ABC

Lagi, Department Store Australia Diduga Rasis Terhadap Warga Aborijin

Department store Australia, Myer, dituduh melakukan tindakan rasisme setelah stafnya memanggil penjaga keamanan untuk melakukan pemeriksaan terhadap seorang remaja laki-laki Aborijin saat ia sedang berbelanja di toko mereka yang terletak di pusat bisnis Kota Perth, Australia Barat.

Jaylen Garlett, 16 tahun, sedang berbelanja baju untuk acara sekolahnya dengan sang ayah, Shem, pada tanggal 8 Maret ketika ayahnya meninggalkannya sendirian di kamar ganti untuk melakukan panggilan telepon.

Shem Garlett mengatakan, ketika ia sedang menelepon itu ia mendengar panggilan melalui interkom toko bahwa pihak keamanan dipanggil untuk datang ke kamar pas pria.

“Karena anak saya berada di kamar pas, saya berjalan ke sana untuk melihat apakah ia baik-baik saja,” tulisnyanya di sebuah postingan Facebook.

“Ketika saya mendekati kamar pas, staf dari meja layanan terdekat telah berkumpul. Saya bertanya kepada perempuan di meja layanan apakah semuanya baik-baik saja.”

“Saya bilang ke perempuan itu bahwa ia telah memicu peringatan keamanan untuk putra saya dan menjelaskan bahwa ia sendirian di ruang pas karena ia sedang menunggu penjaga toko membantunya mendapatkan baju lain untuk ia coba.”

“Ia tampak tercengang jadi saya bertanya mengapa ia memanggil petugas keamanan untuk anak saya.”

“Saya kemudian menjelaskan kepadanya bahwa ini bukan pertama kalinya ia (sang anak) didatangi petugas keamanan dan untuk alasan inilah saya tak mengizinkannya berbelanja di Myer atau David Jones sendirian.”

“Saya mengatakan bahwa ia bertindak rasis karena satu-satunya hal yang ia perhatikan, dalam pikirannya, adalah seorang pria muda Aborijin, muncul di tempat yang salah.”

Staf bingung dan malu

Garlett mengatakan bahwa si penjaga toko, yang memanggil petugas keamanan, tidak menyaksikan kejahatan apapun yang dilakukan, tetapi 10 staf telah berkumpul di ruang ganti dalam 30 detik.

“Ini adalah panggilan keamanan skala penuh dan bagi saya itu adalah reaksi berlebihan,” katanya.

Ia mengatakan, staf itu tampak bingung dan malu ketika mereka melihat penjaga toko yang asli menemani mereka ke konter untuk membayar lebih dari $ 200 (atau setara Rp 2 juta) untuk baju dan aksesoris.

Shem Garlett mengatakan, Jaylen adalah korban tindakan rasis.
Shem Garlett mengatakan, Jaylen adalah korban tindakan rasis.

Facebook: Shem Garlett

Garlett mengatakan insiden itu sangat membuatnya kesal dan putranya terkejut.

“Saat itulah saya menjadi sangat kesal dan cukup malu, terutama dengan adegan itu dan para pelanggan lainnya menatap saya.”

Setelah kejadian itu, department store Myer telah bertemu dengan keluarga Garlett dan mengeluarkan permintaan maaf atas insiden tersebut.

“Myer berkomitmen untuk kesetaraan, keragaman dan inklusi di seluruh toko dan tempat kerja kami dan kami ingin pelanggan kami merasa selamat dan aman berbelanja dengan kami terlepas dari jenis kelamin, latar belakang atau seksualitas,” kata juru bicara toko tersebut.

“Myer telah menyelidiki masalah ini, yang terjadi karena kesalahpahaman antara anggota tim ketika pelanggan memasuki ruang ganti tanpa pakaian (yang dibawa). Tidak ada faktor lain yang terlibat.”

Bukan pertama kalinya

Garlett mengatakan, itu bukan insiden yang terisolasi dan banyak teman-teman Aborijin dan keluarganya telah berbagi pengalaman serupa.

Ia mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan membuat keluhan resmi diskriminasi rasial kepada Komisi Peluang Kesetaraan.

Pengacara hak asasi manusia dan aktivis sosial, Hannah McGlade, mengatakan tindakan rasisme terhadap warga Aborijin adalah masalah yang meluas.

Pengacara HAM, Hannah McGlade, mengatakan, tindakan rasisme terhadap warga Aborijin masih luas terjadi.
Pengacara HAM, Hannah McGlade, mengatakan, tindakan rasisme terhadap warga Aborijin masih luas terjadi.

ABC News: Nicolas Perpitch

“Mereka melaporkan bahwa mereka adalah subjek pengawasan di pusat-pusat perbelanjaan murni atas dasar orang Aborijin dan ras,” sebutnya.

“Saya juga mengalami beberapa situasi di pusat perbelanjaan yang saya pikir tak akan terjadi jika saya adalah orang kulit putih.”

“Sangat mungkin bahwa ini bukan kasus bias yang disengaja atau disadari di bagian pusat perbelanjaan atau penjaga keamanan, tapi sayangnya rasisme masih tertanam di masyarakat.”

“Myer adalah pusat perbelanjaan yang luar biasa, tetapi jika mereka dan pusat perbelanjaan lainnya benar-benar berkomitmen untuk kesetaraan dan keragaman seperti yang mereka katakan, maka lakukanlah dan mulai terlibat dengan masyarakat tentang proyek anti-rasisme yang komprehensif.”

Brodi (kiri) dan Phoenix Williams, anak dari mantan pemain rugby, Joe Williams.
Brodi (kiri) dan Phoenix Williams, anak dari mantan pemain rugby, Joe Williams.

Supplied

Insiden itu terjadi sekitar sebulan setelah bintang olahraga Australia, yang kini menjadi pembicara motivasi, Joe Williams, menuduh personil keamanan di sebuah department store Sydney berbuat rasisme terhadap anak-anaknya.

Mantan pemain rugby dari Sydney itu mengatakan putranya Brodi, 13 tahun, putrinya Phoenix, 11 tahun, dan keponakannya Deminika, 12 tahun, dibiarkan merasa dipermalukan setelah dikuntit oleh petugas keamanan department store David Jones di Pitt Street pada Februari tahun ini.

David Jones meminta maaf atas insiden itu.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.