ABC

Bagaimana Urutan Kelahiran Mempengaruhi Kepribadian Kita

Apakah anda anak sulung, anak tengah atau bungsu di keluarga anda? Apakah anda orang yang berprestasi tinggi, juru damai atau penggembira?

Menurut pakar, ternyata posisi Anda di dalam keluarga dapat mempengaruhi kepribadian dan perilaku anda serta pandangan terhadap dunia.

Beberapa peneliti dan psikolog menganggap urutan kelahiran menjadi salah satu sumber pengaruh yang paling kuat terhadap kepribadian seseorang, bersama dengan genetika, jenis kelamin, temperamen dan gaya pengasuhan.

Anak pertama: berprestasi tinggi

Anak sulung cenderung menjadi sosok yang berprestasi tinggi dan pemimpin yang bisa menguasai dan suka memerintah serta cenderung bertanggung jawab.

Mereka mencari persetujuan, biasanya perfeksionis, dan cenderung memiliki lebih banyak kesamaan dengan anak sulung yang lain dibandingkan dengan saudara mereka sendiri.

Anak sulung cenderung:
• Berprestasi tinggi
• Perfeksionis
• Bertanggung jawab
• Orang yang menetapkan tujuan (Goal-setter)
• Bertekad kuat
• Penjaga Aturan
• Teliti

Anak kedua dan anak tengah: juru damai

Anak-anak kedua dan tengah lebih cenderung menjadi pendamai didalam keluarga. Mereka biasanya bagus dalam bernegosiasi dan lebih bersedia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.]

Mereka mencari perhatian dan sering kali memiliki lebih banyak teman ketimbang anak sulung untuk mengimbangi kurangnya perhatian dari keluarga.

Anak kedua atau anak tengah cenderung menjadi :
• Pendamai
• Diplomatis
• Luwes atau fleksibel
• Berjiwa bebas
• Baik hati
• Senang bersaing

Anak bungsu: si ramah yang memikat

Anak bungsu cenderung merupakan orang yang lebih ramah dan menawan untuk memiliki pesona untuk mendapatkan perhatian, belum lagi mereka juga memiliki sifat kemandirian yang lebih besar.

Mereka cenderung memiliki lebih banyak kebebasan dan kemudian lebih mungkin untuk mencoba hal-hal baru dan melakukan apa yang mereka ingin lakukan.

Anak bungsu cenderung menjadi:
• Menawan
• Pengambill resiko
• Ramah
• Gigih
• Memiliki banyak ide
• Kreatif
• Pemberontak

“Urutan kelahiran mendasari perbedaan antar anak di dalam keluarga,” kata pakar pengasuhan dan pengarang buku Michael Grose.

“Kebanyakan orang tua kadang-kadang putus asa memikirkan mengapa anak pertama dan anak kedua mereka sangat berbeda,” tambah dia.
“Mereka bisa saja memiliki jenis kelamin yang sama, kelahiran mereka hanya terpaut dua tahun, memiliki tingkat pendidikan dan pengalaman yang sama, namun tetap saja mereka bisa sangat berbeda ibarat kapur dan keju,” jelasnya. “Di sanalah urutan kelahiran berperan.”

Menyerap peran dalam keluarga

Kakak adik
Pengetahuan mengenai urutan kelahiran dapat membantu kalangan orang tua memahami lebih baik mengapa anak-anak mereka bertingkah laku seperti diri mereka sendiri.

Flickr: clappstar

Grose mengatakan tidak ada dua anak yang menyerap peran yang persis sama dalam sebuah keluarga.

“Inilah yang dimaksud dengan gagasan menyerap peran itu – kita semua menyerap peran dalam suatu kelompok, dan tentu saja kelompok pertama yang kita berada didalamnya adalah keluarga kita sendiri,” kata Grose.

“Jadi anak-anak menyerap peran dan gaya kepribadian yang berbeda dan karena proses itu berlangsung ketika kita masih sangat muda – pada saat kita masih membentuk semua kebiasaan, karakteristik dan kepribadian kita – maka penyerapan peran ini cenderung akan terus melekat dalam diri kita.”

Setiap anak dalam keluarga yang sama juga menjadi subjek dari pengasuhan yang berbeda.

“Orang tua akan membesarkan anak sulungnya cukup berbeda dibandingkan dengan anak-anaknya yang lahir belakangan, perbedaan itu pada umumnya itu berkaitan dengan pusat perhatian dan juga pengalaman,” kata Grose.

“Begitu juga ketika anda terlahir sebagai anak sulung, untuk sesaat hanya ada anda seorang diri; tapi jika anda terlahir sebagai anak bungsu dari 4 anak, maka anda akan dikelilingi oleh suatu kelompok dan harapan terhadap anda juga berbeda.”

Jenis kelamin dan perbedaan usia juga ikut memainkan bagian terkait dengan pengaruh-pengaruh dari urutan kelahiran.

“Ketika anda memiliki tautan usia [antar anak] 5 sampai 6 tahun, maka keluarga anda dimulai dari awal lagi,” kata Grose.

Urutan kelahiran dan gaya pengasuhan

Grose mengatakan urutan kelahiran anda dan urutan kelahiran pasangan juga bisa mempengaruhi bagaimana anda melakukan pengasuhan.

“Ketika dua orang anak sulung menikahi satu sama lain, mereka akan menjadi keluarga yang teratur,” kata Grose bercanda.

“Ketika dua orang anak bungsu menikah, sudah untung jika sampah di rumah itu dikeluarkan, keluarga mereka akan menjadi semacam tempat untuk bersantai-santai,” jelasnya.

Grose mengatakan pengetahuan mengenai urutan kelahiran dapat membantu orang tua memahami lebih baik, faktor pengendali dibalik anak-anak mereka, dan mengapa mereka sendiri melakukan pengasuhan dengan cara yang mereka terapkan.

“Hal ini seharusnya menjadi pertimbangan ketika mencari cara-cara untuk membesarkan anak yang bahagia dan berhasil dengan baik,” katanya.

Tips membesarkan anak sesuai urutan kelahiran

Grose merekomendasikan menerapkan pengetahuan urutan kelahiran ini ‘dengan campuran’ ketika membesarkan anak-anak anda.

Dia menyarankan orang tua melepaskan tekanan pada anak pertama dan anak tunggal. Anak sulung cenderung membebani dirinya sendiri.

Bantulah anak-anak kedua dan anak tengah merasa istimewa, dan luangkan waktu berduaan dengan mereka.

Sisakan sebagian tanggung jawab untuk anak bungsu dan pastikan mereka membuat keputusan sendiri dan berbicara untuk dirinya sendiri.

‘Bossy’, anak sulung yang suka keteraturan

Evie Cuthbertson merupakan anak sulung dari 3 bersaudara dan dia mengaku dia senang menjadi anak sulung di keluarganya.

“Sepertinya saya memang suka memerintah,” katanya. “Saya memiliki kecenderungan untuk mengambil alih tanggung jawab; seperti mengatur berbagai hal.”

Jadi bukan hal aneh lagi jika Cuthbertson bekerja sebagai konsultan management.

Ketidaktampakan anak tengah

Jenny Blake merupakan satu dari lima anak dan sekarang menjadi ibu dari 5 anak, dan juga dua anak tirinya.

Dia mengaku sebagai anak tengah, dia belajar untuk ‘berdebat dan berjuang dalam segala hal’.

“Saya bisa berkomunikasi dengan baik, dan saya negosiator yang baik karena saya harus bernegosiasi dengan saudara yang lebih tua maupun dengan saudara yang lebih muda dari saya,” ungkapnya.

Jenny Blake dengan kelima anak-anaknya di tahun 1992
Jenny Blake dengan kelima anak-anaknya di tahun 1992.

Supplied: Jenny Blake

Blake mengatakan ketika itu dia merasa sangat tidak terlihat.

“Ada banyak perhatian diberikan kepada anak yang tertua dan anak yang paling muda,” katanya.

“Saya menerawang ke masa lalu dan berpikir kondisinya ternyata tidak terlalu buruk, saya bisa menghilang dan melakukan sendiri hal-hal yang ingin saya lakukan tanpa ada orang yang memperhatikan.”

“Begitu seringnya [saya tidak diperhatikan] sampai saya pernah ditinggal sendirian di rumah. Ketika suatu hari mereka berkemas dengan mobil dan pergi beramai-ramai seperti yang mereka lakukan setiap hari minggu, saya keluar dari toilet dan mendapati tidak ada seorang pun di rumah.”

Blake, yang bekerja di bidang komunikasi, mengaku menyadari skenario yang sama pada anak-anaknya sendiri.

“Anak tengah saya juga sangat baik kemampuan bahasanya dan berusaha mengutarakan apa yang perlu dikatakan,” katanya.

Anak bungsu dan warisan barang bekas

Anak-anak yang lebih tua biasanya mendapatkan baju baru, sepeda baru dan mainan baru, sementara anak bungsu menerima banyak warisan barang-barang bekas saudaranya.

“Saya ingat, baru ketika saya berusia 14 tahun, saya mendapat sepasang celana sekolah baru,’ kata CEO Menslink ACT yang juga anak bungsu, Martin Fisk.

“Memiliki kakak laki-laki tertua yang terpaut 11 tahun lebih tua, maka saya mengenakan celana-celana tahun 1960-an,” jelasya. “Semua pakaian itu bau kapur barus dan saya sering cemas menghadapi perubahan musim.”
Diterjemahkan pukul 21:00 wib, 26/10/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.