoPublik.id

Menurut Fadjry, negara-negara yang tergabung dalam G20, pasti akan tertarik kepada teknologi yang dipaparkan karena Indonesia memiliki pengetahuan spesifik lokal yang ada di setiap provinsi.

Ia juga akan memanfaatkan waktu yang diberikan selama 10 menit untuk memaparkan perkembangan teknologi Indonesia dalam menghadapi krisis pangan global.

Balitbangtan akan memilah informasi yang bisa disampaikan kepada perwakilan negara-negara G20 dan informasi untuk kepentingan penelitian.**

Sumber: InfoPublik.id

Editor: Moes