ABC

Risiko diabetes dan obesitas kian besar di Australia

Sebuah studi komprehensif tentang kesehatan orang Australia memberikan gambaran mengkhawatirkan terkait diabetes dan obesitas.

Studi AusDiab didanai melalui Dewan Kesehatan dan Riset Medis Nasional dan mengamati 11,000 orang Australia selama 12 tahun.

Tim periset mendapati bahwa kasus diabetes masih sangat tinggi. Hampir 270 orang dewasa Australia didiagnosa setiap hari, dan kelompok usia 25-34 mengalami kenaikan berat badan lebih besar dibandingkan kelompok usia lainnya.

Pasien diabetes juga ditemukan lebih besar kemungkinannya menderita kondisi lainnya juga.

65 persen pasien diabetes mengalami depresi, angka yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang tidak menderita diabetes.

Ketua tim riset Profesor Jonathan Shaw mengatakan, kaitan antara diabetes dan depresi sangat kompleks.

"Nampaknya ada semacam timbal-balik disini. Orang yang menderita depresi lebih besar kemungkinannya terkena kondisi seperti diabetes, sebagian karena mereka merasa kurang mampu menjalankan gaya hidup yang sehat," kata Profesor Shaw. "Tapi juga karena ada beberapa – yang tidak dipahami sepenuhnya – proses metabolis yang mengakitkan keduanya."

Profesor Shaw mengatakan, penderita diabetes juga mengalami perusakan kognitif dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan mereka yang bukan penderita diabetes.

"Satu kontradiksi terbesar adalah, kita melihat orang hidup lebih lama tapi dengan beberapa penyakit kronis. Maka kualitas hidup mereka terganggu oleh penyakit," katanya.

Profesor Shaw mengatakan, seorang berusia 80 di tahun 2013 mungkin sudah menderita diabetes atau tekanan darah tinggi selama 20 tahun, yang menimbulkan dampak makin merusak dengan berjalannya waktu.

Wanita dan kaum muda

Sejalan dengan trend sebelumnya, tingkat obesitas terus meningkat.

Laporan itu mendapati, terjadi pelebaran ukuran lingkar pinggang rata-rata sebesar 5,3 cm selama periode 12 tahun dan ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

"Orang muda nampaknya tidak memikirkan tentang penyakit yang berkaitan dengan berat badan mereka atau lingkar pinggang mereka, tapi justru di situlah sebagian besar kegemukan terjadi," kata Profesor Shaw.

"Mereka tidak lagi melakukan gerak badan seperti waktu masih lajang. Mereka sudah mempunyai banyak tanggung-jawab keluarga – tapi mereka belum merasa berkaitan atau beresiko terkena penyakit-penyakit seperti diabetes. Di situlah kita perlu berfokus pada upaya mencegah kegemukan, karena lebih mudah mencegah kegemukan daripada menguruskan badan," katanya.

Meskipun dilakukan kampanye pendidikan publik, namun lebih dari sepertiga orang dalam studi itu tidak memenuhi panduan kegiatan fisik 30 menit sehari.

Obesitas masih merupakan satu faktor terbesar untuk diabetes tipe dua. Tim riset mengukur berapa banyak kegiatan fisik yang dilakukan orang dan berapa lama mereka duduk setiap hari. Profesor Shaw mengatakan, dari sini, didapati bahwa persepsi banyak orang ternyata tidak akurat.

Menurut dia, ada caranya untuk membantu orang hidup lebih sehat. Sebuah Satuan Tugas Kesehatan Preventif mengeluarkan serangkaian rekomendasi untuk membantu orang Australia menjadi lebih sehat.

"Banyak ide yang belum dilaksanakan. Semuanya harus dibahas: perubahan pajak, perencanaan kota dan tata ruang di kantor perlu di pertimbangkan kembali guna mengurangi dampak penyakit kronis pada komunitas dan pribadi." katanya.