ABC

Sedikit Anak Muda Australia Bicara Politik di Dunia Maya

Jejaring sosial kini telah menjadi sumber utama berita di kalangan anak-anak muda Australia. Tapi masih banyak diantara mereka yang khawatir untuk mengungkapkan pandangan politik secara online.

Inilah yang menjadi salah satu temuan dari laporan yang berjudul Digital News Report: Australia 2018 yang dirilis akhir pekan lalu.

Laporan tersebut mensurvei sebanyak lebih dari 2.000 warga Australia yang mengkonsumsi berita.

Ditemukan 45 persen responden khawatir jika menyampaikan pandangan politiknya akan mengubah cara orang lain melihat mereka.

Diantara yang berusia 18-24 tahun, sebagian besar takut jika rekan dan teman mereka akan menjadi berpikiran berbeda setelah mengetahui pandangan politiknya.

Dr Caroline Fisher, salah satu penulis laporan itu, berpendapat kekhawatiran ini ada karena anak-anak muda mengenal resiko jejaring sosial.

“Anak-anak muda sangat sadar akan lingkungan online, dan terutama lingkungan online yang negatif,” katanya kepada Progam ABC Hack.

“Bisa menjadi sedikit agresif dengan debat tak berujung, dan karena mereka sadar benar akan hal ini makanya sangat berhati-hati.”

Jejaring sosial seharusnya ‘lebih sosial’

Laporan tersebut juga menemukan 71 persen anak berusia 18-24 tahun bergantung pada media sosial untuk mendapatkan berita, meski mereka sebenarnya tidak tertarik dengan politik.

“Minat mereka dalam politik rendah, minat terhadap berita politik lebih rendah lagi, dan minat mereka pada berita secara keseluruhan pada umumnya sangat rendah,” kata Dr. Fisher.

Dengan kurangnya minat, tidak mengherankan jika anak-anak muda tidak mengunggah pandangan politik secara online.

Mereka ingin menjaga jejaring sosial agar tetap ‘sosial’, mereka tidak ingin masuk ke dunia politik yang kotor,” kata Dr Fisher.

Bukannya anak-anak muda tidak berbicara soal politik atau berita sama sekali. Mereka hanya cenderung lebih pribadi soal itu.

“Jika ingin membahas politik beserta pandangan-pandangan politik, ada sedikit pergeseran ke aplikasi messanger atau grup tertutup di mana mereka merasa lebih aman,” kata Dr Fisher.

Tapi berapa banyak suka yang didapatnya?

Berinteraksi dengan berita di media sosia dianggap sebagai bagian dari pengalaman sosial bagi anak-anak Australia.

Studi menemukan anak-anak muda ingin terlibat dengan berita-berita online, jika teman-teman dan keluarganya juga terlibat, dibandingkan dengan generasi yang lebih tua yang lebih cenderung hanya membaca berita karena keinginan.

Sementara, 45 persen orang di bawah usia 35 tahun menganggap pemberian ‘suka’, ‘bagikan’, dan komentar di jejaring sosial menjadi bagian penting, saat memutuskan apakah kita ingin membaca sesuatu.

“Berita memiliki dimensi sosial bagi anak-anak muda, mereka pikir ‘jika teman saya menyukainya, saya akan membacanya’,” kata Dr Fisher.

“Hal ini penting bagi mereka untuk membuat keputusan soal ‘waktu saya yang berharga, akankah saya menghabiskannya membaca artikel ini’.”

Namun saat di kalangan anak muda yang mendapatkan berita lewat jejaring sosial, berbicara secara langsung tatap muka masih jadi cara paling popular untuk dapatkan berita di kalangan segala usia.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.