ABC

Demo Anti Islam di Pinggiran Melbourne

Sekitar 200 orang melakukan aksi demonstrasi di Melton, pinggiran Kota Melbourne, Australia, menentang apa yang mereka sebut penyebaran Islam di daerah itu, Minggu (28/8/2016).

Kelompok bernama True Blue Crew yang anti imigrasi menggelar aksi demo di Hannah Watts Park Melton, sekitar 35 km dari pusat kota Melbourne.

Para demonstran membawa bendera dan sejumlah orang tampil berpidato menyerukan keinginan mereka menghentikan penyebaran Islam di daerah itu dan di seluruh Australia.

Kelompok ini berarak menuju kantor Melton City Council, untuk melanjutkan aksi protes mereka. Sekitar 30 polisi tampak berjaga-jaga.

Sekitar 10 anggota True Blue Crew memisahkan diri dari arak-arakan itu dan tampak berlari ke parkiran mobil dan langsung menantang kelompok anti Islam lainnya.

Kedua kelompok ini saling berteriak satu sama lain, mengumpat, dan mengacam, namun konfrontasi itu berakhir setelah sekitar 20 menit.

demo satu.jpg
Sebagian demonstran mengenakan bendera Australia menutupi wajahnya. (Foto: ABC News/Patrick Rocca)

‘Bukan Begitu Caranya Negara Ini Bekerja Bersama’

Pemimpin Oposisi Australia Bill Shorten menyebut aksi demo itu memecah belah dan tidak perlu.

“Australia merupakan negara yang beragam. Saya tidak percaya dengan penghasutan kebecian dan ketakutan agama. Bukan begitu caranya negara ini bekerja bersama,” katanya.

Tercatat sejumlah bentrok antara kelompok kanan dan kiri tahun ini, termasuk saat terjadi demo di daerah Coburg dan di pusat Kota Melbourne.

Phillip Galea yang terkait dengan True Blue Crew, telah dijadikan tersangka dengan tuduhan pasal terkait terorisme dalam penggerebekan yang dilakukan Tim Gabungan Counter-Terrorism negara bagian Victoria di Melbourne, Bacchus Marsh dan Central Victoria.

ABC telah menghubungi pihak Melton City Council untuk dmintai komentar terkait aksi demo.

deo dua.jpg
Kelompok bernama True Blue Crew menentang Islam, imigrasi dan pencari suaka. (Foto: ABC News/Patrick Rocca)

Diterbitkan Pukul 15:00 AEST 29 Agustus 2016 oleh Farid M. Ibrahim. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.