WE DANCE – INDONESIA DANCE COMPANY

INDONESIA DANCE COMPANY
present
“WE DANCE”
Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian No.1, Jakarta
Sabtu, 1 Oktober 2016

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali budaya, termasuk salah satunya adalah Tarian. Dalam perkembangannya, dunia tari di Indonesia kian pesat dengan adanya berbagai macam event tari, hingga institusi yang mewadahi para seniman tari. Salah satu pencetusnya adalah Marlupi Sijangga, seorang pendiri akademi tari terbesar dan tertua di Indonesia (Marlupi Dance Academy).

Marlupi Sijangga merupakan salah satau penari Ballet di Indonesia yang memulai belajar ballet di sekolah ballet “Tegal Sari” pada tahun 1952, dengan Mrs. Zahller dari Belanda. Beberapa penghargaan yang pernah di terima Marlupi atas karya dan kerja kerasnya di bidang seni tari balet adalah Best Executif Award dari Singapura (1982), Adhi Karya Award (1993), dan Penghargaan Karier dan Prestasi Pria wanita (1996).

Pada tahun 1956, Marlupi Sijangga membuka sekolah ballet sendiri di Bon Becak Bungurun dengan nama “Marry”. Di tahun 1970, sesuai nasehat dari kepala Bidang Kesenian dan Kebudayan (Moelyono Suryopranomo), sekolah ballet Marry berubah nama menjadi “Marlupi Dance Academy” (MDA) dan bertempat di Trimurti dan Simulawang. Hasil kerja kerasnya selama 59 tahun telah menghasilkan banyak penari dan pengajar dengan standar Internasional. Dan beberapa prestasi serta kejuaraan yang pernah diraih MDA diantaranya;

o Juara I The South Pacific Junior Jazz & Ballet Competition Sydney, Australia pada Oktober 1990
o Peringkat 7 The Modern Dance World Championship di Zurich, Switzerland pada Desember 1990
o Juara I & II Ballet and Jazz Dance Competition di Tremaine Dance Competition, New York City, I Love Dance Competition di San Jose, California dan Dance Caravan Competition di Los Angeles pada Juli 1993 & memperoleh beasiswa untuk mengikuti “Summer Scool” di USA4. Juara I Duo Ballet & Jazz Dance di Tremaine Dance Competition, Orlando, Florida dan juga di Dance Caravan Competition, Los Angeles pada Juli 1994.
o Agustus 1995 mengikuti Jazz Dance World Congress di Nagoya, Jepang dan memperoleh penghargaan “Choreography Award”
o Juli 1996 : 7 orang penari MDA memperoleh Juara I Ballet & Jazz Dance Caravan Los Angeles dan Juara I Ballet & Jazz Dance di Tremaine New York.
o Memperoleh penghargaan (berpenampilan terbaik) The Best Performance dan sekaligus memperoleh penghargaan beasiswa untuk mengikuti “Summer School” USA
o Januari 1999 : 12 penari senior, 4 penari junior & 4 penari anak – anak mengikuti kejuaraan tari di Australian Dance Championship dan memperoleh penghargaan untuk kategori “Ballet, Jazz, Contemporer, serta Broadway” dan salah satu penari memperoleh penghargaan “Dance of The Year”.
o Juli 1999 mengikuti I Love Dance Competition Las Vegas, Claresta Alim (Murid MDA) mendapat juara 1 tari Ballet dan Jazz.
o Juli 2001 mengikuti Dance Caravan Competition di Los Angeles dan Tremaine di New York, berhasil memperoleh penghargaan “Best Costume Award” serta juara 1 Ballet dan juara 2 Jazz Duo.
o Desember 2001, murid MDA Yanti Marduli sebagai orang pertama yang menjadi duta bangsa Indonesia untuk mengikuti kejuaraan ballet tingkat dunia “GENEE AWARD” yang di adakan oleh Royal Academy of Dance- London di Australia.
o Februari 2003 Yanti Marduli memperoleh “Solo Seal Award” dari Royal Academy of Dance dan di terima menjadi penari Ballet professional di Manila Ballet, Filipina.
o November 2006, Shintya Kumalasari berhasil memperoleh Solo Seal Award.
o November 2007, Lianawati Alamsjah berhasil memperoleh Solo Seal Award.
o Agustus 2008, Claresta Alim dan Irene Aryanto akan mewakili Indonesia dalam kejuaraan Ballet International “ADELENE GENEE AWARD” di Toronto, Canada. Pada waktu yang bersamaan pula Irene Aryanto memperoleh Solo Seal Award dan Claresta memperoleh Scholarship Award dari Joffrey Ballet School-New York.
o Tahun 2008, Michael Halim sebagai penari pria pertama yang mewakili Indonesia mengikuti pertandingan Ballet tingkat International yaitu : “Phylllis Bedells Ballet Competition” di London-UK
o Tahun 2009, Michael Halim dan Maria Linsy berpartisipasi dalam “Genee Award Ballet Competition” di Singapore.
o Tahun 2010, Nadia Muljono mewakili Marlupi Dance Academy sebagai Duta Indonesia pada pertandingan “Genee Award Ballet Competition” di London. Murid Marlupi “Claresta Alim” di terima menjadi penari Ballet professional di Art Ballet Theater Florida, USA.
o Tahun 2011. Ludvina Theodor berhasil memperoleh full scholarship sebagai murid di Chicago Ballet School, USA.
o Tahun 2012 Marlupi Dance Academy akan mengirimkan 4 orang murid- muridnya untuk mengikuti pertandingan Ballet tingkat Internasional (Genee Award) di New Zealand, Australia.
o Tahun 2013 MDA mengikuti International Dance Festival di Lima – Peru serta Resti Oktaviani menjadi orang ke 6 yang memperoleh Solo Seal Award.
o Pada Agustus 2014 MDA memperoleh gelar ke 1 dan 2 untuk tari ballet mewakili Indonesia untuk festival Tari di Hong Kong.
o Bulan Agustus 2015 , 9 murid MDA mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan tari ballet klasik di Asia GrandPrix -Hong Kong dan Festival young dancers di Denmark .
o Bulan Maret 2016 , 2 murid MDA mengikuti kejuaraan tari ballet Phyliss Bedels bursary di London – UK.
o Bulan agustus 20 murid MDA mewakili Indonesia untuk kejuaraan tari ballet Asia Grandprix di Taiwan dan Hong Kong.
o Regita Marvella berhasil mendapatkan Genee Award Bursary sebesar 1800 poundsterling dari RAD London untuk mengikuti kejuaraan tari ballet internasional di Sydney Australia.

Langkah Marlupi Sijangga dalam perkembangan dunia tari di Indonesia diteruskan oleh para penerusnya yaitu Fifi Sijangga (Anak) dan Claresta Alim (Cucu) dengan mendirikan “Indonesia Dance Company (IDCO)” sebagai suatu wadah profesional dalam pengembangan potensi tari dan karir sebagai profesi yang menjanjikan dan memiliki banyak prospek yang baik.

Sebagai sebuah institusi Fifi Sijangga sebagai Executive Director IDCO yang juga menjadi salah satu Pengelola Marlupi Dance Academy dibantu oleh banyak profesional dibidang tari dalam menjalankan IDCO seperti Marlupi Sijangga yang menjadi Patron, Claresta Alim sebagai Founder & Artistic Director, Rita Rettasari sebagai Technical Director, Yuniki Salim sebagai Creative Director, Leonny Ariesa sebagai Managing Director, dan Jonatha Pranadjaja sebagai Ballet Mistress

“IDCO menggunakan ballet klasik sebagai fondasi dalam pelatihan karena teknik di dalam tari ballet merupakan dasar yang kuat untuk menarikan berbagai jenis tarian lainnya. Teknik tersebut sudah melingkupi kelenturan tubuh, kekuatan menggunakan otot dan garis tubuh yang indah dan benar, musikalitas, serta mengandung nilai estetika dan artistik yang tinggi” jelas Fifi Sijangga

Claresta Alim juga mengutarakan sebagai akademi yang mewadahi para seniman tari d Indonesia IDCO hadir dengan koreografer dan para penari pilihan yang memiliki dedikasi tinggi di dunia tari Indonesia dengan pencapaian dan pengalaman yang luas di bidangnya. Diantara koreografernya adalah; Claresta Alim, Jonatha Pranadjaja, Siti Soraya, dan Michael Halim. Serta penari yang tergabung dalam IDCO diantaranya; Chailiessa Purnama Yosaputra, Cindy Kwan, Dheidra Fadhillah, Irene Aryanto, Leonny Ariesa, Maria Linsy Ariani, Michael Halim, Nadia Mulyono, Regita Marvela Pangalila, Resti Oktaviani, Siko Setyanto, Siti Soraya.

Awal Oktober mendatang (1/10/2016) IDCO akan merilis event bertema “WE DANCE” yang akan diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta. Serta Showcase & Press Conference yang akan diadakan sehari sebelumnya yaitu, 30 September 2016. Dalam pertunjukan tersebut, IDCO akan menampilkan beberapa jenis tarian dengan Claresta Alim sebagai Artistic Director serta Siti Soraya Thajib, Siko Setyanto dan Claresta Alim sebagai Choreographer.

Diantara macam tarian yang akan ditampilkan diantaranya;
1. SIPATMO (tarian ballet yang terinspirasi dari cokek dan orkes gambang kromo/perpaduan antara pribumi dan non pribumi, bercerita tentang kehidupan perempuan di masa dahulu dari remaja hingga menjadi wanita dewasa, jagalah hati jangan dinodai dengan menjaga selalu sembilan lawing/lubang dalam tubuh wanita.)
Penata Tari : Claresta Alim
Penata busana : Didi Budiardjo
Penata Artistik : Felix Tjahyadi
Musik : Hendra Duo Percussion

2. PSYCOLOR (warna merupakan sebuah perwujudan akan berbedanya karakter setiap individual manusia. Tapi, perbedaan itulah yang menjadikan satu sama lain bisa saling melengkapi dalam menuju sebuah keharmonisan)
Penata Tari : Siko Setyanto
Penata Busana : Febrizal
Musik : Balkansky feat Theodossii Spassov

3. BURN IN PASSION (perpaduan neo-ballet dengan pengaruh budaya, semangat, dan gairah dari tarian tradisional flamenco spanyol)
Penata Tari : Siti Soraya
Penata Busana : Febrizal
Musik : Kuroshitsuji II – Danse Macabre by Angele Dubeau and La Pieta

4. FESTIVO (karya tari dengan gaya modern dan kontemporer dimana membawakan kemeriahan festival musim panas di jepang)
Penata Tari : Siti Soraya
Penata Busana : Febrizal
Musik : Zatoichi – Festivo

Fifi Sijangga berharap “WE DANCE” bisa menjadi sebuah karya yang baik dan diterima banyak orang sebagai sebuah awal dari terbentuk/berdirinya IDCO yang ditetapkan pada tanggal 1 Oktober 2016.

RIA HD
PR & Media Relation