ABC

Asosiasi Pramugari Desak American Airlines Larang Terbang Boeing 737 MAX 8

Asosiasi Pramugari Profesional AS (APFA) mendesak maskapai American Airlines untuk mengikuti tindakan lebih dari 40 negara di seluruh dunia untuk tidak menerbangkan pesawat Boeing 737 MAX 8.

Puluhan negara, termasuk Australia, telah merilis perintah menangguhkan sementara operasi pesawat Boeing 737 MAX 800 menyusul peristiwa jatuhnya pesawat yang menewaskan 157 orang di Ethiopia pada akhir pekan lalu.

Aksi ini merupakan bentuk respon atas meningkatnya kekhawatiran isu keselamatan yang pertama kali muncul pada Oktober ketika penerbangan Lion Air jatuh di Perairan Tanjung Karawang dan menewaskan 189.

Sementara Otoritas Keamanan Penerbangan Sipil Australia memilih “melakukan penangguhan sementara pihaknya menunggu lebih banyak informasi untuk meninjau risiko keselamatan dari pesawat 737 MAX 8”, AS sejauh ini masih mempertahankan sikapnya untuk tidak ‘menangguhkan menerbangkan pesawat itu, dimana Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan “belum disediakan” data untuk menarik kesimpulan apa pun “.

Boeing 737 MAX di pabriknya di Seattle
Seri 737 merupakan pesawat pabrikan Boeing yang paling laris.

Flickr: Paul Thompson

Sikap FAA ini telah memicu Asosiasi Pramugari Profesional Federal (APFA) AS bertindak dan mendesak Doug Parker – Direktur Eksekutif American Airlines, bos dari lebih dari 26.000 pramugari yang tergabung dalam APFA – untuk membuat keputusan yang tidak akan lakukan FAA.

“Pramugari kami sangat prihatin dengan kecelakaan yang menimpa pesawat ET 302 milik maskapai Ethiopian Airlines baru-baru ini, yang telah memicu kekhawatiran atas adanya isu keamanan pada 737 MAX 8,” demikian bunyi pernyataan APFA.

“Banyak perusahaan penerbangan global yang disegani telah memutuskan tidak menerbangkan pesawat mereka. Kami meminta CEO kami Doug Parker untuk mempertimbangkan dengan kuat tidak menerbangkan pesawat ini hingga penyelidikan menyeluruh dapat dilakukan.

“Meskipun kami tidak dapat menarik kesimpulan prematur, penting untuk bekerja dengan pabrikan, regulator, dan maskapai penerbangan untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekhawatiran keselamatan kami yang sangat penting.

"Keamanan kru dan penumpang kami adalah yang terpenting. Pramugari kami tidak akan dipaksa untuk terbang jika mereka merasa tidak aman."

Belum jelas kemana kotak hitam akan dikirim

gambaran bagaimana data penerbangan akan diambil dari pesawat Ethiopia Airlines
Kotak hitam dari pesawat Ethiopia Airline akan dikirim ke luar negeri.

Reuters

Seorang juru bicara Ethiopian Airlines mengkonfirmasi kotak hitam dari penerbangan yang jatuh itu akan dikirim ke luar negeri untuk dianalisis, tetapi belum ada negara yang dipilih untuk menerima kotak hitam itu.

Asrat Begashaw mengatakan maskapai ini memiliki “sejumlah opsi” untuk [kemana menyerahkan,red] data dan rekaman suara saat-saat terakhir penerbangan ET 302.

“Apa yang bisa kami katakan adalah kami tidak memiliki kemampuan untuk menyelidikinya di sini di Ethiopia,” katanya.

Para penyelidik sedang memeriksa keandalan pesawat 737 MAX 8, dan telah menemukan laporan sejumlah pilot dari tahun lalu dimana pesawat yang tiba-tiba mengarah ke bawah sampai mode autopilot dimatikan.

Dalam satu laporan, seorang kapten maskapai mengatakan bahwa segera setelah menempatkan pesawat pada mode autopilot, co-pilot mengetahui peringatan “Descending/ketinggian pesawat berkurang “, yang diikuti oleh peringatan audio di ruang kokpit, “Don’t sink, don’t sink!”

Pada penerbangan lain, co-pilot mengatakan bahwa beberapa detik setelah mengaktifkan mode autopilot, hidung pesawatnya mengarah ke bawah dan pesawat mulai turun pada ketinggian 1.200 hingga 1.500 kaki (365 hingga 457 meter) per menit.

Semalam, Presiden AS Donald Trump mengatakan pesawat modern “terlalu rumit untuk diterbangkan”, dan sebuah sumber Reuters mengklaim bahwa Trump telah berbicara kepada kepala eksekutif Boeing Dennis Muilenburg setelah komentarnya.

ABC/wires

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.