ABC

Aniaya Pria Gay di Toilet Umum, 2 Warga Perth Dipenjarakan Seumur Hidup

Dua pria asal Perth telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dengan masa hukuman minimal 21 tahun, karena menganiaya-hingga tewas- seorang pria homoseksual di toilet umum sebuah taman, di kota itu.

Mark Taylor dan Daniel Wade Jones dinyatakan bersalah karena membunuh Warren Batchelor, 48 tahun, di taman ‘Middle Swan’ pada November 2013.

Dalam persidangan terungkap, Mark dan Daniel, yang bersama empat anaknya, berkemah di taman itu dan tiba-tiba marah karena taman itu digunakan oleh pasangan gay untuk berhubungan seksual.

Warren Batchelor terbunuh dalam karena sebuah serangan di taman. (Foto: starobserver.com.au)
Warren Batchelor terbunuh dalam karena sebuah serangan di taman. (Foto: starobserver.com.au)

Warren baru saja berhubungan seksual dengan pria lain di toilet yang rusak, ketika Mark dan Daniel marah dan lantas memukulnya.

Mark mengancam Warren dan pasangannya dengan pisau dan memukul serta menendang Warren, sementara Daniel memukuli Warren dengan tiang.

Pasangan Warren berhasil melarikan diri.

Warren akhirnya meninggal di rumah sakit dua hari kemudian.

Motif penganiayaan karena prasangka dan kebencian

Jaksa telah menduga penganiayaan itu adalah serangan main hakim sendiri untuk membersihkan wilayah tersebut dari laki-laki gay, tapi Hakim Agung Lindy Jenkins mengatakan, ia tidak akan pergi sejauh itu dan mengatakan bahwa kedua warga itu adalah pembunuh berencana.

"Saya tak menerima itu, tapi saya tetap tidak ragu Anda ingin perilaku itu berhenti … dan memperingatkan orang lain untuk pergi dari taman. Anda termotivasi oleh prasangka dan kebencian," utaranya.

Hakim Lindy mengatakan, Warren tak melakukan apa-apa yang memprovokasi Mark dan Daniel, yang menyerang seorang pria ‘tak bersenjata dan tak mengancam’.

Ia mengatakan, sementara Mark mungkin memiliki kekhawatiran tentang anak-anaknya yang terpapar aktivitas seksual dan perilaku asusila lainnya, tindakannya ‘jauh melampaui apa yang mungkin diharapkan dari seorang ayah’.

Hakim Lindy mengatakan, dua pria itu seharusnya melaporkan apa yang terjadi kepada polisi atau pihak berwenang, atau meminta mereka yang melakukan tindakan asusila itu untuk berhenti.

"Perilaku seksual di tempat umum bukanlah provokasi terhadap serangan apapun," katanya.

Ia juga mengatakan, kedua pria menunjukkan ketidakpedulian apakah Warren masih hidup atau mati dan tidak berusaha untuk memberinya pertolongan medis.

Kedua pria itu membantah telah melukai Mr Warren tapi juri Mahkamah Agung menyatakan mereka bersalah.

Dengan masa tahanan yang sudah dijalani, dua pria itu baru bisa dibebaskan pada tahun 2034.

Setelah vonis dijatuhkan, keluarga Warren Batchelor mengeluarkan pernyataan singkat.

"Mengetahui sosok Warren kita yang tercinta, ia akan mengampuni keduanya. Sementara kami berdoa agar mereka direhabilitasi, dan jika ada kesempatan, dikembalikan ke masyarakat sebagai orang yang lebih baik, kami tetap kehilangan selama sisa hidup kami,” tulis pernyataan tersebut.