ABC

Polri Periksa Delapan Orang Saat Aksi Damai Berlangsung di Jakarta

Aksi damai sedang berlangsung di Jakarta, di saat polisi mengatakan bahwa delapan orang telah ditahan berkenaan dengan tuduhan makar.

Polisi mengatakan delapan orang tersebut sedang menjalani pemeriksaan.

Dari delapan orang tersebut, salah seorang diantaranya adalah Rahmawati Soekarnoputri, dan seorang mantan jenderal berbintang dua.

Selain itu yang ditahan adalah bintang pop Ahmad Dhani dan pegiat anti pemerintah Sri Bintang Pamungkas, yang sebelumnya sudah menyerukan agar Presiden Joko Widodo digulingkan.

Penahanan dilakukan hari Jumat (2/12/2016) menjelang aksi damai yang dihadiri ratusan ribu warga yang dipusatkan di Monas.

Mantan menteri HAM Yusril Ihza Mahendra dalam cuitannya mengatakan bahwa dia akan memberikan bantuan hukum kepada kelompok yang ditahan tersebut.

“Saya akan membela mereka, karena saya percaya mereka memperjuangkan sesuatu yang menurut mereka benar, sah dan konstitusional.” katanya.

Dia mengatakan Rahmawati ditahan oleh polisi hari Jumat pagi.

Presiden Jokowi tidak memberikan tanggapan mengenai penahanan dan mengatakan dalam aksi damai ini tidak akan terjadi kekerasan.

“Menurut perjanjian yang sudah disepakati bersama, saya kira aksi ini akan betul-betul damai.” kata Presiden Jokowi.

Ratusan ribu mendatangi Monas

Keamanan di ibukota Jakarta ketat, dengan ratusan ribu massa mendatangi Monas untuk melakukan Sholat Jumat bersama.

Dua puluh dua ribu polisi dan tentara dikerahkan untuk menjaga keamanan, di tengah kekhawatiran aksi ini akan berakhir dengan kekerasan, seperti yang terjadi dalam kejadian bulan lalu.

Sebagian peserta aksi, yang berasal dari Front Pembela Islam (FPI) meminta agar Gubernur DKI sekarang ini Ahok ditahan, karena telah menista Islam.

Hari Kamis, Kejaksaan Agung mengatakan bahwa sidang perkara Ahok ini akan segera dilakukan.

Dalam wawancara ekslusif dengan program 7.30 ABC, Ahok mengatakan dia sudah siap untuk menjalani persidangan.

“Itulah sebabnya sidang perlu dilakukan untuk membuktikan ini adalah masalah politik, bukan hukum.” katanya.

Mereka yang menentang Ahok mengatakan bahwa warga Muslim tidak seharusnya memilih seorang warga non-Muslim untuk menjadi Gubernur dalam pilkada bulan Februari mendatang.

Polisi memperkirakan 100 ribu orang akan hadir dalam aksi ini, dimana massa akan membubarkan diri setelah Sholat Jumat selesai.

Pengunjuk rasa masih memadati berbagai jalan menuju ke Monas, dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia menyarankan warga Australia untuk tidak melakukan kegiatan di seputar kota.

Mereka yang menentang aksi mengatakan aksi ini dilakukan untuk memastikan Ahok tidak terpilih jadi Gubernur lagi dan untuk menjatuhkan pemerintah Presiden Jokowi.

Diterjemahkan pukul 15:36 AEST 2/12/2016 dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini