ABC

Media Tuntut Nama Terduga Kasus Advokasi Teror di Adelaide Diungkap

Sejumlah media tengah berjuang di pengadilan, menuntuk hak mereka untuk mengetahui nama dari pria Australia pertama yang menghadapi tuduhan mengadvokasi terorisme.

Sebelumnya, Pengadilan Magistrat Adelaide mengungkap bahwa pria asal Flinders Park, Australia Selatan, yang berusia 51 tahun, sempat dianggap orang gila saat ia mengunggah video yang menunjukkan tindak kekerasan terhadap warga Yahudi, secara daring.

Nama dan gambar pria tersebut dilarang untuk dipublikasikan dan Direktur Penuntutan Umum di Australia ingin memperluas perintah larangan untuk mengunggah video itu.

Tapi organisasi media berpendapat ada “kepentingan publik yang besar” dalam kasus ini.

Pada persidangan di Pengadilan Negeri Adelaide, pengacara pembela, Stacey Carter, mengatakan bahwa ia khawatir jika pengungkapan nama pria tersebut akan membuat juri di masa depan menemukan videonya dan bisa menimbulkan prasangka dalam proses persidangan.

“Google adalah teknologi yang menakjubkan,” kata Carter kepada pengadilan tersebut.

Ia mengatakan, jika pengadilan membuat keputusan yang menarik “sejumlah besar media ke dalam kasus ini, kesehatan mental pria itu akan memburuk”.

Carter juga menyatakan keprihatinan atas keamanan kliennya saat berada dalam tahanan.

"Kita perlu menjaga agar terdakwa ini sehat dan dalam logika berpikir yang sesuai," kata Carter.

Jaksa Australia, John Clover, mengatakan bahwa perintah penangguhan diperlukan untuk menghindari prasangka yang mengarah ke pengadilan.

Ia mengakui, beberapa video pria tersebut tetap ada di internet, namun sekaligus mengatakan bahwa warga lebih cenderung melihat mereka jika video muncul di media arus utama.

Sejumlah media berpendapat bahwa kasus ini adalah kepentingan publik.
Sejumlah media berpendapat bahwa kasus ini adalah kepentingan publik.

Youtube

Argumen penangguhan tak kuat

Hakim Stephen McEwen mengatakan bahwa ia “berjuang untuk mengetahui mengapa penangguhan harus dilakukan”.

“Apa bedanya dengan apa yang kita lihat di media sehari-hari, seperti kasus yang terekam CCTV?” tanyanya.

“Dari sudut manapun saya amati, (alasannya) ini sangat tidak kuat.”

Perwakilan dari beberapa media menentang perintah penangguhan pengungkapan nama, dengan alasan bahwa menarik perhatian dalam kasus ini akan menimbulkan “masalah keamanan publik”.

Hakim McEwen mengatakan, pada bulan Agustus, ia akan memutuskan apakah dirinya akan mengubah larangan publikasi nama pria tersebut.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 16:55 WIB 25/07/2017 oleh Nurina Savitri.