ABC

Usai Jalani Hukuman Penjara 12 Tahun, Corby Akhirnya Tiba di Australia

Schapelle Corby akhirnya tiba di rumahnya di Australia begitu pesawat yang membawanya mendarat di Bandara Internasional Brisbane pada pukul 5.00 pagi (28/5/2017), setelah lebih dari 12 tahun menjalani hukuman di penjara di Indonesia karena membawa ganja ke Bali.

Media dan sejumlah pendukung Corby telah berkumpul di Bandara Brisbane sejak pukul 4:00 pagi untuk mengantisipasi kepulangan Schapelle Corby, namun perempuan berusia 39 tahun itu tidak meninggalkan terminal melalui jalan keluar yang biasa.
Sebagai gantinya, Corby dan adiknya, Mercedes keluar dari pesawat terlebih dahulu dan dibawa pergi dengan van berwarna hitam dan berjendela gelap yang merupakan bagian dari konvoi yang lebih besar yang terdiri dari delapan kendaraan.
Tidak diketahui Corby berada di kendaraan yang mana ketika konvoi tersebut berpisah lebih jauh melalui Jalan Tol Gateway.
Beberapa kendaraan masuk ke CBD Brisbane sementara yang lainnya melanjutkan perjalanan ke Gold Coast.
Petugas Beberapa kendaraan masuk ke CBD Brisbane sementara yang lainnya melanjutkan perjalanan ke Gold Coast.
Petugas pengawal Corby sejak itu terlihat di Hotel Sofitel di Brisbane dimana dia diyakini berada.
Imagepengawal Corby sejak itu terlihat di Hotel Sofitel di Brisbane dimana dia diyakini berada.

Schapelle Corby pulang kembali ke Australia usai menjalani hukuman penjara selama 12 tahun di Indonesia
Seorang pria menggunakan topeng terlihat di kediaman ibu Schapelle Corby, Rosleigh Rise.

AAP: Dave Hunt

Mercedes Corby tiba di rumah ibunya Rosleigh Rose di Loganlea, sebelah selatan Brisbane.
Di rumah orang tuanya itu, satu orang menampakan diri dengan mengenakan topeng horor saat dia meminta orang-orang keluar dari properti miliknya.
Juru bicara keluarga Corby, Eleanor Whitman, mengatakan bahwa “prioritas dan fokus Corby” sekarang adalah pada upaya penyembuhan dan melangkah maju.
“Bagi semua orang di Australia dan semua orang di Bali yang telah mengikuti seluruh perjalanan sulit ini, dukungan Anda tidak luput dari perhatian kami,” katanya.

Corby dan saudara perempuannya tiba di Brisbane dengan pesawat terbang Malindo Air OD157, bukan Virgin Australia seperti yang diperkirakan semula.
Kedua penerbangan ini tiba pada waktu yang tidak berselang lama, tapi peralihan penggunaan maskapai yang dilakukannya pada menit-menit terakhir di Denpasar membuatnya tidak berbagi pesawat dengan puluhan wartawan yang telah memesan kursi dalam penerbangan di Virgin Australia tersebut.

Schapelle Corby
Setiap detil dari kasus yang melibatkan Schapelle Corby yang dilaporkan di media, dan setiap warga Australia tampaknya memiliki opini yang berbeda mengenai dia bersalah atau tidak bersalah.

Di Brisbane, begitu jelas kalau Corby telah meninggalkan bandara tanpa disadari, seorang wanita tak dikenal bersorak.
“Itu kedua kalinya dalam 24 jam dia membodohi Anda,” serunya kepada awak media.
Corby ditangkap pada tahun 2004 karena kedapatan membawa lebih dari 4 kilogram ganja di dalam tas boogie-nya dan kembali ke Australia sebagai penyelundup obat terlarang yang telah menjalani masa hukuman penjara.
Salah satu pembelaan utama Corby yang diajukan oleh tim kuasa hukum dan pendukungnya adalah bahwa penangan bagasi yang korup telah menempatkan ganja di tasnya.

‘Dia menyembunyikan wajahnya, terlihat gugup’

Seorang pria asal Brisbane, Tala Pauga, yang merupakan penumpang di pesawat Malindo OD157, mengatakan bahwa dia mengenali saudara perempuan Corby begitu dia masuk ke dalam pesawat.

Mercedes Corby tiba di kediaman Rosleigh Rose di Loganlea, Brisbane
Mercedes Corby tiba di kediaman ibunya Rosleigh Rose di Loganlea.

AAP: Regi Varghese

“Seperti yang Anda lihat di media, itu wajahnya yang saya lihat di pesawat,” katanya.
Tala Pauga mengatakan Corby dan saudara perempuannya adalah penumpang pertama yang keluar dari pesawat begitu mendarat di Brisbane.
Seorang penumpang lain, Rowena Arias, mengatakan bahwa dia terkejut melihat Corby dalam penerbangannya – yang mengenakan syal dan kepalanya di kelas bisnis.

Arias mengatakan, rekan seperjalanannya diberi tahu untuk tidak memotret Corby.

Pendukung Schapelle Corby di Bandara Internasional Brisbane
Perempuan ini merayakan fakta kalau Corby mampu keluar dari Bandara Brisbane tanpa direkam awak media.

ABC News: Patrick Williams

Langsung sukses di Instagram

Lebih dari 200 petugas polisi dan penjaga keamanan swasta memastikan Corby telah dideportasi dari Indonesia pada Minggu malam (27/5/2017) tadi malam tanpa hambatan.
Sempat terjadi kekacauan saat Corby berusaha melakukan perjalanan ke bandara di Bali melalui kantor pembebasan bersyarat di mana dia harus menandatangani formulir yang menjamin kebebasannya.
Dia membawa tas dengan gambar anak laki-laki New South Wales yang hilang, William Tyrrell di bagian depannya, tapi kampanye Where’s William telah menjauhkan diri dari Corby.
“Sementara kampanye Where’s William menghargai bahwa Schapelle Corby telah menunjukkan kekhawatiran tentang hilangnya William kecil dan telahmenggunakan pembebasannya sebagai tersangka pelaku hukuman dari Bali sebagai media kesempatan untuk meningkatkan kesadaran bahwa William masih hilang, kami tidak menyukai hal itu,” tulis sebuah penyataan yang diunggahdi akun Facebook yang sengaja dibuka untuk mendukung kampanye ini.

Pesawat Malindo yang membawa pulang Shapelle Corby di bandara Brisbane
Corby mengubah perjalanan pulangnya dengan terbang menggunakan pesawat Malindo Air, bukan Virgin Australia.

ABC News

“Keluarga William dan kampanye untuknya mendukung penyeledikan yang dilakukan Polisi NSW dalam mencari keberadaan William sama sekali tidak ada kaitannya dengan Schapelle Corby, pendukungnya atau keluarganya dan sebelumnya tidak mengetahui niat Miss Corby untuk menggunakan gambar William dengan cara ini.”
Sekarang Corby telah kembali ke daratan Australia, dia bisa berbicara dengan bebas tapi tidak untuk komersil, karena terlibat dalam kasus kejahatan artinya dia tidak bisa menjual ceritanya.
Corby, perempuan berusia 39 tahun itu baru-baru ini telah membuat akun Instagram dan mulai memajang fotonya selama jam-jam terakhirnya di Bali.
Dan hanya dalam waktu beberapa jam saja, dia sudah memiliki puluhan ribu pengikut, dengan komentar yang mereka unggah tak dinyana bernada sangat mendukung.

Diterjemahkan pada pukul 13:00 WIB, 28/5/2017 oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam artikel berbahasa Inggris disini.