ABC

China Larang Impor Batubara Dari Australia

Produsen batubara Australia menghadapi pukulan keras baru menyusul keputusan otoritas China yang melarang impor komoditas batubara yang tidak terbatas menyusul pemberlakukan rezim kuota impor baru yang ketat.

Kantor berita Reuters melaporkan otoritas bea cukai yang berbasis di pelabuhan kunci di bagian utara China, Dalian telah menghentikan impor batubara Australia dan berencana menetapkan kebijakan pembatasan impor melalui pelabuhan mereka sebesar 12 juta ton per tahun.

Langkah ini tampak politis, mengingat hanya batubara Australia saja yang menjadi target dari kebijakan tersebut.

Kantor berita Reuters mengatakan impor batubara dari Rusia dan Indonesia tidak terpengaruh peraturan baru ini.

Berita larangan ini langsung membuat nilai dolar Australia jatuh di perdagangan sore hari.

Pada pukul 6:00 sore (AEST) nilai tukar mata uang dollar Australia jatuh hingga 71 sen AS, setelah sempat bergerak naik pada level 72 sen AS setelah data kinerja lebih kuat dari yang diperkirakan pada hari sebelumnya.

Otoritas bea cukai Dalian mengawasi impor melalui lima pelabuhan – Dalian, Bayuquan, Panjin, Dandong dan Beiliang – pelabuhan utama bagi produksi baja industri berat di utara China.

Berpotensi meluas ke batubara jenis lain

Saat ini, larangan impor ini masih berpusat pada batubara jenis kokas yang digunakan dalam pembuatan baja, tetapi dikhawatirkan akan meluas ke pelabuhan lain dan terhadap batubara termal yang digunakan dalam pembangkit listrik.

Sebelum pemberlakukan larangan impor ini diumumkan, sejumlah eksportir batubara Australia mengaku telah mengalami pelambatan yang signifikan dalam proses memindahkan batubara melalui pelabuhan-pelabuhan Dalian, dengan waktu rata-rata untuk memproses muatan melambat drastis dari 25 hari menjadi 40 hari sejak awal tahun.

Salah satu sumber di industri batubara mengatakan penundaan serupa sekarang terjadi di pelabuhan China lainnya yang menangani batubara kokas dan termal.

Batubara saat ini menjadi komoditas ekspor Australia yang paling bernilai yang menghasilkan pendapatan $ 64 miliar, dan China mengonsumsi sekitar seperempat dari total pengiriman.

Analis komoditas CBA, Vivek Dhar, mengatakan larangan seperti itu hanya berdampak pada sebagian kecil dari ekspor batubara Australia, tetapi Dhar mengungkapkan kekhawatirannya aksi pelarangan impor ini akan menyebar dengan cepat.

“Ini telah menguatkan ketakutan bahwa sesuatu sedang terjadi, bahwa China menargetkan batubara Australia,” kata Dhar.

Menteri Perdagangan meminta klarifikasi

Sementara itu Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan dirinya telah memerintahkan duta besar Australia di Beijing untuk meminta klarifikasi tentang laporan Reuters ini.

Dia mengatakan akan bekerja sama dengan industri batubara dalam hal akses pasar.

“China adalah mitra yang bernilai bagi Australia dan kami percaya bahwa komitmen perjanjian perdagangan bebas kami satu sama lain akan terus dihormati,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Australia adalah, dan akan terus menjadi, pemasok sumber daya yang dapat diandalkan di seluruh dunia. Ekspor batubara Australia ke China pada kuartal keempat 2018 lebih tinggi dalam volume dan nilai dibandingkan periode yang sama pada 2017.”

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.